Hoseok di tinggal sendiri di ruang tengah, dengan kedua kakinya memakai sepatu kerja milik sang daddy.
Tubuh gempalnya hanya tertutupi oleh pempers yang sepertinya sudah hampir penuh.
Dengan langkah pelan, Hoseok berjalan kesana kemari, dia akan duduk kemudian memasukan kembali sepatu sang daddy ke kaki mungilnya ketika terlepas.
Bisa di bilang, Hoseok memang terlihat lebih anteng bermain sendiri daripada bersama kedua kakaknya.
Jika dengan mereka, Hoseok selalu terkesan sangat manja dan egois, selalu saja tidak mau berbagi makanan dan mainan."Hobi pakai sepatu daddy, manisnya," puji Heeyeon sembari berjalan cepat ke dapur untuk menyimpan cuciannya.
"Mommy ~" panggil Hoseok berbalik badan.
Bruk
Hoseok terjatuh, dengan dengkul lebih dulu mencium lantai.
Tapi, dia tak menangis, justru bangkit lagi sembari melepaskan sepatu daddynya. Sekarang si bungsu lebih tertarik pada pena dan kertas di atas meja, milik Namjoon yang belum sempat di bereskan sisa semalam lembur di rumah.
Hoseok kemudian mencoba mencoret meja kaca tersebut, heran karena tidak menghasilkan gurat-gurat hitam yang biasanya ia temukan ketika mencoret-coret kertas, Hoseok kemudian memilih mencoret-coret tangannya.
Hoseok terlihat senang, melihat garis-garis tak beraturan di tangannya, lalu ia lanjutkan mencoret kakinya, paha, bahkan sampai perut dan dada."Hobi, sedang apa?"
Yoongi yang baru saja mandi kemudian bergabung dengan Hoseok, melihat sang adik yang kini terlihat kotor oleh pena membuatnya tertawa kecil.
Yoongi lalu menyimpan biskuitnya, kemudian mengambil pena dari tangan Hoseok."Kemarikan tanganmu," ujar Yoongi kemudian menarik tangan Hoseok yang masih bersih dari pena.
"Hooobaaarii," ucap Yoongi sembari menuliskan nama panggilan Hoseok di sana, terlihat berantakan khas tulisan anak kecil.
"Kuda!" teriak Hoseok semangat, ia mengulurkan satu lagi tangannya, meminta sang kakak menggambar kuda di sana.
"Hyungie tidak bisa gambar kuda tapi cacing," ujar Yoongi kemudian menggambar cacing panjang di lengan Hoseok, walaupun begitu Hoseok tetap terlihat senang.
Yoongi dan Hoseok kemudian saling merebutkan pena, yang tentu saja di menangkan oleh Hoseok.
Setelah pena kembali pada tangannya, Hoseok kemudian lanjut menggambar perutnya menjadi penuh coretan.
Keduanya terus cekikikan, merasa senang dengan mainan barunya."Sepatu daddy!" teriak Taehyung yang baru saja bangun, dia kemudian berlari ke ruang tengah, memasukan kedua tangannya pada sepatu Namjoon, mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Taetae lihat ini," suruh Yoongi sembari menarik pakaian Taehyung untuk mendekat.
"Taetae," sambung Yoongi menulis nama Taehyung di lengannya.
"Ini apa?" tanya Taehyung menurunkan kedua tangannya yang secara otomatis membuat sepatu Namjoon terjatuh begitu saja, dia fokus pada lengannya.
"Pensil yang susah di hapus," ucap Yoongi kemudian membalik tubuh Hoseok.
"Lihat Hobi," sambungnya kembali tertawa melihat tubuh Hoseok yang penuh dengan pena, Yoongi terlihat tak masalah dengan biskuitnya yang kini di emut oleh Hoseok.
Namjoon yang baru saja kembali dari urusan mendadaknya hanya bisa menghela napas sembari memanggil nama anak-anaknya dengan rengekan, dia tak menyangka akan di sambut oleh tubuh Hoseok yang kotor dengan pena, Taehyung yang memainkan sepatu kerja miliknya, dan Yoongi yang masih saja sibuk menggambar di punggung Hoseok.
Namjoon kemudian menyimpan roti isi yang ia beli di jalan ke atas meja, mengambil pena dari tangan Yoongi dengan lembut, jelas lebih dulu meminta tolong pada Yoongi untuk memberikan pena padanya.