MSD 1❤️

504K 24K 7.1K
                                    

Aina sedang berada di kantin bersama dengan kedua sahabatnya.

"Aina lu tau kalo besok ada penyuntikan?"

"Hah, Suntik?" pekik Aina membuat pengunjung kantin menoleh ke arah nya.

Adinda hanya mengangguk.

"Ayo lo Aina besok suntik," goda Intan.

Mereka tau bahwa Aina sangat takut dengan jarum suntikan. Tapi, Aina memiliki cita-cita ingin menjadi dokter, aneh bukan?

"Besok aku ga mau masuk," Utus Aina.

"Lah ga boleh gitu dong!" Ucap Adinda.

"Masa udah kelas Dua belas takut disuntik?" Intan menaik-turunkan sebelah alis nya.

"Pokok nya Aina ga mau sekolah besok!" Tegas Aina.

"Ah payah," Intan memutar bola mata nya malas.

"Lagian ya ngapain sih ngadain acara suntik-suntikan segala," gumam Aina.

Para perempuan berteriak histeris ketika sang primadona SMA Darmawangsa datang, lelaki jangkung, memiliki rahang tegas, berkumis tipis dan memiliki alis yang tebal datang menghampiri meja Aina cs.

"Siang Aina," sapa lelaki itu.

"Juga Nathan," balas Aina seraya tersenyum sangat manis bagi Nathan.

'Nathan putra athalla' cucu dari pemilik sekolah ini, memiliki ambisi untuk membuat Aina menjadi miliknya.

"Udah makan?" Tanya Nathan kepada Aina seraya menarik kursi di samping Aina.

"Udah," balas Aina

"Lho, mau kemana?" Nathan bangkit dari tempat duduknya mengejar Aina yang hendak pergi.

"Ke toilet, Nathan mau ikut?" Aina berbalik ke hadapan Nathan dan menyilang kan tangan nya di depan dada.

"Hah? Emang boleh?" Spontan Nathan

Aina geram dengan Nathan yang selalu mengganggunya.

"Ya engga lah!" ucap Aina melanjutkan langkah nya.

Nathan tak berputus asa untuk mengejar pujaan hati nya, sulit memang mencintai seseorang yang di sukai banyak orang.

Sudah lebih dari Sepuluh kali Nathan ditolak oleh Aina, dengan alasan ' Aina masih kecil, gak boleh pacaran kata bunda' alasan yang classic bukan?

"Ai, kenapa si lo ga terima aja tuh si Nathan?" Tanya Intan yang sedang memoleskan liptblam dibibirnya.

"Aku ga suka sama Nathan," jawab Aina yang sedang merapihkan seragam nya.

"Terus kenapa juga lo tolak Aldo si kapten basket yang ganteng nya seantero sekolah?" Adinda geram dengan sahabat nya yang cantik ini, polos layak nya kain kafan, dan lemot.

"Aku males pacaran, ntar kaya Adinda lagi bikin statusnya galau terus," jawab Aina enteng.

"Ya itu mah emang si Adindanya aja yang bucin," seling Intan yang langsung dapat tatapan tajam dari Adinda.

"Lagian ya Andrian tuh sering off tiba-tiba," Adinda menatap dirinya dicermin.

"Kata Bang Kevin, kalo kayak gitu tandanya kamu ga penting baginya," cicit Aina.

Intan mengangguk, membenarkan kata Aina.

"Udah ah bacot,"

Aina dan Intan tertawa.

"Aku mau ke loker dulu ya," Aina melangkah kan kaki nya ke arah loker nya.

Aina terkejut ketika menemukan banyak sekali coklat dan surat di lokernya, bukan pertama kali setiap hari selalu begini. Padahal Aina sudah menolak banyak laki-laki, tapi sepertinya mereka tidak menyerah.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang