MSD 26❤

188K 9.4K 3.2K
                                    

Aina sama sekali belum membuka pintunya dari semalam, Kevin menjadi cemas dengan Aina.

"Aina buka pintunya. Lo harus makan!" Kevin hampir menyerah menyuruh Aina keluar dari kamar.

Kevin sampai melewatkan kelas hari ini, ia meliburkan diri dari kampus hanya demi Aina. Jam menunjukan pukul 7 pagi, tapi sepertinya Aina enggan membuka pintu

"Aina, buka pintunya! Jangan siksa diri kamu sendiri Aina!" kali ini Zahran yang berbicara.

Zahran pun tidak pergi bekerja hari ini. Tentu, Zahran sangat khawatir dengan putrinya yang dari semalam tak mau keluar kamar.

Cklek.

Aina membuka pintunya. Membuat Kevin dan Zahran tersenyum lega. Aina keluar dengan mata sembab, hidung merah, rambut acak-acakan. Aina persis mirip zombie.

Jika keadaannya tak seperti ini, ingin rasanya Kevin meledek Aina. Tapi, Kevin cukup sadar agar tidak melakukan itu.

"Kenapa sih? Ganggu Aina tidur aja." ucap Aina sambil mengucek matanya

"Alhamdulillah." ucap Kevin dan Zahran bersamaan.

Aina kembali ingin menutup pintu kamarnya. Namun, Kevin segera menarik tangan Aina dan memeluknya.

"Plis, lo harus kuat. Lo harus bisa bikin Radit inget semuanya, jangan lemah. Ngeliat lo kayak gini bener-bener bikin gue hancur, lo kayak bukan  Aina yang gue kenal." ucap Kevin memeluk Aina.

Zahran yang melihatnya benar-benar merasa haru. Kedua anaknya benar-benar saling merangkul.

"Iya bang. Aina akan bikin Mas Radit inget sama Aina." ucap Aina berusaha tegar.

Kevin tersenyum melihat Aina yang sudah mulai bangkit. Kevin benar-benar bangga pada Aina.

"Sekarang lo mandi, dan turun buat makan." ucap Kevin mencubit hidung Aina.

"Iya bang." ucap Aina lalu pergi ke kamar untuk mandi.

Kevin dan Zahran turun ke meja makan.mereka berdua melihat Rani yang menatap kosong ke depan.

"Bunda." panggil Kevin lembut, membuat Rani langsung menatapnya.

"Iya, gimana Aina? Udah mau keluar?" tanya Rani khawatir.

"Iya, sebentar lagi dia turun. Bunda tenang aja." ucap Kevin menenangkan.

Akhirnya Aina turun dengan wajah yang sudah lumayan segar. Semuanya tersenyum menatap Aina.

Rani segera menggandeng Aina menuju meja makan layaknya seorang purti raja. Aina merasa sangat di istimewakan.

"Kamu mau makan apa? Biar bunda siapin." ucap Rani menyiapkan makanannya.

Sebenarnya Aina tak nafsu makan. Tapi, saat melihat Rani memasak begitu banyak membuat Aina tak tega untuk menolaknya.

"Aina mau makan ayam bakar bunda." ucap Aina menunjuk makanan di depannya.

Semuanya tenang saat melihat Aina makan, setidaknya Aina sudah memasukam sedikit nasi kedalam mulutnya.

Setelah makan Aina duduk di ruang tamu, melihat itu Kevin langsung menghampiri Aina.

"Dek." panggil Kevin membuat Aina menoleh. "Tadi abang dapat pesan dari mama Radit, katanya besok dia pulang." ucap Kevin membuat Aina tersenyum lebar.

"Anter aku kerumah." ucap Aina antusias.

"Tapi--"

"Ayo bang. Aina mau bikin mas Radit inget sama Aina. Aku bakal tunjukin ke Mas Radit kalo aku bener istrinya." melihat raut wajah Aina yang begitu semangat membuat Kevin tak berani menolak.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang