Namjoon dan Heeyeon pergi berlibur beberapa hari di puncak, meninggalkan ketiga anaknya yang sudah beranjak dewasa.
Namjoon benar-benar menikmati liburannya tanpa gangguan telepon dari kantor ataupun teriakan anak-anaknya, Namjoon terlihat santai dengan gelas berisi alkohol di tangannya, sesuatu yang sulit sekali Namjoon lakukan di rumah mengingat ketiga anaknya masih di bawah umur.
Namjoon bahkan harus menyembunyikan rapat-rapat botol winenya dari Taehyung yang ia ketahui selalu saja penasaran dengan hal yang berbau dewasa."Sayang, nikmati malam pertama kita sebagai kekasih, bukan ibu dari 3 orang remaja laki-laki yang hyper."
"Yoongi tidak akan makan malam jika tidak aku yang memaksanya."
"Astaga, Yoongi tidak akan mati hanya karena tidak makan malam untuk hari ini- ahk, sakit~"
Heeyeon menghela napas panjang setelah berhasil memukul kepala bagian belakang sang suami, Heeyeon tidak mengerti bagaimana bisa ia masih memperlakukan anak-anak seperti bayi, ia selalu saja khawatir akan sesuatu hal tentang mereka, ia bahkan merasa menyesal karena tidak memberi petuah pada Hoseok untuk terus menggunakan mantel ketika keluar mengingat si bungsu mudah sakit.
Keduanya sekarang berada di sebuah kamar villa, dengan Namjoon yang membaringkan kepalanya ke atas paha Heeyeon, sesuatu yang sulit di lakukan juga karena biasanya paha istrinya selalu menjadi rebutan anak-anak untuk di jadikan bantal ketika menonton televisi."Cobalah untuk menikmati waktumu sendiri, mereka sudah dewasa," ucap Namjoon sembari bangun dari acara malas-malasannya yang akan berlangsung sekitar satu minggu.
"Aku sudah mencobanya, tapi tetap saja aku tidak bisa," gumam Heeyeon dengan wajah sedihnya. "Coba bayangkan jika Yoongi suatu hari nanti tiba-tiba datang ke rumah dengan calon istrinya."
"Memang kenapa?" tanya Namjoon tertawa kecil. "Dia tak akan selamanya jadi bayimu, sayang."
Heeyeon lalu memeluk Namjoon, memaksa sang suami untuk berbaring agar ia bisa menidurkan tubuh kurusnya di atas dada Namjoon.
Helaan napas kembali keluar dari mulut kecilnya, sembari mencari posisi yang nyaman Heeyeon kembali mengatakan jika ia tak bisa melepaskan anak-anak untuk menjadi dewasa sepenuhnya.
Heeyeon sudah merasa sangat di acuhkan ketika Yoongi begitu mencintai hobinya, coba bayangkan jika Yoongi sudah berumah tangga, Heeyeon mungkin akan patah hati."Ayo kita beli rumah besar yang memiliki banyak kamarnya."
"Untuk apa?"
"Jadi jika Yoongi ataupun Taehyung menikah, mereka tak perlu keluar dari rumah, kan? Para istrinya yang harus tinggal di rumah kita."
"Sayang, ketika mereka sudah menjadi dewasa, bahkan sudah menentukan pilihan hatinya, kita sebagai orangtua tidak berhak lagi atas mereka, atas Yoongi, Taehyung ataupun Hoseok.
Mereka menjadi kepala rumah tangga, bukan bayi yang harus kau atur mereka lagi."Namjoon mengusap dengan sayang kepala Heeyeon, walaupun Heeyeon terlihat sangat dewasa dalam mengurus anak-anak tapi jika sudah berdua seperti ini Namjoon merasa memiliki anak perempuan yang harus ia manja.
Heeyeon kenyataannya hanya gadis yang berumur 5 tahun lebih muda dari dia, di mana ketika ia nikahi masihlah seorang gadis yang mau di ajak menikah karena ia tampan.
Lalu, sikapnya berubah sangat drastis setelah bertemu Yoongi kecil dan Taehyung kecil, aura keibuannya benar-benar keluar, menjadi dewasa tiba-tiba."Aku takut mereka akan mengunjungi kita dalam waktu-waktu tertentu saja jika kita pisah rumah nanti," gumam Heeyeon. "Masih bagus jika mereka datang 2 minggu sekali, coba jika mereka datang ke rumah hanya di hari natal saja? Setahun sekali? Itu kan menyedihkan."
"Tidak mungkin, kau kan sudah buat mereka menempel padamu seperti perangko, pergi sebentar saja mereka sudah mencarimu kesana kemari."
"Tapi nantikan beda situasi, mereka punya istri yang akan menemani mereka."