MSD 18❤

230K 12.6K 2.4K
                                    

Bantu aku buat koreksi typo ya:)

Happy reading.

🍌🍌🍌

Hari sudah malam, Aina dan Radit masuk kedalam kamar hotelnya. Baru saja mereka selesai makan malam di restoran hotel.

Aina melepaskan sepatunya, menaruh tasnya di atas meja. Sedangkan Radit membuka kancing kemejanya.

Jam menunjukan pukul 10 malam, mata Aina sudah tak bisa dipaksa untuk terbuka lagi. Aina langsung merebahkan diri ke kasur.

Baru saja Aina memejamkan matanya, Radit sudah bawel menyuruh Aina untuk gosok gigi dan cuci muka.

"Gosok gigi sebelum tidur, cuci tangan, cuci kaki, sama cuci muka. Mau pas bangun jerawatan? Mau giginya bolong? Padahal udah aku ser--"

"Iya mas laksanakan! Jangan bawel lagi!" Aina langsung berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Radit terkekeh melihat wajah Aina yang menahan kantuk.

Radit mengambil heandponenya, Radit mencari nomor seseorang disana. Radit membuka foto seseorang yang ia rindukan, Radit menatapnya intens dan tersenyum sendu.

Aina kembali dari kamar mandi, dengan segera Radit menutup heandponenya meletakannya kembali ke nakas.

"Udah?" tanya Radit.

"Hm," Aina langung merebahkan diri di kasur dan memejamkan matanya.

Tak butuh waktu lama Aina sudah datang ke alam mimpi, Radit bangun dan berjalan ke balkon kamar hotelnya. Menatap bintang disana, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Tujuannya untuk bulan madu di Lombok malah membuatnya ingat seseorang. Seseorang yang pernah mengisi hari-harinya dulu, seorang periang, dan cantik.

"Aku udah dapetin seseorang yang sama kayak kamu. Aku sekarang sudah menikah, tapi sayang kamu tak hadir dipernikahanku. Aku menyayangi kamu dan dia." Radit segera menutup pintu balkon karena angin malam semakin menusuk.

Radit berjalan ke kasur ikut merebahkan diri bersama Aina, Radit mengusap pipi gembul Aina, lalu mengusap bibir ranum Aina.

Cup.

Radit mengecupnya singkat, hanya sebuah kecupan tidak lebih. Radit menarik selimut hingga dada, menutup dirinya dan Aina.

"Selamat malam. Sayang," kata itu yang terakhir Radit ucapkan sebelum tidur.

Tok tok tok.

Tidur Aina terusik oleh ketukan pintu kamar hotelnya, ia melirik jam dinakas. Dengan mata yang masih sayu Aina berjalan menuju pintu kamarnya, lalu membukanya.

"Pagi, saya membawakan sarapan," ucap pelayan hotel membawakan dua porsi makan untuk sarapan paginya.

Aina mengambil nampan dari tangan pelayan itu.

"Makasih ya mas," ucap Aina.

"Iya mbak," ucap pelayan itu, bukannya segera pergi tapi ia terus menatap Aina sambil tersenyum.

"Kenapa masih berdiri?" tanya Aina heran membuat pelayan itu gelagapan.

"Mbaknya cantik," ucapnya begitu saja.

"Mas umur saya udah tigapuluhan, anak saya udah lima. Suami saya galaknya ngalahin thanos," ucap Aina membuat pelayan itu melotot lebar.

Dengan segera pelayan itu pergi dari pintu kamar Aina, dengan segera Aina menutup pintunya.

"Siapa yang galaknya kayak thanos? Hm,"

"Astagfirullah, kapan bangunnya?"

Aina terkejut saat ia berbalik dan mendapatkan Radit yang sudah berdiri dibelakangnya.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang