"Yoongi hyung sedang apa?"
'Baru pulang sekolah, di jemput oleh Paman Jungkook.'
"Woah, senang sekali sepertinya, Taehyung dan Hoseok ikut juga?"
'Mereka di sebelahku, sedang makan buah. Ah Daddy, dua hari lagi daddy akan pulang, kan? Hoseokie ...'
Namjoon dengan seksama mendengarkan setiap celotehan si sulung di sebrang sana, kedua matanya berkaca-kaca, selalu terjadi ketika ia menghubungi anak-anaknya.
Namjoon pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan, sudah 5 hari dia di Gwangju bersama Jimin dan karyawan lainnya.
Perusahaan mereka membangun gedung di sana, dan Namjoon di tunjuk untuk bertanggung jawab dari pembangunan gedung mall tersebut sampai benar-benar bisa di pergunakan.
Namjoon tidak pernah sejauh ini meninggalkan keluarga kecilnya, paling lama ia pergi itu dua hari dan keesokan harinya ia akan libur seharian."Yoongi?" tanya Jimin yang baru saja datang ke ruangan sementara Namjoon, sang atasan hanya mengangguk dan berterimakasih dengan suara pelan atas minuman yang di bawa oleh Jimin.
"Paman Jimin di sini, mau menyapanya hyung?"
'Pamaaaan, aku tidak tahu paman juga di sana, Jisung pasti terus menangis- Hobie! kembalikan ponselnya!'
'Dadd-'
Tuuut tuuut
"Lagi? Hoseok agak nakal ya."
"Heeyeon pasti tengah sibuk di sana sampai tidak tahu jika Hoseok baru saja merebut ponsel dari tangan Yoongi."
Jimin hanya tersenyum kecil, tau betul apa yang tengah di rasakan Namjoon karena ia juga merasakannya
Kerinduan mendalam pada rumah, istri, juga anak.
Rasanaya aneh saja, Jimin dan Namjoon selalu punya tujuan selama ini ketika menunggu jam pulang kerja, rumah.
Rasanya ini seperti mereka sebelum menikah dulu, ketika di tugaskan di luar kota seperti ini biasanya keduanya menghabiskan waktu dengan minum-minum di rumah penginapan sembari membicarakan kisahnya masing-masing, Jimin dengan Jihyunnya yang suka memakai barang tiruan, dan Namjoon dengan Heeyeonnya yang sedikit agak hyper dulu."Nanti malam kita akan lembur, beberapa bagian dalam gedung harus selesai besok pagi, aku sudah menambah pekerja untuk membantu agar semuanya lebih cepat di tangani," ucap Jimin mencoba kembali fokus pada pekerjannya. "Lalu, kita kekurangan beberapa bahan, alat, oh kita juga butuh dana lebih, Seokjin hyung sudah bisa di hubungi? Kenapa sulit sekali mengakses internet di sini, haruskah kita meminta orang ahli untuk membenarkan akses internet di sini? Apakah ... ."
Namjoon dan Jimin benar-benar kembali tenggelam dalam rapat dadakan yang sering keduanya lakukan di sela sela istirahat, mereka benar-benar ingin ini semua cepat selesai dan kembali pulang ke rumah masing-masing, hingga di waktu istirahat saja mereka tetap memutar otaknya.
Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kerja Namjoon, masih dengan membahas apa saja yang mereka butuhkan sekarang, keduanya berjalan menuju lokasi pembangunan yang memang bisa di lihat dari ruangan kerja Namjoon.
Selagi Jimin sibuk berdiskusi dengan arsitek mereka, Namjoon juga sibuk dengan tugasnya.
Ia menghitung apa saja yang di butuhkan para pekerja, ia juga tak segan segan ikut membantu mereka mengangkat batu bata dan sejenisnya yang membuat kemeja biru langitnya sedikit kotor.
Namjoon memang tak pernah menggunakan posisinya dengan baik, ia sebenarnya bisa saja hanya duduk di kursinya dan mengawasi para pekerja beserta Jimin dari ruang kerja.
Hanya saja, Namjoon itu terlalu baik untuk seseorang yang sudah resmi akan menggantikan Seokjin sebagai pemilik perusahaan."Jimin-ah, aku akan pergi ke bank!"
"Ya pergilah, hati-hati lampu jalan di sini rusak semua!"
"Haruskah kita menggantinya juga?"