MSD 21❤

220K 11.3K 2.2K
                                    

Jam menunjukan pukul 10 malam, setelah selesai bekerja Radit buru-buru untuk menjemput Aina. Radit yakin Aina pasti sudah tidur, Aina tak akan bisa begadang.

Radit sudah menghubungi Adinda tadi, dan benar Aina sudah terlelap.

Radit memijat pangkal hidungnya, kepalanya sangat pening. Dirinya merasa tak enak badan, mungkin Radit masuk angin karena memaksakan untuk bekerja.

Mobilnya terparkir rapi dikediaman keluarga Adinda, Radit segera membuka pintu mobilnya dan berjalan ke pintu depan rumahnya.

Tanpa di ketuk, Adinda sudah datang menghampiri Radit. Wajah Adinda mengisyaratkan agar tidak mengeluarkan suara.

"Tadi Aina udah tidur udah ngorok malah, eh pas ditinggal ngambil air bangun lagi dia." ucap Adinda berbisik.

"Sekarang dia dimana?"

"Dia lagi di ruang tamu lagi nonton tv." ucap Adinda.

Radit nekat mendatangi Aina, masalah marah atau tidaknya urusan belakangan. Radit tak akan bisa tidur jika tak ada Aina, ia akan insomnia jika Aina tak disisinya.

"Astagfirullah." pekik Radit pelan saat melihat Aina menggunakan bantal hiu dan tetap fokus melihat acara tv.

"Aina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aina." panggil Radit pelan.

"Hm, maaf bang Aina gak mesen makanan." ucap Aina tanpa menatap Radit.

"Ini mas Radit bukan abang gofood." ucap Radit membuat Aina membuka bantal hiunya.

Aina menatap Radit garang, wajah Aina menjadi lebih sangar daripada hiu.

"Pulang yuk." ajak Radit jongkok di hadapan Aina.

Aina tetap mengabaikan Radit memeluk kedua lututnya, Aina masih enggan bertemu Radit.

Adinda hanya menatap keduanya tertawa, betapa lucunya pasutri di depannya ini. Berulang kali Radit membujuk Aina tapi, Aina tetap menggeleng tak mau.

Dengan paksa Radit mengangkat tubuh mungil Aina membuat si empu meronta-ronta di gendongan Radit.

"Gak mau pulang!" ucap Aina memukul dada bidang Radit

"Maunya di goyang." balas Adinda membuat Radit tertawa.

"Adinda makasi ya udah mau direpotin Aina. Kita pulang." ucap Radit mendudukan Aina di kursi penumpang dan Radit segera menjalanka mesin mobilnya.

Di dalam mobil Aina sama sekali enggan menatap Radit, matanya menatap jalanan dengan bibir manyun.

Saat ini Radit dan Aina sudah merebahkan diri di kasur.

"Aina." panggil Radit pelan.

"hm." jawab Aina sekenannya.

"Maafin mas ya."

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang