CHAPTER 25 | KEMBALI KE SEKOLAH

618 30 4
                                    

Kini Ervan sudah siap dengan seragam sekolah nya, ia menatap cermin yang memantulkan wajah nya.

"Hallo sayang!" sapa seorang gadis dengan seragam sekolah dari pintu membuat Ervan menatap nya.

"Hallo juga, kamu kok di rumah aku?" tanya Ervan tersenyum dan membelai rambut gadis tersebut manja.

"Kan aku tinggal di rumah kamu!" gadis tersebut lalu memeluk Ervan erat.

"Kok kamu tinggal di rumah aku?" tanya Ervan.

"Ish banyak tanya deh kamu!" kesal gadis tersebut yang memiliki nama Anya, lalu mencubit Ervan membuat Ervan terkekeh.

"Maaf deh. Tapi, kan aku baru sembuh dari koma sayang. Kamu juga tau kan, aku juga amnesia" Ervan lembut dan tanganya bermanja di rambut Anya.

"Oke aku bakal ngasih tau. Papa sama mama aku udah meninggal dua tahun yang lalu. Aku di asuh sama papi kamu,om Wandhi. Dulu itu papa aku dekat banget sama om Wandhi terus dulu pernah mereka mau jodohkan kita. Tapi,tak lama kemudian papa sama mama aku meninggal jadi om Wandhi mau ngasuh aku selayaknya calon mantu gitu" Anya mengarang, yang di ucap nya sama sekali tidak benar.

"Tapi kenapa kita gak tunangan?" tanya Ervan melihat jarinya yang tidak ada cincin dan dijari Anya juga.

"Pas itu kamu belum siap sayang. Kamu, gak mau tunangan dulu. Katamu mau langsung kawin aja" Anya dengan kekehan nya.

"Nikah sayang bukan kawin" ralat Ervan memperbaiki perkataan Anya.

"Iya aku tau. Ayo, makan nanti telat"ajak Anya lalu menggandeng tangan Ervan.

Sedangkan Ervan hanya menurut dan duduk di kursi.

"gimana Van, udah mendingan?" tanya Wandhi yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.

"Udah pah!" Ervan lalu mengambil piring untuk makan.

"Sayang makan yang banyak ya!" Ervan memberi ayam goreng ke Anya.

"Enggak deh, soalnya aku takut gendut" Anya mengembalikan ayam tersebut ke tempat semula membuat Wandhi bingung.

"Anya?" tanya Wandhi membuat Anya menatap nya juga "Kenapa pi?".

"Papi mau ngomong sama kamu empat mata bisa?" tanya Wandhi dan Anya mengangguk.

"Sayang! aku mau ngomong dulu ya sama papi"Anya lalu Ervan mengangguk.
Anya dan Wandhi berjalan menjauh dari Ervan agar tidak mendengar nya.

"Kenapa pih?" Tanya Anya saat berhenti dan menatap Wandhi.

"kenapa Ervan manggil kamu dengan sebutan 'sayang' " tanya Wandhi penasaran.

"Hm, itu anu pi. Pa-pas Ervan bangun kemarin ia langsung meluk Anya terus manggil Anya " sayang " . Jadi ,daripada Ervan nanti tambah pusing terus sakit lagi kan Anya kasian, jadi dia anggap Anya orang yang paling spesial dalam hidup nya" Anya gugup.

"Nanti kalau dia sadar kalau kamu bukan prioritas nya, apakah kamu siap sakit hati?" tanya Wandhi meyakinkan Anya.

"Apaan sih pi, jangan ngada-ngada deh, kan Anya cuma anggap Kak Ervan sebagai kakak, gak lebih. Tapi, kalau Ervan mau jadi kan Anya prioritas nya Anya siap kok pi" Anya bangga.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang