Alysa masuk ke kamar Arion tanpa mengetuk pintu lebih dulu padahal sudah jelas bahwa lelaki itu benar-benar tak suka dengan kebiasaannya yang suka menyelonong tanpa ijin.
"Bisa ketuk pintu dulu?" Arion menghentikan aktifitasnya yang sedang mengotak-atik kamera.
Bukannya menyesal, seolah tak ada yang salah Alysa malah dengan santai menghampiri kakak lelakinya itu lalu ikut duduk di pinggiran kasur.
"Lo lagi ngapain?" tanyanya pada sosok yang mimik wajahnya sudah dingin menusuk.
Hening.
Tampaknya Arion sama sekali tak berniat menjawab.
"Ck." Alysa memutus kontak matanya. "Oke, gue ke sini cuma mau nanyain tugas lagi."
Alysa memperlihatkan buku catatannya yang menampilkan banyak angka beserta keragamannya, akan tetapi ... bukankah semalam Alysa yang bilang kalau lebih baik mengerjakan matematika? lalu kenapa malah kembali mengeluh?
"Simpen aja di meja," titah Arion.
Alysa menurut lalu kembali terduduk di tempat tadi.
"Kenapa masih di sini?" Arion mendelik, memperlihatkan keterusikannya.
"Nungguin lo, 'kan."
"Ngapain ditungguin?"
Alysa berdecak. "Gue minta diajarin, bukannya nyuruh lo yang ngerjain!" dengusnya.
"Kalo gitu kerjain aja sendiri!" balas Arion tak kalah galak.
Arion bangkit dari duduknya lalu membuka pintu kamarnya lebar-lebar. "Udah, 'kan? Keluar."
Bukannya mengikuti arahan, Alysa malah kembali menjatuhkan bokongnya di atas sofa lalu bersikap duduk dengan santainya.
Arion kehabisan kata-kata. Tnpa ingin bicara lebih banyak yang hanya akan membuang tenaga, maka pemilik kamar itu sendiri lah yang memilih untuk keluar dari sana.
Kedua mata Alysa tampak mengikuti arah langkah Arion yang keluar meninggalkannya. Alysa tersenyum miris. Semengganggu itu kah dirinya di mata kakaknya sendiri?
Sebenarnya ini hanya akal-akalan Alysa. Ia masih bisa mengerjakan tugasnya sendiri hanya saja ia ingin ada bahan untuk bisa dekat dengan Arion tanpa ketiduran seperti sebelumnya. Tapi ternyata ... nihil.
Flashback On
Alysa tampak bersemangat melihat sang kakak yang sedang fokus agar busur panah yang dilepaskannya itu mengenai titik tengah.
Berkali-kali gagal namun Arion tak kenal menyerah. Ia merasa harus menang agar bisa mendapatkan boneka besar itu sebagai hadiah.
"Yeaayy!!" Alysa bersorak untuk kemenangan kakaknya. Ia bangga, kakaknya hebat, Alysa sangat mengaguminya.
Tak berbeda jauh dengan Arion, ia pun merasa sangat senang karena tujuannya bermain memang hanya untuk menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYAKSA (completed)
Teen Fiction"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra "Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa 10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...