Chapter 9 | Di jemput Ervan

1K 69 116
                                    

"Ervan! bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ervan! bangun. Lo gak pulang ke rumah?!" suara gadis itu begitu nyaring membuat Ervan langsung menutup telinganya dengan guling yang berada di sampingnya.

"Om Wandhi, nelpon gue mulu Van!" gadis itu menarik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Bilangin, gue gak pulang!" kata Ervan membuat gadis itu menghela nafas.

"Ngomong sendiri, gue mau sekolah!" gadis itu malas, namun sepupunya tidak menyahutnya sama sekali.

"Lo gak sekolah?" tanya gadis itu membuat Ervan tetap saja menaruh kepalanya dibantal, dan menggeleng. "Males, pengen tidur,"

Shinta memiliki ide bagus lalu mendekati Ervan yang tengah berbaring menghadap tembok.

"Yaudah, kalau lo gak mau sekolah. Gue mau jemput Olvy," ucap Shinta, dengan langkah kaki menuju pintu. Entah, mantra apa yang Shinta ucapkan. Ervan sudah bangun dari tempat tidurnya dan menarik kerah seragam baju milik Shinta untuk mundur.

"Lo langsung aja ke sekolah, biar gue aja yang jemput Olvy!" seru Ervan semangat, dengan segera memasuki kamar mandi yang disediakan di kamar tersebut.

Shinta yang melihat sepupunya berubah menjadi 180° saat menyebut nama Olvyia hanya menggelengkan kepalanya.

"Ervan mana Shin?" tanya pria paru baya itu yang sudah tumbuh uban dirambutnya dan wajahnya sudah ada kerutan.

"Mandi kek," kata Shinta membuat kakek-kakek itu mengangguk.

Setelah beberapa menit akhirnya Ervan telah siap dengan seragamnya. Ervan sengaja membeli 2 seragam sebagai cadangan di rumah saudaranya.

Ervan segera mengambil buku tanpa sampul itu, dan membawa sebuah bolpoin untuk menulis. Setelah itu, Ervan memasukan buku dan bolpoin itu kedalam sakunya, tanpa tas.

Dirinya langsung menuju ke meja makan, dan mengambil sebuah roti tawar tanpa selai.

"Kamu gak sarapan Van?" tanya pria paru baya itu yang sudah tumbuh uban dirambutnya dan wajahnya sudah ada kerutan, yang sedang asik makan.

"Enggak kek, Ervan makan di sekolah aja." Ervan langsung pergi, dengan sehelai roti.

"Biasa lah kek, namanya juga sedang jatuh cinta. Denger namanya aja langsung cepat-cepat bangun," goda Shinta membuat Ervan membalikkan badannya menatap sinis ke Shinta.

"Treshinta Devikarim! Diem lo!" teriak Ervan membuat mereka semua kaget, "Awas aja lo," ucap Ervan langsung pergi membuat Mario--ayah Shinta mengelus dada.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang