CHAPTER 26 | GUDANG SEKOLAH

574 31 0
                                    

"Ini hari pertama lo buat kembalikan ingatan Ervan!" Sinta berbisik membuat Olvyia mengangguk.

Ia kini berjalan menuju gerbang saat jam pelajaran.Tapi, kelas nya sedang jamkos membuat Olvyia memesan makanan lewat ojek online.

Olvyia menunggu ojek online yang sedang memesankan sesuatu.

Suara motor membuat Olvyia langsung berdiri dari pos dan berlari menuju pagar dan membuka gerbang.

"Olvyia?" tanya ojol tersebut membuat Olvyia mengangguk.

"Iya mas, seblak goreng kan?" tanya Olvyia sembari mengeluarkan uang dari saku nya.

"Iya dek, level sedang sama hot. Benar dek?" ojol tersebut memberikan plastik kresek ke Olvyia dan Olvyia menerima dan tak lupa memberi ongkos kepada ojol tersebut.

"Pass ya dek!" ojol tersebut saat menghitung uang nya dan Olvyia hanya mengangguk dan langsung membawa sebuah plastik kresek ke dalam.

Ia membayangkan dulu saat Ervan mengajak nya untuk makan seblak goreng.

"Gue mau tantang lo!" Ervan membuat Olvyia mengeyitkan dahi.

"Apa?" tanya Olvyia penasaran.

"Ikut gue!" Ervan menarik tangan Olvyia dan langsung menaiki motor nya. Tak butuh waktu lama Olvyia dan Ervan sampai di kios penjual seblak goreng.

"Ih seblak!!!" Olvyia kelewat senang saat keduanya duduk di salah satu bangku menunggu giliran mesan.

"Mau level berapa atuh?"  tanya abah mamat si penjual seblak goreng.

"Level hot 4 pak!" bukan Ervan yang menjawab tapi Olvyia.

"Siap atuh neng!" pak mamat dan langsung mengambil seblak goreng yang sudah berbungkus dan langsung memberikan kepada Olvyia.

" Yakin lo mau makan yang level hot?, pedas banget ini" Ervan takut dan Olvyia mengangguk.

"Berapa abah?" Tanya Ervan.

"Empat puluh ribu saja" Abah mamat dan Ervan mengeluarkan uang nya dari saku dan memberikan ke abah mamat.

Kini mereka akan makan di taman dekat kios abah mamat.

Olvyia sudah membeli dua botol air mineral.

"Lo nantang gue kan?, gimana kalau kita habisin dua bungkus seblak tanpa minum air. Pokoknya yang minum duluan kalah!" Olvyia membuat Ervan menahan savila nya.

"Takut?" tanya Olvyia remeh ke arah Ervan.

"Siapa takut!" Ervan semangat, ia tak mau image nya jelek di depan perempuan yang ia sukai.

"Oke, yang kalah traktir es krim di kedai Abah Rahman" Olvyia membuat Ervan mengangguk.

"Mulai ya?" Olvyia membuka bungkus seblak.

" Satu".

"Dua".

"Tiga".

Kini keduanya melahap seblak goreng level hot dengan cepat, ralat Olvyia lebih cepat melahap seblak tersebut tanpa lama sedangkan Ervan sudah salah orang menantang Olvyia untuk memakan seblak, ia menatang untuk level pedas bukan hot. Karena hot level nya paling tinggi dari pedas.

Kini Ervan sudah tak kuat, bibir nya merah, pipi juga merah, dan matanya merah. Dirinya kepedasan. Ia sudah tak kuat ia langsung mengambil minum dan meneguk nya sampai habis dan minuman Olvyia juga ia rampas. Padahal Ervan baru saya memakan seperempat seblak dari bungkus, Olvyia ia sudah setengah menghabiskan seblak.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang