Wedding Day.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Aina Thalita zahran dengan emas kawin tersebut dan seperangkat alat shalat dibayar tunai."
Kata sakral di ucapkan dengan lancar oleh Radit.
Ya! Hari ini adalah hari pernikahan Aina dan Radit, mereka sudah sah menjadi suami istri.
Aina mencium punggung tangan Radit, dan di usap kepala Aina dengan lembut. Radit membekap dua pipi Aina dan mencium kening Aina dengan sayang.
Kedua orang tua mempelai duduk dan menangis haru, Aina dan Radit melakukan sungkeman.
Aina dan Radit memeluk kaki sang Ibunya.
"Bunda, Ayah maafkan kesalahan Aina selama Ini." ucap Aina memeluk kaki Rani sambil terisak haru.Rani mengusap punggung Aina menenangkannya.
"kami memaafkanmu dengan setulus hati." ucap Rani.
"Maafkan saya belum bisa membahagiakan kalian." ucap Radit menggengam tanga sang Ibu.
"Bimbinglah Istrimu, jaga dia seperti Mama menjaga kamu." ucap Erinka mrngusap kepala Radit.
"Jadikan Istrimu sebagai rumah, jadikan istrimu sebagai tempat kamu pulang. Cintai dia sebagaimana kamu mencintai kami." ucap Ayah Radit.
Setelah Acara sungkeman, mereka berfoto ria. Tamu yang datang cukup ramai, tamu yang paling banyak yaitu teman-teman Radit.
"Samawa ya Bro! Gile bini lu cakep juga. Diem-diem merit." ucap rekan Radit, ia menepuk bahu Radit.
Kebimbangan pernah menghampiri Aina, ia sempat ragu untuk melanjutkan pernikahan. Setelah berperang dengan ego nya, banyak masukan dan saran yang ia terima dari orang-orang terdekatnya, akhirnya Aina menemukan jalan dan keputusannya.
Kaki Aina sangat keram, dari tadi banyak sekali yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.
"Kamu pegel?" tanya Radit khawatir.
Aina mengangguk meng-iya kan.
"Duduk aja gapapa." ucap Radit menuntun Aina duduk.
Aina merasa sangat lelah, ia menatap kue pengantin disampingnya. Kue dengan kukuran cukup besar memiliki banyak coklat di setiap sudutnya.
Aina menarik lengan baju Radit, membuat sang empu menengok.
"Kenapa hm?" tanya Radit ikut duduk disamping Aina.
"Aina pengen kue itu." bisik Aina di telinga Radit sambil menunjuk kue.
Radit terkekeh dan mencubit pipi Aina gemas. Entah mengapa disetiap ekspresi yang Aina tunjukan membuatnya ingin tertawa dan mencubit kedua pipi gembulnya.
"Cuma mau kue tapi harus bisik-bisik ya." goda Radit membuat pipi Aina bersemu merah.
"ih kakak!" ucap Aina merengek.
Radit berjalan untuk mengambil kue dengan ukuran besar.
Aina mengambilnya dengan sumringah. Dan segera ingin melahapnya, baru saja hendak mendarat di mulutnya Radit langsung mencegah nya.
"kenapa?" tanya Aina.
"Berdoa dulu."
Aina mengangguk dan berdoa. Setelah berdoa ia langsung memakannya dengan lahap.
Radit tersenyum melihat tingkah Aina, wajah cantiknya terdapat coklat yang merusak riasannya.
"makannya pelan-pelan, kuenya gak akan lari kok." ucap Radit sambil membersihkan noda coklat di sudut bibir Aina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓
Teen Fiction[HUMOR/ ROMANCE] [SERIES MY SWEET DOCTOR BISA DITONTON DI APLIKASI GENFLIX ] Aina si gadis penderita Tryphanophobia atau takut akan jarum suntik. Bagaimana kisah Aina gadis SMA yang harus menikah dengan seorang dokter muda bernama Raditya alges fern...