tukang paksa

5.1K 156 4
                                    

"siapa sih namanya?" tanya enal pada rendy, "nih liat sendiri," rendy memberikan ponsel nya pada enal. "oh ini kan adek kelas gue ...."

"wah, lo kenal?" mata rendy berbinar senang mendengar jika enal mengenali gadis tersebut. Enal mengangguk menjawab pertanyaan Rendy. "besok gue minta tolong ya," ucap Rendy seraya merebut kembali ponsel nya dari tangan Enal. "minta tolong apaan? Jangan yang aneh aneh deh," balas Enal lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada televisi yang menyiarkan film Spongebob, film favorit nya.

"sampaikan salam manis dari gue ke dia," Rendy berucap lalu tertawa terbahak bahak. "sumpah, lo berdua aneh deh," Arfan beranjak dari kasur, karena bosan menjadi jangkrik di antara Enal dan Rendy. "ye! Bang Arfan cemburu ya liat aku sama Enal?" tanya Rendy sambil meniru gaya bicara bencong. Melihat Rendy seperti itu mengingatkan Arfan pada saat dia bertemu bencong dengan Keila. 'kenapa tiba-tiba gue ingat Keila?' pikir Arfan.

"woi! Gue waras ogah banget gue sama lo ren!" Sentak Enal lalu memperlihatkan ekspresi mau muntah ke arah Rendy, dan Rendy membalas nya dengan memajukan bibir seolah olah ingin mencium. "uek, Rendy kondisi kan muka lo please," ucap Enal.

Arfan memutar mata nya lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil camilan, namun Arfan masih mendengar teriakan dari Rendy "abang Arfan dedek tunggu ya di sini, jangan lama lama ya bang!!"

Arfan memasang tampang jijik setelah mendengar teriakan Rendy.

PACAR CUEK

Akeila POV

Suasana di kelas masih sepi, hanya ada beberapa orang termasuk Karin, anak teladan mah datangnya subuh ya kan. Gue mendudukkan bokong di sebelah Karin yang sedang fokus memperhatikan ponsel nya. Gue mengedarkan pandangan dan tampak lah aldo sedang berjalan mau memasuki kelas. Gue hanya memperhatikan aldo. "AW!" sebuah teriakan dari teman sekelas gue yang bernama Dinda, membuat gue spontan berdiri, Aldo baru saja menyenggol bahu Dinda yang sedang menyapu karena ini jadwal Dinda piket.

"sorry, Din sini gue bantu," Aldo membantu Dinda berdiri dan entah mengapa Dinda terus menatap Aldo, gue pengin marah, rasanya gue pengin tarik Aldo menjauh dari Dinda, sekarang juga! Tapi ngga mungkin gue ngelakuin itu, Karin menarik tangan gue agar gue kembali duduk. "udah biarin aja, nanti Aldo pasti ke sini," ucap Karin menenangkan.

Dinda masih aja megang bahu aldo, ahh gue kesel "Aldo!!" teriak gue membuat Dinda menjauhkan tangan nya dari Aldo. Nah gitu kek dari tadi jangan Keterusan dong pegang nya. Aldo melempar senyuman ke Dinda lalu berjalan ke arah gue.

Kok gue kesel lihat muka aldo ya? Pasti gara gara dia sama Dinda tadi, ah malas banget gue mau ngobrol sama Aldo lagi. Okay sekarang gue harus ngambek, tapi gue harus yang kayak di sinetron itu lo, kalau ngambek ngga mau teguran eaa. Kok gue berasa alay ya? Bodo amat yang penting gue ngambek, makanya jangan suka pegang pegang cewek lain!

"Kei, ada apa? Makin cantik kamu yaa," Aldo mencubit pipi gue, masih terlihat jika Dinda sedang mengamati Aldo, ngapain sih ngeliatin Aldo mulu? Gue menatap aldo tajam, ngapain coba dia care ke Dinda. Malas banget gue mau lihat muka aldo ah, Dinda juga ngapain masih terus natap punggung aldo. "awas," gue melepas tangan aldo dari pipi gue.

"yang pacaran mah gitu ya kan, gue jadi ngga di pedulikan, apa lah daya gue yang single ini," Karin memasang tampang sok sedih, kok gue jadi pengin ketawa. "Karin kalau kamu mau kita bisa langsung nikah!" teriak zaki sambil memasang senyum bodoh nya.

"OGAH!" teriak karin, gue tertawa terbahak bahak, "kei," panggil aldo, gue seketika menghentikan tawa dan menoleh ke Aldo dengan ekspresi datar. "cemburu ya?" tanya Aldo membuat gue memasang tampang marah, kok aldo tau gue jealous? "ngga gue ngga cemburu tuh," Ucap gue pake logat lo-gue.

"kalo gitu ngga masalah kalau Aku jadian sama Dinda?" gue membulat kan mata mendengar ucapan Aldo, gue berdiri dan melihat ekspresi kaget dari Dinda karena mendengar ucapan Aldo. "apaan si lo! just do whatever you want!" bentak gue kesal lalu berjalan keluar kelas, karin ngikutin gue pergi, dan Aldo ngapain? I don't know and I don't care with him.

PACAR CUEK

Waktu istirahat tiba, gue dan Karin segera menuju kantin, Yumi tidak masuk sekolah hari ini, karena ada urusan katanya. Selama di kelas, gue ngga nge-respons Aldo bicara, atau manggil gue. Gue sakit hati lihat dia berduaan sama Dinda tadi, apa lagi pas dia bilang mau pacaran sama Dinda.

"Kei, lo kayak bocah deh gue rasa, coba deh selesaikan masalah lo sama Aldo itu secara baik baik, bukan nya ngambek ngga jelas begini," ucap Karin pelan. Karin benar entah mengapa gue merasa ini bukan diri gue, gue ngga pernah cemburu kayak gini. Dalam arti kata cemburu yang berlebihan seperti ini. Apa gue keterlaluan ya sama Aldo?

"iya deh, ntar gue bicarain sama aldo, makasih Karin, lo the best deh!"

Gue dan Karin mengambil tempat duduk untuk makan, lalu memesan makanan. Gue pesan bakso sama teh es, sedangkan Karin pesan nasi goreng dan sirup. Sambil menunggu pesanan gue dan karin berbincang bincang. "kayak nya si zaki suka deh sama lo," ucap gue.

Karin mengernyit lalu memasang wajah menyeramkan, "weh, bwahahah, tadi gue bercanda kok," duh wajah Karin nyeremin kayak mau makan orang. Pesanan datang, gue makan dengan hikmat, lalu sendok yang ngga di kenal nyosor bakso gue, siapa lagi kalo bukan sendok Karin. "slompret, minta dulu kali," ucap gue dan karin hanya memberikan cengiran nya.

"bisa bicara berdua sama Akeila?" gue dan karin mendongak karena sebuah suara mengganggu acara makan hikmat kami. Dan ternyata suara itu muncul dari Arfan. Mau apa lagi dia?

Mengerti jika ada Arfan, Karin berdiri dan menatap gue sambil melotot, gue tau arti tatapan nya yang artinya 'ntar ganti nasi goreng gue yang belum abis' gue memutar mata lalu mengangguk, setelah itu Karin pergi dan Arfan duduk di depan gue. "gue mau minta maaf," ucapnya lalu menghembuskan nafas pelan.

Huh! Untung dia sadar di mana kesalahan nya, makanya lain kali jangan seenaknya maksa mau jadian terus tiba-tiba putus. Kan gaje alias ga jelas. 

"jadi hubungan ini gimana? Mau dilanjutkan atau stop?" Arfan berfikir sejenak setelah mendengar pertanyaan yang ter lontar dari mulut gue. "kalau kita lanjutkan lo ngga masalah?" gue terdiam seribu bahasa, mencoba mencerna maksud ucapan Arfan. Gue memejamkan mata, "ngga masalah," cicit gue pelan. Ingat kei demi tante rere, bukan untuk Arfan cinta lo ke Aldo bukan ke Arfan. Gue harus ingat itu.

"oke, malam ini gue ada acara sama temen gue, jadi gue ajak lo jangan nolak gue ngga menerima penolakan," ungkap Arfan datar. Gue mengernyit ini bukan ngajak namanya tapi memaksa. "dasar egois," desis gue pelan. "apa? Lo bilang apa tadi?" tanya Arfan penasaran.

Gue memasang wajah kaget, "ngga kok ngga bilang apa-apa!" jawab gue sambil geleng geleng kepala.

"ya udah gue mau ke kelas dulu, gue jemput lo jam 7 jangan lama-lama."
Gue mengangguk menanggapi ucapan yang tidak bermutu dari seorang pemaksa. Lalu dia berdiri dan melangkah pergi, emang ngga ada romantis nya tuh orang, tapi kalau dia romantis apa jadi nya ya? Uh super aneh nantik, masa mister datar jadi romantis mendingan juga tembok gue peluk.

"Kei, Aldo nyariin nih," tiba tiba Karin kembali entah dari mana dan membawa Aldo. Kenapa lagi ini? Haduh tobat gue punya dua pacar!










Hey gaes, gue update nih, semoga kalian suka ya walaupun berantakan:v
I will do the best, untuk memperbaiki semua kesalahan dalam menulis.

O iya buat yang lagi puasa semangat ya!
Jangan lupa kasih vomment nya guys, kritik dan saran juga boleh kok. Gue terima lapang dada dan lapang lapangan deh, uh garing.

Okay see you in the next chapter!

:* emmuach

PACAR CUEK [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang