14

1K 96 13
                                    

Cukup menarik katanya.

****

Shena mengerucutkan bibirnya, sambil memasang wajah mengejek ke Randa. Karena mereka sempat berdebat hanya perkara soal kue saja, akhirnya mbak menengahi. Mereka membeli dua kue sekaligus, Randa dan Shena sedari tadi diam-diaman sampai di rumah membuat Dahlia bingung sendiri.

“Kalian kenapa deh?”

“Dia tuh, Ma. Tadi Shena maunya beli kue ini, dia malah mau yang ini.” Shena masih memasang wajah khas kesalnya.

“Loh kan emang, Mama suka pandan daripada ini. Aku kan milih juga yang sesuai,” bela Randa pada dirinya.

Dahlia tertawa lalu mengusap pipi Shena. “Kalian itu ya, soal kue doang malah kayak gini. Tapi lucu loh, kalian beli dua kan? Enak dong. Mama bisa coba dua-duanya,” ujar Dahlia.

“Lagian kue apa aja sih, yang penting bisa dimakan,” ujar Dahlia.

“Noh denger kan?” tanya Shena menantang.

Randa memutar bola matanya malas.

“Cukup menarik,” gumam Dahlia.

“Yaudah kalian mandi deh. Udah sana, Mama mau coba kue ini dulu.” Dahlia yang sempat berlalu ditahan oleh Revan.

“Eh, Ma. Tumbenan mau makan kue? Lagi ngidam?” tanya Revan.

“Heh, kamu itu. Mama udah tua, udah enggak kuat buat punya anak lagi.” Dahlia mencubit pinggang Revan membuat lelaki itu tertawa geli.

“Ya kalau soal cucu, bisa dipertimbangkan, kan?” tanya Dahlia menggoda Shena.

Shena menggeleng. “Enggak mau ....”

“Kenapa?”

“Sakit,” ujarnya lalu berlalu pergi meninggalkan semuanya.

Randa menarik sudut bibirnya. “Yaudah deh, aku mau langsung ke kantor.”

“No! Kamu mandi dan makan dulu ya,” ujar Dahlia.

***
Shena terbaring di dalam kamarnya, dia menatap handphonenya sambil tersenyum-senyum membuat Randa yang baru saja masuk langsung mengernyit dan menatap Shena bingung. “Hei, suami gue.”

Randa menggeleng lalu masuk ke dalam kamar mandi, Shena menepuk dahinya sendiri. Dadanya aneh jika dirinya se aktif ini apalagi di depan Randa, mana respon cowok itu tak seperti biasanya, tak ketus dan tak menyebalkan. Walau masih ada kesan cuek dan bodoamat.

20 menit setelah itu Randa keluar dengan rambut yang basah, dia menoleh ke ranjang namun tak ada Shena di sana. Tak mau ambil pusing, Randa memilih untuk memakai pakaiannya.

Setelah itu, dia melirik jam sudah hampir jam 5 sore. Nanggung banget kalau dia pergi sekarang, Randa keluar dan memilih untuk makan. Di tengah perjalanannya dia dapat mendengar gelak tawa Shena bersama dengan Dahlia, rasanya Dahlia dan Endra serta Revan bila tinggal di sini rumah ini serasa hidup.

Randa masuk ke dapur, melihat meja makan yang sudah banyak sekali lauk pauk. Revan melirik sekilas kakaknya lalu kembali makan. “Hei sayang, sini makan,” ujar Dahlia.

Forced Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang