Setelah pulang dari kafe yang berada di dekat halte sekolah, bunda dan ayah telah menunggu gue di ruang tamu untuk membahas masalah perjodohan gue dan Arfan. Ayah bertanya apa keputusan gue. Dan seperti yang diketahui, gue telah mengambil keputusan saat di kafe tadi bersama Arfan. Dan gue menjawab pertanyaan ayah kalau gue menerima perjodohan ini.
Ayah dan bunda menerima keputusan gue, dan bunda bilang gue akan bahagia jika bersama Arfan, tapi gue nggak yakin dengan ucapan bunda, masa iya si orang es kek si Arfan bisa bahagiain gue? Di sini gue lah yang menjadi korban karena perjodohan ini. Gue harus mengorban kan perasaan gue kepada Aldo. Ah! tapi tadi Arfan bilang, gue boleh dekat dengan siapa pun, jadi apa salah nya jika gue bersama Aldo? Duh, udah deh capek juga mikirin masalah ini.
Gue kemudian masuk ke dalam kamar, setelah mengganti seragam sekolah, gue mengistirahatkan tubuh diatas kasur yang empuk ini.
PACAR CUEK
"Kei ... bangun, Arfan nungguin kamu tuh di bawah," samar samar gue mendengar suara bunda sambil menggosok pipi gue lembut.
"Kei ayo bangun ... kasian Arfan nungguin kamu nya lama," gue membuka mata dan melihat bunda berdiri sambil geleng geleng kepala.
"kenapa bunda? Kei tidur kok di bangunin kei ngantuk bunda ...," gue menguap, rasa mengantuk belum hilang dari mata gue. Rasa ingin tidur benar benar memuncak.
"udah jangan tidur lagi, cepetan siap-siap Arfan nungguin kamu, kata nya kalian udah janjian," gue langsung berdiri ketika mendengar ucapan bunda, Arfan kesini? Aduh gue belum siap-siap, kan Arfan bilang mau jenguk tante Rere, aduhh gue lupa.
"ya udah Bun, Kei siap-siap dulu ya...."
Gue bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan bunda telah pergi untuk menemui Arfan.
Selesai mandi dan bersiap siap gue langsung menuju ke ruang tamu untuk menemui Arfan dan bunda. "maaf ya kak udah nunggu lama," gue tersenyum kikuk saat berada di hadapan bunda dan Arfan.
"ya udah gapapa, kamu udah siap kan?" Arfan manggil gue pakai aku - kamuan? Demi apa? Ini pasti karena ada bunda, kalau nggak ada bunda manggil nya lo - gue. Dasar monyet eh salah, dasar es.
"iya, ini udah siap." Arfan berdiri setelah mendengar ucapan gue, dan gue berpamitan dengan bunda, di ikuti oleh Arfan.
PACAR CUEK
Saat ini gue sedang berada di mobil bersama Arfan, suasana hening. Gue mencoba mencairkan suasana dengan bertanya kepada Arfan. "emm kak, kakak anak tunggal ya?" Arfan mengangguk.
Jujur saja, memanggilnya dengab sebutan kakak sungguh sedikit menggelikan.
Gue kembali bertanya, berharap Arfan akan terbawa suasana untuk mengobrol santai, namun gue tidak berharap banyak pada orang ini, "kakak udah pernah pacaran?" Arfan mengangguk kembali, Ternyata cowok sedingin dia pernah pacaran juga ya.
"kakak sayang banget ya sama tante Rere?" Arfan lagi lagi mengangguk, dari tadi
hanya itu respons dari si Arfan ini, ngga bisa jawab pakai mulut apa?"kakak mau kuliah bisnis ya?" lagi lagi arfan mengangguk, awas nih gue kerjain lo.
"kakak suka sama banci ya?" Arfan mengangguk lalu tiba-tiba menginjak rem mobil secara mendadak membuat gue kaget sekaligus menahan tawa.
"lo nanya apa barusan?" Arfan menatap gue serius. Gue menahan tawa lalu menjawab, "gue nanya kakak suka banci ya? terus kakak ngangguk berarti kakak suka banci dong, hahahaha kakak suka sama banci? hahahaha," gue tidak kuat menahan tawa melihat ekspresi Arfan yang kesal. Gue berhasil kerjain dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR CUEK [COMPLETED✔]
Fiksi RemajaSeorang gadis SMA yang bernama Akeila Zefa dijodohkan oleh orang tua nya dengan seorang laki laki yang bernama Arfanda Pratama yang ternyata adalah kakak kelas Akeila di sekolah. Arfan di kenal sebagai orang yang paling cuek dan tidak peduli terhada...