“Jangan jadikan sebuah awal tangismu menjadi suatu penderitaan yang menghanyutkan dirimu dalam ketidakberdayaan.” —Shena
Gadis dengan rambut sepunggung itu sedang berjalan melewati koridor kampusnya. Dia baru saja menyelesaikan pelajarannya di kelas, dia menatap sekeliling dan raut wajahnya berubah drastis melihat seseorang yang tengah menunggu dirinya.Dia menghela napasnya kasar dan langsung berdecak kesal. Dalam pikiran gadis ini, dia merasa sangat muak melihat orang itu. Gadis itu melangkah menuju seorang cowok yang berdiri di dekat mobil dengan memakai kacamata hitamnya. Saat melihat orang yang ditunggunya datang, dia langsung membuka kaca matanya.
“Akhirnya,” gumamnya membuat gadis dengan rambut sepunggung itu memutar bola matanya malas.
“Lo ngapain sih? Gue udah bilang kalau gue itu enggak suka diantar jemput kayak gini,” ujarnya dengan nada sedikit kasar.
Cowok yang berada di depannya, yang hanya selisih 2 tahun dengannya langsung menghela napasnya pelan. “Sebenarnya gue jauh lebih ogah berada di dekat lo, kalau bukan karena bokap lo, gue juga enggak akan habisin waktu gue buat nunggu lo di sini,” ujarnya lalu masuk ke dalam mobil.
Gadis dengan nama asli Shena Calista Andriana ini hanya bisa pasrah dan langsung masuk ke dalam mobil. Karena jika sudah berurusan dengan ayahnya, tidak ada lagi harapan yang baik untuk dirinya. Apalagi, tentang kakaknya sekarang.
Shena yang duduk di belakang langsung mendapatkan tatapan horor dari cowok di depannya. “Ngapain lo natap gue kayak gitu?” tanya Shena lalu mengalihkan pandangannya ke arah kaca.
“Lo pikir gue sopir lo apa? Duduk di depan!” pintanya membuat Shena menghela napasnya.
“Lo kan emang sopir suruhan Ayah gue. Jadi enggak ada salahnya dong kalau gue seenaknya di sini,” ujar Shena lalu memasang kedua tangannya di depan dadanya.
Karena tidak ingin berdebat. Cowok itu langsung menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan kampus mereka, memerlukan sekitar 20 menit mereka sampai di rumah Shena. Shena yang langsung disambut oleh bundanya.
“Bun, Shena capek. Shena langsung ke kamar aja ya,” ujarnya lalu meninggalkan bundanya dan juga cowok yang mengantarnya tanpa menunggu balasan dari bundanya.
Bundanya itu hanya bisa tersenyum lalu kembali menatap ke arah pria yang mengantar anaknya. “Kamu enggak mau masuk dulu, Ran?” tanya Dara—merupakan Bunda dari Shena Calista Andriana.
Cowok dengan nama lengkap Randa Rajendra Bharti itu hanya menggeleng. “Enggak usah, Tan. Em, Randa mau pergi ke suatu tempat dulu,” ujarnya lalu menyalami Dara.
“Yasudah, kalau begitu titip salam buat ibu kamu ya, hati-hati di jalan,” ujar Dara.
***
Shena yang sibuk memainkan handphonenya sambil tengkurap di atas kasurnya. Tak lama suara pintu terbuka membuatnya menoleh, saat melihat yang datang adalah kakaknya dia kembali melihat layar handphonenya. “Gimana? Udah dekat belum?” tanyanya membuat Shena menutup matanya dan lagi-lagi menghela napasnya.
Dia membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk. “Kak, aku benar-benar enggak bisa deh. Sumpah dua karakter kita itu berbeda, sampai kapan pun. Aku enggak bakal bisa jatuh cinta kalau sikapnya dia kayak gitu,” cerocos Shena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love
RomanceFOLLOW BEFORE READING Terpaksa dalam bentuk apa pun, yang namanya paksa, memaksa, terpaksa enggak ada berakhir baik jika kita benar-benar menjalaninya dengan ikhlas. Karena kata ikhlas sudah tentu tidak mengandung paksaan. Cuek di awal, risih di awa...