MSD 17❤

237K 13.3K 1K
                                    

Aina sangat menikmati perjalanan ke Lombok, berulang kali mulutnya berdecak senang dengan keindahan pantai Lombok.

Pesawat yang ditumpangi Aina dan Radit mendarat dengan sempurna, Aina melirik Radit yang masih tidur di bahunya.

Aina mengusap pipi Radit pelan, mengusap bibir Radit sambil tersenyum.

"Astagfirullah, untung gak khilaf." Aina menjauhkan tangannya dari pipi Radit.

"Pegang aja, bibir ini punya kamu." ucap Radit, sebenarnya dari tadi ia menahan tawa saat Aina menyentuh bibirnya.

"Ck, apaan sih. Ayo turun." ajak Aina sambil menyembunyikan rasa malunya.

Radit terkekeh, lalu mengikuti Aina dari belakang. Sedangkan Aina berusaha menutupi pipinya yang merah. Betapa malunya saat Radit menciduk dirinya.

"Aina awas!" teriak Radit, refleks ia langsung menarik tangan Aina dan langsung memeluknya.

Hampir saja tadi Aina tertabrak orang yang sedang mendorong koper begitu banyaknya dengan kencang.

"Maaf ya mas, saya buru-buru." ucap orang yang membawa koper itu.

"Lain kali jangan buru-buru ya." jawab Radit dan diangguki olehnya.

"Yang salah bukan Aina kan mas?" tanya Aina.

"Kamu lah." jawab Radit sambil menggenggam tangan Aina.

"Kok aku?"

"Lagian kenapa kamu gak liat kanan-kiri dulu?" ucap Radit membuat Aina skakmat.

"Engh... Anu--"

"Dokter Radit."

Radit dan Aina berbalik arah mencari sumber suara itu, dan di tempat mengantri makanan berdiri seorang lelaki tampan yang berjalan ke arah mereka.

"Hai Dokter Vero."

Radit menjabat tangan Vero, bersalaman ala lelaki. Mata Vero menatap Aina lama, menatapnya heran. Bagaimana mungkin seorang dokter Radit berjalan berdua bersama perempuan.

"Ini--"

"Dia istri saya, Aina." Radit memperkenalkan Aina kepada Vero, tangan Vero terulur dan Aina menyambutnya.

"Vero."

"Aina."

"Kapan kalian nikah? Kok gue gak lo undang sih? Parah banget." ucap Vero membuat muka seolah-olah sedang sebal.

"Ya lagian lo betah amat di Singapura."

"Ya karena emang gue tugas di sana." ucap Vero.

Radit dan Vero sangat asik berbincang,serasa dunia milik berdua, yang lain cuma ngontrak.

Aina yang dari tadi memanggil nama Radit tak dibalas apapun olehnya. Muka Aina cemberut dan ia duduk di lantai bandara.

"Yaudah bro, have fun ya. Happy honeymoon." ucap Vero dan pergi meninggalkan Radit.

Radit terkejut melihat Aina yang duduk sambil memeluk kakinya. Dengan segera Radit membangunkan Aina agar berdiri.

"Kenapa kamu duduk gitu? Kayak anak kucing aja." ucap Radit.

Aina sedang menepuk-nepuk celananya yang kotor karena duduk tadi.

"Ya kamu sih, dari tadi aku ajak ngomong malah dikacangin. Aku pegel dan laper." ucap Aina sambil memajukan bibirnya.

"Yuk ambil koper dulu, dan aku bakal ajak kamu makan di suatu tempat." Radit masih setia menggenggam tangan Aina menuju tempat koper.

"Jinja?" ucap Aina menggunakan bahasa negri gingseng, Korea.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang