"Tak bisakah kau lebih cepat lagi?!" teriak seorang wanita paruh baya sedang memperhatikan putrinya yang sedang menjemur pakaian di belakang rumahnya, gadis dengan rambut digulung berantakan dan hanya poninya saja yang terlihat rapi tersebut hanya bisa menggerutu. Sungguh, salahkan saja semua pakaian yang terlalu banyak di jemur.
"Ah kenapa! Aku sedang berkerja juga, kenapa masih dimarahi?!" teriak gadis tersebut dan menggusur ember besar bekas jemuran di belakang tubuhnya.
"Kau membentak ibumu!Pergilah menikah jika tidak ingin aku recoki telingamu! Dan jangan di gusur begitu bodoh! Kau akan merusaknya!"
"Ahk! Eomma!" gadis tersebut mengusap lengan atas kirinya dengan cepat, sang ibu memukulnya dengan cukup keras. Jangan khawatir, itu memang selalu terjadi dan bahkan ketika mereka beradu mulut anaknya yang akan kalah karna ibunya selalu membawa bawa kalimat 'Maka pergilah menikah!'.
"Eomma! Kau selalu memperlakukan ku seperti anak tiri!"
"Ahn Heeyeon! Cepat kemari bantu aku membersihkan mejanya!" teriak ibunya lagi, Ahn Heeyeon hanya mampu menghela napas dan menyimpan kembali botol minuman nya kedalam kulkas.
Dia bahkan belum sempat meminumnya."Sepertinya aku memang harus menikah." gumamnya
"Ya ya ya aku akan kesana!"
.
.
.
.
.
Namjoon hari ini libur, otomatis kedua anaknya tidak ia titipkan.
Ia baru saja menyelesaikan acara mandi bersama dengan kedua anaknya, Yoongi berulang kali menghindari Namjoon yang mencoba memakaikannya baju.
Sesekali anak sulungnya itu akan berlari dengan hanya memakai celana dalamnya sambil tangannya memegang sebuah piano mainan yang di belikan ayahnya 2 hari yang lalu. Setelah berlari dari kejaran Namjoon Yoongi akan duduk bersila sambil memainkan pianonya membuat Namjoon lelah sendiri.
"Yoongi-ya, pakai baju lebih dulu."Yoongi bangun dari duduknya dan kembali berlari, sekarang dia berada tepat di belakang adiknya Taehyung yang sedang memainkan botol minyak rambut dengan badan yang masih dililit handuk.
"Hap! Kena kau, kau ingin Daddy hukum? Jadilah anak baik Yoongi Hyung." Namjoon berhasil menangkap Yoongi yang akan kembali berlari dan dengan cepat memasangkan baju kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana pendek berwarna putihnya, dan membiarkan Yoongi kembali sibuk memainkan mainannya.
"Tae tae kau mau kemana?" Namjoon menarik pelan handuk yang melilit badan Taehyung dengan pelan saat melihat Taehyung akan merangkak untuk menghampiri kakaknya, Dengan cepat tapi tanpa menyakiti anaknya Namjoon memakaikanya baju kodok, dengan sebelumnya memasangkan pempers pada Taehyung.
Taehyung berdiri dan berjalan dengan pelan menghampiri kakaknya masih dengan memegang erat botol minyak rambut, berjongkok didepan piano mainan sang kakak.
"Tidak boleh Tae." ujar sang kakak sedikit galak dan menepis tangan gemuk Taehyung, menyuruh sang adik untuk menyingkir dari mainannya.Tapi Taehyung hanyalah seorang bayi yang ingin mainan, jadi Taehyung berulang kali ikut memainkan piano sang kakak. Dan Yoongi juga berulang kali menepis tangan adiknya. Yoongi juga hanya seorang anak berumur 4 tahun yang sedang senang akan mainan baru dan jika ada yang menganggunya dia akan berubah menjadi sedikit galak, bahkan pada adiknya sendiri.
"Tae tidak boleh!" teriak Yoongi yang mulai jengah karna Taehyung tidak berhenti menganggunya, dengan sekali dorongan Taehyung yang sedang berjongkok di dorong oleh Yoongi hingga kepalanya sedikit membentur ujung meja dibelakangnya.
Namjoon yang mendengar suara tangisan Taehyung berjalan masuk dari balkon sambil mengelap ngelap kan tangannya ke baju, dia sedang menjemur pakaian.
"Kenapa kenapa? Astaga Tae kau Kenapa?" Namjoon dengan cepat memangku Taehyung membiarkan Taehyung menangis sepuasnya.Namjoon menunduk menatap Yoongi yang berjongkok di depan piano nya sambil menunduk memainkan kedua tangannya, dan jangan lupakan bibir yang menekuk kebawah.
Namjoon menghela napas masih dengan mencoba menenangkan Taehyung dengan cara mengelus ngelus pelan punggung dan kepalanya."Kim Yoongi kau dihukum, diam di sini dan jangan kemana mana." tegas Namjoon dan berjalan mengelilingi ruang tv dimana Taehyung menangis, mencoba menidurkan Taehyung dengan matanya tetap mengawasi Yoongi yang mulai terisak dengan suara pelan. Namjoon sebenarnya tidak tega, tapi Yoongi harus tetap dihukum.
.
.
.
.
.
Setelah Taehyung tidur Namjoon menidurkannya di kamar dengan bantal dan guling mengelilingnya.
Namjoon keluar dari kamar dan berjalan menghampiri Yoongi yang mematuhi perintahnya, tetap berjongkok dan menangis memainkan pianonya.Namjoon memangku Yoongi membawanya ke pojok ruangan tv dan menurunkannya disana, ia berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Yoongi, kedua matanya masih menatap tegas Yoongi yang menatapnya dengan mata berair.
"Apa yang Daddy katakan untuk tidak membuat adikmu menangis?" tanya Namjoon, caranya untuk mendisplinkan Yoongi.
"Maafkan Yoongi, Daddy~ Hiks,"
ucap Yoongi dengan di selingi senggukkannya.Kedua tangannya yang menangkup menjadi satu seolah meminta Namjoon memaafkannya.
Dan Namjoon menjadi tidak tega, kembali ingat bahwa mereka hanya anak-anak yang terkadang menjadi sangat egois."Jangan mendorong adikmu hingga terjatuh, mengerti?" ujar Namjoon dan Yoongi menganggukan kepalanya beberapa kali, seolah akan mengingat apa yang dikatakan ayahnya.
Namjoon tersenyum hangat dan menarik Yoongi ke pelukannya, mengusap rambutnya dan memberikan beberapa kecupan di kepalanya.
"Setelah Taehyung bangun, minta maaf padanya oke?" tanya Namjoon lalu memangku Yoongi untuk kembali memainkan pianonya, Yoongi menganggukkan kepalanya sekali lagi walau masih terisak.
.
.
."Bagaimana dengan kencan buta?"
Heeyeon menatap temannya dengan pandangan berpikir, kencan buta? Haruskah? Dia cukup cantik ngomong ngomong.
Park Jihyun teman Heeyeon adalah seorang gadis yang selalu fashionable, seperti sekarang Heeyeon dan Jihyun seperti 'si gadis miskin' dan 'Si gadis kaya' padahal mereka berdua sama sama dari kalangan bawah.
Cafe kecil milik Jihyun adalah satu satunya tempat yang bisa di temui Heeyeon, dengan minuman jus jeruk gratis yang selalu ia dapatkan."Kencan buta?" tanya Heeyeon lagi lalu meminum minuman -gratisnya-
"Hem, kencan but. !&omong ngomong pacar ku memiliki seorang teman yang sedang sendiri," ujar Jihyun sambil membenarkan lipstick nya yang mulai memudar.
"Baiklah aku mau,berikan aku fotonya," Ujar Heeyeon sambil menaikan satu kakinya ke atas kursi yang ia duduki,Jihyun memandangnya malas,temannya ini benar benar tidak bisa mengurus diri nya sendiri.
"Aku punya, sebentar,"
Jihyun memberikan ponselnya pada Heeyeon yang diambilnya ogah ogahan, Heeyeon memperhatikan photo pria tersebut, sesekali bahkan menzoomnya untuk melihat paras sempurna pria tersebut."SIAL TAMPAN SEKALI! DIA MIRIP HOT DADDY!" teriak Heeyeon heboh bahkan berdiri dari tempat duduknya, membuat Jihyun kaget dan menegurnya untuk tetap diam.
"Yeah dia memang daddy ngomong ngomong ... tidak apa?" tanya Jihyun ragu ketika Heeyeon kembali tenang.
"Apa kau pikir aku terlihat seperti tidak ingin mengencani hot daddy?" ucap Heeyeon dan mendekatkan wajah bahagianya pada Jihyun yang langsung ditepis si empunya.
"Atur saja waktu kencannya, aku akan pulang untuk memberi tahu bos Ahn dulu,"
Heeyeon berjalan keluar dari cafe milik Jihyun dengan sebelumnya meminum habis jus jeruk nya, Jihyun memandang kepergian Heeyeon dengan pandangan khawatir.
"Apa dia mengerti dengan apa yang ku maksud?" gumam Jihyun
"Kuharap kita memang satu pemikiran," lanjutnya dan mulai menghubungi pacarnya.TBC--