48 🌹

501 29 0
                                    

Semua orang sudah berkumpul di ruangan rawat Olvyia. kecuali Ayahnya-Toni.

Mereka menatap senang ke arah Olvyia.

Regina-ibunda Olvyia baru saja masuk ke dalam ruangan melihat anaknya sudah sadar ia pun berlari kearah Olvyia memeluk Olvyia.

"Maafin bunda ya nak bunda kurang jagain kamu" Regina sembari mengusap air matanya yang udah keluar.

"Bunda jangan nangis ih nanti Via ikutan nangis" Olvyia mengusap air mata Regina.

"oh ya Divaaaa"Olvyia berteriak dan memeluk adeknya yang berdiam diri.

Diva pun langsung menaiki kursi yang hendak di dudukin Regina dan memeluk Olvyia.

"Kak Olip kemana aja si?, Diva kangen tau,Diva gak ada teman main lagi" Diva sambil mengeluarkan air matanya.

"Kak sakit makanya kak disini udah jangan nangis nanti kita main berbie-berbie lagi ok?" Olvyia menenangkan Diva membuat Diva mengangguk.

Olvyia melepaskan pelukan nya dan menatap sekeliling.

Olvyia berpikir seperti ada yang kurang tapi siapa ia berpikir sehingga kepalanya sedikit pusing.

Olvyia memegangi kepalanya membuat semua orang ketakutan.

"lu kenapa lvy bilang?" Tanya Savira sambil memegang kepala Olvyia.

"gak papa cuma pusing sedikit kok"Olvyia.

" Ayah mana bun?"Tanya Olvyia dengan kepalanya masih sakit.

Vavel dan Regina saling tatap-tatapan.

"anu ayah sa-" Diva sebelum di lanjut Vavel menutup mulut Diva.

"ayah kerja lvy belum bisa datang katanya" Vavel berbohong namun Olvyia tidak bisa melihat ulah Vavel dengan tingkahnya.

"eh minum obatnya ini"Ervan memberi obat kepada Olvyia namun dengan sigap Olvyia langsung membuka bungkus obatnya dan segera meminum nya.

Sekitar lima belas menitan pusing Olvyia sudah sembuh.

Ia kembali tidur di bangkar.

" Van gue pulang dulu ya. calon mertua nelpon disuruh pulang"Leo membuat Sinta harus menahan malu.

Mereka hanya menganggukan Kepala sebagai jawaban nya.

Akhirnya satu persatu keluar dari ruangan tersebut dan tersisa Olvyia dan Ervan.

Sedangkan Vavel, Diva, dan Regina-nyokap Olvyia keluar entah kemana.

🌻

Langit yang biru sudah sirna dan tergantikan sinar rembulan yang menimbulkan warna orange.

Ervan sudah tertidur di sofa sedangkan Olvyia masih di atas bangkar dengan keadaan masih tertidur.

Seseorang masuk ke ruangan rawat Olvyia dan membangunkan Ervan.

Membuat Ervan kewalahan.

"eh kenapa bang?" Tanya Ervan langsung duduk dengan muka setengah masih ngantuk.

"Ajak pulang Olvyia. dia udah boleh pulang.lu bisa jaga rahasia gak?" Tanya Vavel.

"oh ya nanti gue bilangin.Bisalah bang aman" Ervan songong.

"nyinyinyi"Vavel mengaya-gayakan bibirnya membuat Ervan terkekeh.

Good Girl, I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang