Chapter 8 | Perempuan Caper

1.1K 67 132
                                    

Suasana sore telah berganti dengan malam yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana sore telah berganti dengan malam yang indah. Ervan langsung memasuki kamarnya dan membersihkan badannya, tidak lupa juga melaksanakan ibadah sholat.

Setelah selesai, dirinya langsung keluar dari kamar dan menyusul ayahnya untuk makan malam. Ervan langsung mengambil nasi dan lauknya tanpa menghiraukan tatapan dari Anya.

"Kak, ini Anya ambilin ya!" seru Anya mengambil paha ayam goreng dan menaruhnya di atas piring yang hampir penuh dengan makanan.

Ervan mengembalikan paha ayam goreng itu, dan mengambil bagian ayan yang dirinya sukai, sayap. "Gue bisa sendiri, gak perlu bantuan lo!" Ervan memberikan tatapan tajam pada Anya membuat Anya menunduk takut.

"Ervan! Papa gak pernah ajarin kamu kasar ke perempuan!" bentak Wandhi membuat Ervan menghela nafas. Ervan langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menuju ke kamarnya. Setelah sampai di tangga, perut Ervan tiba-tiba berbunyi membuat dirinya langsung berbalik arah dan menuju meja makan untuk mengambil makanannya itu, dan dirinya menuju ruang tengah untuk makan dan tidak lupa tayangan kesukaannya, Upin dan Ipin.

Setelah selesai makan, dirinya malas untuk menuju meja makan. Mau tidak mau, dirinya menunggu sampai papa dan anak teman papa nya itu pergi.

"Hai kak!" sapa Anya dengan mengembangkan senyumannya, dengan menggunakan seragam sekolah.

"Iya," jawab Ervan cuek saat masih memanaskan motornya.

"Kenalin aku Anya!" gadis itu mengulurkan tangannya membuat Ervan tidak megubris perkataan Anya.

"Kakak, pasti yang namanya Ervan ya?"

"Kata om Wandhi, kak Ervan kelas 12?"

"Wah bentar lagi lulus dong!"

"Kalau lulus, mau kuliah, kerja, atau nikah muda?"

"Kalau nanti kuliah, kuliah di mana kak? Nanti Anya mau kuliah satu Universitas sama Kak Ervan."

"Kerja nanti di mana?  Nanti bakal Anya bantu!"

"Kalau nikah muda, nikah sama siapa ka?  Kalau sama Anya mau gak?" 

"DIEM!!" bentak Ervan dengan mata memerah dan otot-otot tangannya keluar , dirinya merasa ilfill dengan wanita yang  sedang berada di hadapannya ini.

Ervan tidak mau ambil pusing, dirinya langsung menyalakan motornya tanpa menghiraukan Anya yang tengah menatapnya melas.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang