CHAPTER 44 | BERDEBAT

443 24 1
                                    

Ulangan Akhir Semester kini telah berakhir, begitu juga dengan semester awal.

Kini seorang laki-laki tengah sibuk bermain game diponselnya disusul seorang gadis tengah duduk di pinggir kasur, sedangkan gadis sibuk mengomel karena tidak dihiraukan oleh sosok laki-laki itu.

"Ih sayang kamu denger gak sih?" dumel wanita itu dengan rambut di ombre. Tetapi laki-laki itu lebih memilih game daripada sosok gadis yang sibuk mengomel.

"Pokoknya aku gak mau tau ya sayang, kamu harus cepat-cepat lamar aku! capek tau nunggu kamu yang gak ada kepastian!" dumel nya lagi, namun tak dihiraukan.

"ERVAN DENGER GAK SIH!" teriak gadis itu dan merebut ponsel Ervan dari genggaman Ervan dan menghempaskan begitu saja ke lantai.

"Pokoknya aku gak mau tau! kamu harus cepat lamar aku!" kesal Anya dengan mata melotot.

Ervan memunggut ponselnya yang terjatuh di lantai. Untung hanya LCD nya yang rusak, bisa diperbaiki.

"Kamu dengar gak sih?!" ucap Anya dengan mata memerah menatap Ervan yang daritadi tidak menanggapi omongannya.

"Ngapain gue lamar lo, kalau gue gak cinta sama lo!" ucap Ervan polos, tanpa memikir perasaan gadis disebelahnya.

"Jadi selama ini kamu gak cinta sama aku?" tanya gadis itu dengan wajah sedih, cih! pencitraan.

"Denger ya Anya! lo itu cuma adek angkat gue," ucap Ervan menatap mata Anya.

"Tapi gue gak mau jadi adek angkat lo, gue maunya lo jadi pendamping hidup gue!" ucap Anya bantah, mengapa Ervan bisa tau kalau dirinya adek angkat, padahal Ervan amnesia.

"Gak bisa Anya, lo dan gue gak bisa disatukan. Takdir sudah mengubah kalau lo jadi bakal adek gue," ucap Ervan menghapus air mata Anya dan mendongakkan dagu Anya kearahnya.

"GUE GAK MAU!!" teriak Anya nyaring mampu membuat Ervan menutup kedua telinganya.

Anya langsung mendorong Ervan berbaring di kasur, lalu Anya langsung menidurkan badannya diatas badan Ervan berniat untuk mencuri first kiss milik Ervan, padahal first kiss Ervan sudah dimiliki oleh orang lain.

"Anya lo ngapain!" teriak Ervan saat Anya tersenyum miring dan langsung mendekatkan wajahnya kearah Ervan, namun Anya kalah cepat Ervan langsung mendorong bahu Anya saat tangan Anya meraba dan memasuki celana Ervan.

"Lo gila hah?! untung aja gue nahan nafsu," kesal Ervan lalu berdiri sedangkan Anya meringis kesakitan karena bidang dadanya menghantam dinding.

"Iya, gue gila karena lo!" teriak Anya saat duduk menghadap Ervan, "Lo boleh ambil semua harga diri gue, asal lo mau sama gue!" ucap Anya begitu saja membuat Ervan menengang.

Apa-apaan ini?! sungguh menjijikkan batin Ervan.

"Mending harga diri lo kasih ke om-om luar sana, dapat untung. Daripada sama gue lo malah rugi," ucap Ervan gitu saja membuat Anya tersenyum miring. Anya mulai beraksi, dirinya membuka kancing baju yang menempel pada badannya dan terlihat tanktop berwarna hitam membuat Ervan menelan ludah saat melihat badannya Anya yang begitu seksi. Namun, Ervan langsung menggelengkan kepalanya.

Ervan menarik Anya, membuat Anya senjang, "Puasin sayang, apa yang kamu minta bakal aku kasih." bisik Anya membuat Ervan membenci wanita murahan.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang