Radit sedikit terkejut ketika melihat Aina di depan pintu tempat pencucian darah, saat ini Radit dan Aina sedang berada di kantin rumah sakit tempat Radit bekerja.
"Kamu sakit? Kok kamu ada di sini?"
Aina menggeleng dan menelan minuman nya dari mulut.
"Gladys teman baru aku kak, makannya aku temenin dia cuci darah," ucap Aina.
"kamu cuma nemenin sampe depan pintu doang? Gak masuk, hm?"
Aina menggaruk tengkuknya dan nyengir, membuat Radit gemas.
"cuci darah kan pasti di suntik, Aina ngeri kak. Gak kuat liatnya,"
Aina meringis ketika ujung jarum suntik yang mengkilap dan menusuk lengan nya, ah membayangkannya saja membuat Aina merinding.
Radit tertawa, sehingga membuat matanya hanya berbentuk garis yang melengkung.
"kamu ini, aku ucapin makasi banget sama kamu. Sebulan Gladys gak cuci darah, kakak jadi khawatir. Berulang kali kakak selalu tanya sama suster penjaga administrasi, apa Gladys datang ternyata tidak,"
Aina mengangguk dan tersenyum.
"Kakak tau semua tentang Gladys?"
Radit menggeleng "kenapa memangnya?" tanya Radit menaikan sebelah alisnya.
"Gapapa kok," jawab Aina sedikit kikuk.
"Emang kamu tau semuanya?"
Aina menggeleng cepat, membuat Radit sedikit bingung.
"Astaga Aina! gua cariin kemana-mana, taunya berduaan sama dokter ganteng," ucap Adinda membuat hampir semua yang ada di kantin menengok ke arah mereka.
"bacot bego lu," bisik Intan di telinga Adinda, namun tak di gubris olehnya.
"Aina ini siapa?" tanya Intan.
"Ah ini ca...,"
"Saya calon suaminya Aina,"
Belum sempat menjawab, Radit sudah mewakilinya.
Intan dan Adinda merasa terkejut, ia kira Aina hanya membual waktu itu namun ternyata tidak.
'Ai, lu punya hutang cerita sama kita,' bisik Adinda di telinga Aina, membuat Aina menghela nafas.
Setelah banyak berbincang dengan Radit Aina memutuskan untuk ke ruangan Gladys yang masih belum sadar.
Intan meletakan segelas susu, Aina sudah izin kepada orang tuanya bahwa ia akan pulang malam sampai Gladys bangun.
"Ai, tuh susu lu minum. Tadi abang lu bilang lu harus minum susu biar tinggi," ucap Intan sedikit menyindir.
Aina mengerucutkan bibirnya, menatap sinis Intan dan mengambil segelas susunya, dan meneguk hingga tandas.
Adinda sudah pulang sore tadi, ada urusan yang ia harus urus.
Aina menatap Gladys yang sedang berusaha membuka matanya. Aina menghampiri ranjang Gladys.
"Akhirnya kamu bangun, aku takut kamu kenapa-napa," ucapan Aina membuat Gladys tersenyum lebar, ia merasa sangat di perhatikan.
"Biasanya aku bisa tidur seharian, tapi ini enggak,"
Aina mengusap rambut Gladys tulus.
"Sakit gak Glad?" tanya Intan.
Gladys menggeleng.
"Enggak kok, kan udah biasa gini,"
Intan dan Aina menatap Gladys sendu, tak lama pintu kamar rawat Gladys ada yang mengetuk. Dan betapa terkejutnya Gladys menatap seseorang yang di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓
Teen Fiction[HUMOR/ ROMANCE] [SERIES MY SWEET DOCTOR BISA DITONTON DI APLIKASI GENFLIX ] Aina si gadis penderita Tryphanophobia atau takut akan jarum suntik. Bagaimana kisah Aina gadis SMA yang harus menikah dengan seorang dokter muda bernama Raditya alges fern...