Akeila POV
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, gue baru selesai mandi dan berpakaian. Dengan malas gue kembali mengambil ponsel gue yang terletak di atas kasur.
Gue menghidupkan ponsel dan menatap layar yang menunjukkan tanggal 14 tepat hari sabtu. Hari ini gue libur dan gue ngga lupa kalo lusa adalah hari ulang tahun gue.
Dengan malas, gue mengecek salah satu aplikasi untuk mengirim pesan, dan di sana sudah ada pesan dari Arfan. Namanya memang terletak paling atas karena telah gue sematkan. Tanpa pikir panjang, gue membuka pesan dari Arfan dan mengabaikan pesan lainnya yang masuk.
Arfan:
KeiArfan:
?Arfan:
Kei ...Kei:
Kenapa kak?Arfan:
Gue Otw ke rumah Om Zaky nihKei:
Om Zaky? Papa gue kak?Arfan:
Ya iya lah siapa lagiKei:
Mau ngapain kak? Kok mau ketemu papa? Ada yang penting ya?Arfan:
Ya ampun lo lama lama ngeselin ya. Gue mau ketemu lo lah, buruan siap siap sekitar 6 menit lagi gue sampe nih.Kei:
6 menit? Astaga, ya udah deh iya.Gue segera mematikan ponsel dan bergegas memilih baju di lemari, kedatangan Arfan yang mendadak membuat gue menjadi terburu buru.
Selesai mengenakan baju, gue merapikan rambut dan memoleskan sedikit makeup kemudian bergegas memakai sepatu. Setelah selesai bersiap, gue turun ke bawah. Di bawah, ah tepat nya di sofa ruang tamu, sudah ada Arfan duduk sendiri dan menatap jam yang melingkar di tangannya.
"hey kak," sapa gue saat berada di hadapan Arfan.
Melihat gue datang, Arfan segera berdiri dan menatap gue datar, "lo telat 10 menit," ucap Arfan.
Gue melenguh panjang, padahal gue udah pake kecepatan maksimal, masih aja telat. Lagian nih orang disiplin banget sama waktu. Santai dikit dong woy.
"lo dari tadi ngapain aja? Kok lama banget?" tanya Arfan saat kami berjalan menuju ke mobil nya yang terparkir di depan rumah gue. "ya siap siap lah, siapa suruh datang nya mendadak. Ngga salah gue dong. Lagian mana mungkin siap siap selesai 6 menit," balas gue dan membuat Arfan berhenti melangkah, dan secara otomatis, gue pun ikut berhenti.
"kenapa?" tanya gue saat melihat Arfan hanya diam.
Dia melihat gue sebentar kemudian beralih menatap ke depan, "coba liat ponsel lo, gue chat itu jam 6 pagi, dan lo ngga balas ya udah gue pergi aja, eh pas gue udah mau Sampai di rumah lo, baru di balas. Kan ga salah gue."
"tapi kan kak Arfan chat nya cuma manggil Kei, Kei doang. Pas gue balas, baru kak Arfan bilang mau datang ke rumah gue. Seharusnya kan kak Arfan tunggu dulu balasan dari gue, bukanya langsung pergi gitu aja," gue ngga mau jadi orang yang bersalah di sini, jelas saja memang Arfan yang salah, mana mungkin gue diam.
Arfan terdiam, hahaha dia pasti sedang menyadari kesalahannya. Gue emang jago deh kalo soal berdebat, bidang gue boleh Ipa, tapi skill gue mah Ips jhahaha.
"ya udah deh, intinya gue ngga salah," ucap Arfan setelah terdiam selama beberapa detik.
Huh! Masih saja tidak mau mengakui kesalahannya. Satu detik kemudian, Arfan melangkah pergi, sedangkan gue masih berdiri diam dan menatapnya tajam.
"lo kenapa diam? Udah telat 24 menit ini," ucap Arfan yang kini berbalik dan melihat gue.
Emang mau kemana sih? Astaga, seribet itu kah dia sama waktu? Gue mengabaikan ucapan Arfan dan hendak melangkah, namun gue merasa melupakan sesuatu. Umm apa ya? Dompet udah, lip tint udah, minyak angin udah, astaga! Ponsel gue masih di kamar!
"kak gue ambil ponsel bentar!" gue membatalkan niat gue untuk melangkah menuju Arfan dan memilih berbalik menuju kamar gue. Ponsel yang paling penting! Ngga boleh tinggal!
Dari luar rumah terdengar suara teriakan milik Arfan, "KEI KITA UDAH TELAT!!!!"
PACAR CUEK
Gue sedang berada di dalam mobil Arfan dan di sepanjang perjalanan yang gue ngga tau tujuannya ini, Arfan tetap aja diam. Gue pikir dia kesal gara gara gue telat tadi. Tapi menurut gue itu bukan salah gue sih. Kalo menurut lo gimana?
"kak kita mau kemana?" gue bertanya kepada Arfan, namun respon Arfan hanya diam dan tidak menanggapi. Dari tadi gue udah ngomong terus deh, tapi kenapa gue ngga di respon? Apa yang duduk di sebelah gue ini bukan manusia ya? Apa ini umm ... Eh apaan sih gue malah mikir hal aneh.
"kayak nya gue belum pernah lewat jalan ini deh kak, ini mau kemana sih? Kak Arfan mau buang gue ya? Atau kak Arfan mau jual gue? Hwaaaa Bunda tolong!!"
"apaan sih lo berisik," ucap Arfan yang gue lihat sih sepertinya dia sedang menahan senyuman. Dasar! Tinggal senyum aja susah.
Gue pake cara apa lagi ya supaya Arfan ngga marah lagi? Apa gue harus teriak bilang maaf? Atau gue harus lompat dari kaca mobil supaya Arfan yakin kalo gue beneran minta maaf?
Yap! Gue punya ide. Liat lah Arfan lo pasti bakalan luluh sama cara gue ini hahahahah!
"kak Arfan gue minta maaf," setelah mengucapkan kata itu gue langsung mencium pipi Arfan.
CUP
secara tiba-tiba Arfan menghentikan mobil nya. Apa gue bilang, cara ini pasti berhasil. Gue tersenyum menunggu tindakan Arfan selanjutnya, dia pasti bakalan bilang 'oke Kei gue maafin lo kok' atau dia akan bilang, 'ya udah lupain aja masalah tadi' bersiap lah Kei, Arfan sudah luluh!!
Senyuman di bibir gue pudar ketika melihat Arfan turun dari mobil. Dengan cepat, gue ikut turun dari mobil. "loh kenapa turun kak?" tanya gue yang kini berdiri di samping Arfan.
"udah sampai," jawabnya singkat padat tapi jelas.
Arfan belum berubah, sama saja. Sepertinya dia masih kesal. Ternyata semua cara gue ngga ampuh untuk Arfan. Kenapa dia tidak berhenti kesal sih. Ah Kei sepertinya kau melupakan sesuatu, sifat Arfan memang begini, cuek tidak peduli dengan orang lain. Seharusnya gue ingat itu meskipun kemarin kami sudah saling menyatakan perasaan, Arfan tetap lah Arfan, sifatnya tidak akan bisa berubah begitu saja.
"kita dimana? Kok sepi? Jangan jangan kak Arfan beneran mau buang gue ya?" gue melihat ke sekeliling dan tempat itu benar benar sepi, hanya ada gue dan Arfan.
Arfan mulai berjalan di tanah yang penuh rerumputan, dan gue mengikutinya. Setelah berjalan beberapa menit, Arfan berhenti di sebuah danau, gue terperangah melihat keindahan danau tersebut.
Gue tersenyum puas melihat pemandangan yang berada di hadapan gue. Ini benar benar menakjubkan. Pasti danau ini jarang di kunjungi, sehingga suasana nya masih terasa asri dan tidak ada sampah di sekitar. Ini benar benar keren.
Gue mencoba melirik Arfan yang berada di samping gue, mukanya masih datar. Sebenarnya kenapa dia bawa gue ke sini sih?
Gue masih mengamati sekeliling danau, namun tiba tiba Arfan memegang tangan gue dan membuat gue menoleh ke arah nya. Arfan seperti ingin mengatakan sesuatu, dan gue menatapnya sambil tersenyum.
"gue mau putus," ucapan Arfan membuat senyuman yang ada di bibir gue sirna.
Ini beneran?
Arfan tadi bilang putus?
Tapi ... Kenapa?Heyyyoo gue up nih. Makasih ya udah nungguin cerita ini up. Dan juga makasih yang udah vomment. Dan satu lagi nih, makasih udah masukin PACAR CUEK ke Reading List kalian.
Semoga kalian suka yaa^^ jangan lupa Vote and Comment ehehe 😁
Big hug 💙
![](https://img.wattpad.com/cover/169621192-288-k280503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR CUEK [COMPLETED✔]
Fiksi RemajaSeorang gadis SMA yang bernama Akeila Zefa dijodohkan oleh orang tua nya dengan seorang laki laki yang bernama Arfanda Pratama yang ternyata adalah kakak kelas Akeila di sekolah. Arfan di kenal sebagai orang yang paling cuek dan tidak peduli terhada...