Kini kedua pasangan berjalan di ramainya supermarket yang berada di salah satu mall, dengan membawa troli yang isinya lumayan banyak.
"Oh ya, nanti temenin gue ya ke lantai atas, ada yang mau gue beli," Olvyia tersenyum kearah Ervan dan Ervan hanya mengangguk.
Ervan dan Olvyia mengambil beberapa cemilan yang mereka berdua sukai dan memasukkannya di troli, lalu bergeser ke tempat cemilan lain.
"Hari ini berarti full time bareng ya?" tanya Ervan kepada Olvyia yang asik memilih mana minuman yang akan ia beli.
Akhirnya Olvyia memilih minuman coklat dan menaruh minuman strawberry di tempatnya dan menjawab pertanyaan Ervan, "Iya! dirumah gue aja. Gue males ada Anya." ucap nya lalu pergi ke stand lain, di ikuti Ervan yang mendorong troli.
"Kenapa? lo kok kayaknya takut gitu sama Anya. Asal lo tau, dia orang nya baik tau," Ervan berbicara dengan jalan menyusul Olvyia membuat Olvyia berhenti sejenak menahan amarah dan membalikkan badannya.
"Iya emang! di depan lo dia baik, cuma pencitraan aja!" Olvyia kesal dengan pipi menggembung membuat Ervan tersenyum lalu mendatangi Olvyia dan mencubit pipi sebelah kiri Olvyia membuat Olvyia menahan nafas.
"Gemesss ih, pengen gigit!"
Apa yang di lakukan Ervan tadi, benar-benar membuat jantung Olvyia marathon lebih cepat.
"Ud-udah ah, ayuk gue udah selesai belanja," Olvyia membuang muka, ia tau bahwa pipinya sedang merah merona.
"Gue juga udah, yuk ke kasir!" ajak Ervan lalu mendorong troli lebih dulu dan Olvyia mengikuti di belakangnya.
Ia masih blushing dengan kelakuan Ervan terhadapnya.
Tiba-tiba Ervan menarik tangan Olvyia untuk berada di sampingnya, "Disini kan enak! daripada di belakang dikira orang lo babu gue," Ervan berbicara lalu mereka berdua telah sampai di kasir untuk mengantri.
Ervan mengambil sesuatu yang berada di dekat kasir lalu memberikannya ke Olvyia "Lo mau ini?" tanya Ervan membuat perhatian Olvyia yang semula menatap lurus kedepan kini menatap tangan Ervan yang memegang sesuatu.
"Mau gue tonjok pala lo! gue masih mau sekolah Anjing!" umpat Olvyia kesal, pasalnya yang di pegang Ervan membuat Olvyia ambigu, yaitu kond*m.
"Oke deh kalau gamau, gimana nanti kalau sudah nikah?" Ervan terkekeh lalu menaruh kembali ke tempat nya dan maju satu langkah saat barisan nya berkurang disusul dengan Olvyia.
"Emang gue mau nikah sama lo?" Olvyia terkekeh lalu menatap kearah rak yang membuat Olvyia kagum.
"Ihh cokelat, gue mau!" Olvyia lalu mengambil satu cokelat batang dan menatap Ervan.
"Van, satu lagi ya? please!!" Olvyia menatap Ervan dengan puppy eyes nya.
"Tapi dengan satu syarat?"
"Apapun itu apa? demi dia" Olvyia mengangkat sebatang cokelat yang dirinya ambil.
"Nikah sama gue yuk!" bisik Ervan mampu membuat Olvyia menganga. Apa-apaan ini main nikah-nikah saja, sekolah saja belum lulus.
"Mau gue tampol pake ini!" Olvyia ketika melihat salah satu rak isinya spatula, lalu ia mengangkat dan menatap Ervan sinis sembari mendekatkan spatula di depan mata Ervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl, I love You
Teen Fiction(TAHAP REVISI) Rasa suka ini tiba-tiba muncul dan milih kamu buat jadi pendamping hidup -Ervan. _________________________________________________ "Lo bersedia jadi jodoh gue di masa depan?" Ervan "Maksud lo, apaan sih?! Sok puitis deh," Olvyia "B...