Satu minggu berlalu. Hubungan Heeyeon dan Namjoon kembali membaik. Kabar buruknya, boss Ahn menarik restu hubungan keduanya.
Heeyeon dengan tidak sengaja mengatakan masalahnya pada boss Ahn, membuat kesalahpahamannya semakin membesar saja. Beberapa kali Namjoon mendatangi rumah Heeyeon tanpa kedua anaknya, hasilnya sama saja.
Ia tetap di suruh pulang dengan cepat oleh boss Ahn.Sehari setelah Heeyeon dengan secara tidak sengaja mengatakan soal mantan istri Namjoon yang kembali pada boss Ahn, Namjoon mengajaknya untuk berbicara di cafe milik Jihyun.
Namjoon mengatakan semuanya, mengatakan secara detail setiap pembicaraan dan adegan pegangan tangan dengan uraian airmata bersama Jeonghwa kepada Heeyeon hari kemarin. Membuat Heeyeon sadar bahwa ia kembali salah paham.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, boss Ahn sudah kembali menarik restu atas hubungan anaknya dengan Namjoon.Selama satu minggu ini juga hubungan Heeyeon dan sang ibu sedikit memburuk, lebih buruk dari saat Heeyeon mengungkapkan jati diri Namjoon yang sebenarnya.
Tidak ada lagi teriakan minta tolong, tidak ada lagi pukulan keras yang selalu boss Ahn layangkan padanya. Membuat Jungkook yang tidak tau apa-apa, lagi lagi mulai menebak nebak permasalahan diantara keduanya.,Seperti biasa tebakannya selalu benar.
.
.
.
.
Namjoon tengah mengisi laporan dan membaca setiap berkas yang diberikan sang ketua di mejanya, mencoba menyibukan diri dengan pekerjaan dan melupakan sejenak permasalahan asmaranya."Laporan itu, bukannya tidak perlu diserahkan hari ini pada ketua cho kan?" tanya Jimin menggusur kursinya ke meja Namjoon dan mengganti gelas kopi Namjoon yang kosong dengan yang baru.
Namjoon mendongak melihat sekilas Jimin yang entah kenapa makin hari semakin kurus saja.
Namjoon tersenyum kecil mengatakan bahwa dia akan menjadi pemalas jika harus menunda nunda pekerjaan, dan Yoongi mungkin akan kembali merengek jika ia telat lagi menjemputnya di penitipan anak.Jimin menyodorkan gelas kopi yang baru saja ia bawa tepat ke wajah Namjoon, mencoba memberitahunya untuk meminum kopi buatannya dulu, baru kembali menjadi dewa pekerjaan lagi.
Namjoon menghela napas pelan lalu menyimpan laporannya ke atas meja, tangannya mengambil gelas kopi yang disodorkan Jimin sambil bergumam mengucapakan kata terimakasih.Namjoon menjatuhkan kepalanya ke sandaran kursi kerjanya sesaat setelah ia meminum kopi miliknya,via merasa otaknya kembali mendingin dan rasa lelah justru datang menghampirinya.
Namjoon memperhatikan langit langit kantornya, kembali memikirkan kehidupannya yang sebelumnya baik-baik saja menjadi sedikit rumit.Hubungannya dan Jeonghwa sudah membaik,,ia bahkan memberikan mainan baru yang diberikan Jeonghwa untuk kedua anaknya, dan ia bersyukur Yoongi maupun Taehyung sangat senang akan semua pemberian Jeonghwa, bahkan mereka mulai mau memanggilnya 'Jeonghwa eomma' ketika Jeonghwa menelpon.
Hubungannya dengan Heeyeon juga sudah membaik, Heeyeon sudah kembali memanggil nya dengan 'Namjoonie' lagi. Tapi Namjoon tidak bisa untuk bahagia sekarang, mengingat restu seorang ibu dari kekasihnya adalah menjadi prioitas utamanya sekarang.
"Boss Ahn mudah dibuat luluh bukan?" tanya Jimin mencoba menyemangati Namjoon yang terlihat sangat menyedihkan dengan raut wajah sedihnya yang tak bisa ia kontrol, seharusnya Jimin bercermin.
Namjoon mengangkat kepalanya dan memperhatikan Jimin, ia mengangguk mengiyakan pertanyaan Jimin. Tapi satu minggu berlalu, usahanya masih sama aja. Membuat ia berpikir bahwa boss Ahn tak semudah itu untuk diluluhkan.
"Kau punya saran?" Namjoon memainkan gelas kopinya, sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ia tidak bisa membiarkan Heeyeon terus menerus datang ke apartemen dengan sembunyi sembunyi. Akan sangat gawat jika boss Ahn mengetahuinya.
Seharusnya ia tak meminta saran dari Jimin yang nyatanya juga butuh tepukan semangat dari Namjoon, tapi apa daya hanya Jimin satu satunya yang bisa ia mintai bantuan.