Kini bel pulangan sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, ia langsung berlari menuju kelas Ervan dan mencari nya namun tak kunjung ia temukan.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menemui Leo dan Sinta yang tengah bermesraan di parkiran.
"Maaf ganggu" Olvyia membuat kedua sepasang kekasih menatap nya.
"Kenapa?" tanya Sinta merasa terganggu karena datangnya Olvyia.
"Lo gapapa kan?" tanya Leo lagi, membuat Olvyia mengangguk.
"Leo, Ervan mana?" tanya Olvyia tanpa basa-basi.
"Tadi kok gue gak liat-"
"Bolos" Leo dan Sinta barengan membuat Olvyia menghela nafas.
"Lo ada perlu sama Ervan?" tanya Leo kepada Olvyia, membuat Olvyia menunduk.
"Iya" jawab Olvyia lesu.
"Gue hubungi dulu" Leo melepas genggam tangan Sinta dan ia memasukan tangan nya di saku.
"Enggak perlu!" tolak Olvyia mendekat dan menahan tangan Leo untuk tidak perlu menghubungi Ervan.
"Lo gapapa Lvy? " Sinta menatap Olvyia sedu, karena Sinta tau sifat Ervan akhir-akhir ini.
"Gue gak papa, it is okay!" Olvyia mengeluarkan ponsel nya dari saku rok.
"Ya sudah kalau mau lo gitu" Leo, lalu kembali bermesraan dengan Sinta, tetapi Sinta menepis tangan Leo yang ia khawatir kan adalah sahabatnya. Nyatanya kehilangan sahabat jauh lebih menyakitkan daripada kehilangan kekasih.
"Gue temenin ya?" Sinta menatap Olvyia membuat Olvyia kembali menatap Sinta, "Enggak!, gue bisa. Kalian lanjut aja pacaran nya," Olvyia lalu pergi meninggalkan kedua nya.
Kini ia duduk sendiri di pos satpam karena menunggu Ervan yang tak kunjung datang.
Ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi Ervan,melalui pesan whatsapp.
Ervan
•lo kemana?
•katanya mau ajak gue ke Timezone
•lo masih ingat kan?Setelah memencet tombol kirim, ia langsung memasukan ponselnya ke dalam saku dan kembali menunggu datang nya Ervan.
Lo udah janji tapi lo juga yang lupa sama janji batin Olvyia kembali menatap jalanan hingga tanpa sadar air mata nya menetes.
Ia langsung menundukkan kepala nya dan melihat jam yang melingkar di tangan nya, sudah pukul 15.20 tapi ia masih pulang juga, sampai keadaan sekolah benar-benar sepi.
Ia sudah menunggu Ervan sejak satu jam yang lalu, tetapi Ervan tak kunjung datang.
Olvyia menundukkan kepala nya, ia bingung apakah ia harus pulang apa tetap menunggu Ervan.
"Lo belum pulang?" tanya suara bariton membuat Olvyia mengembangkan senyum nya dan langsung mendongakkan kepala nya. Ia salah orang,ia pikir itu adalah Ervan tapi ternyata Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl, I love You
Teen Fiction(TAHAP REVISI) Rasa suka ini tiba-tiba muncul dan milih kamu buat jadi pendamping hidup -Ervan. _________________________________________________ "Lo bersedia jadi jodoh gue di masa depan?" Ervan "Maksud lo, apaan sih?! Sok puitis deh," Olvyia "B...