Kim Yoongi dan Hoseok memutuskan untuk tinggal berdua setelah kepergian Heeyeon dan Namjoon.
3 tahun setelah kematian mereka, Taehyung berubah menjadi semakin liar, tak ada yang bisa menghentikannya bahkan ketika ia memutuskan untuk pergi, dalam artian memutus segala hubungannya dengan keluarga.Yoongi masihlah mengejar mimpinya sebagai musisi, kepribadiannya yang pendiam menjadi semakin pendiam, hanya pada Hoseok ia memaksakan diri untuk terlihat lebih bahagia, mencoba tetap menjadi kekuatan Hoseok dalam rumitnya kehidupan mereka sekarang.
Hoseok juga, masihlah mengejar mimpinya sebagai penari yang di lihat oleh banyak orang di seluruh dunia. Kepribadiannya masih sama, banyak bicara, selalu tersenyum dalam keadaan apapun hingga Yoongi merasa jika sang adik memang sudah menerima semua takdir dengan baik."Bagaimana? Kau menang?!"
Yoongi baru saja tiba di rumah, membawa setumpuk uang hasil ia memenangi sebuah perlombaan rapper underground.
Walaupun perusahaan Namjoon masih berjalan dengan baik yang kini di ambil oleh Jungkook, Yoongi menolak untuk menerima uang dari sana, bahkan bekerja di sana, ya karena dari awal dia memang tidak tertarik pada perusahaan mendiang ayahnya."Tentu saja," jawab Yoongi, ia menyunggingkan senyum malasnya saat melihat Hoseok bertepuk tangan heboh dengan bibirnya yang terus mengoceh tentang Yoongi yang hebat dan mungkin bisa menyaingi G-dragon dari boygrup Bigbang.
"Bagaimana denganmu?" lanjutnya sembari berjalan ke dalam dapur untuk mengambil beberapa kaleng beer.
"Aku? kupikir aku membuat kesalahan saat tampil tadi, jadi aku gagal ... lagi," ucap Hoseok dengan helaan napas yang keluar dengan boros hari ini untuknya.
"Tapi tidak apa apa, bulan depan akan ada perlombaan lagi!" lanjutnya lalu dengan cepat mengganti ekspresi menyedihkannya menjadi secerah matahari pagi.
Secara kebetulan keduanya mengikuti sebuah perlombaan,
di hari yang sama, Hoseok mengikuti sebuah perlombaan menari.
Tidak seperti Yoongi yang sering memenangkan perlombaan rapp, Hoseok selalu mengalami kekalahan.
Tapi ia tidak pernah menyerah, bahkan merasa sedih hingga berpikir untuk berhenti menjadi penari, berbeda dengan Yoongi, sang kakak akan merasa frustasi saat seseorang mengalahkannya."Kau terus menerus melakukan kesalahan, bulan lalu juga, 3 bulan lalu juga." Yoongi berjalan kembali dari dapur lalu melemparkan satu kaleng beer pada Hoseok yang langsung ditangkap Hoseok.
"Kau akan semakin tenggelam jika terus seperti itu," lanjut Yoongi sembari meneguk beernya.
Yoongi memang bukan type kakak yang akan menyemangati adiknya secara terang-terangan, ia lebih sering mengomel, berbicara tentang kehidupan yang nikmat jika Hoseok lebih berjuang untuk merangkak kesana.
Seperti itulah ia menyemangati Hoseok yang selalu pulang dengan kegagalan."Aku tahu, aku akan terus berlatih lagi hyung, " ucap Hoseok lalu menyuruh Yoongi untuk memesan banyak makanan hari ini, seperti biasa, mereka akan merayakan kemenangan Yoongi dengan makan lalu tertidur setelahnya melupakan kekalahan Hoseok.
.
.
.
"Eoh! Itu sepatu Taemin," ujar Hoseok tiba-tiba, tiga minggu berlalu setelah kemenangan terakhir Yoongi.
Sekarang keduanya tengah berjalan pulang setelah jalan-jalan sore di pinggiran jalan Seoul.
Yoongi mengangkat kepalanya lalu memperhatikan balkon rumah salah satu teman Hoseok, Kim Taemin, seorang penari yang juga sering mengalami kegagalan seperti Hoseok."Kenapa?" tanya Yoongi singkat, keduanya berhenti berjalan sambil tetap mendongak memperhatikan sepasang sepatu yang di ikat ke sebuah tali, kau tau jika seorang pemain bola yang sudah pensiun? Gantung sepatu.
"Taemin berhenti menjadi penari," jawab Hoseok pelan, suaranya sedikit terdengar sedih, tidak seperti biasanya atau mungkin tidak seperti suaranya beberapa jam yang lalu saat ia terus mengoceh dan tertawa.