MSD 27❤

157K 7.4K 1.8K
                                    

Siapkan mental anda karena part kali ini lumayan gereget!

Happy reading!

♡♡♡

Hari ini, Radit sudah dibolehkan pulang. Sejak pagi Aina sudah menata kamarnya seperti dulu saat Radit masih mengingatnya.

"Bang jangan di situ."

Aina sangat kesal dengan Kevin yang menaruh barang nya asal. Mana Kevin belum mandi, masih muka bantal.

"Sama aja ini. Ribet banget dah lo sumpah." gerutu Kevin sambil menaruh Vas bunga di dekat jendela kamarnya.

Kevin duduk di kasur Aina. Kevin menatap Adiknya yang antusias menata barang-barang sebaik mungkin. Tadi pagi, Aina membangukan Kevin hanya untuk mencuci foto pernikahannya dengan Radit.

"Yey selesai." ucap Aina antusias.

Aina berjalan menuju nakas dan mengambil heandpone miliknya. Aina menekan nomor Erinka, ia akan menanyakan jam berapa Radit pulang.

"Assalamualaikum Aina."

"Waalaikumsalam Ma."

"Ada apa?"

"Mas Radit pulang kesini kan Ma?"

"Iya, nanti Mama antar dia pulang kesitu." ucapan Erinka membuat Aina tersenyum senang.

"Jam berapa pulangnya ma?"

"Sebentar lagi. Ini lagi beres-beres, abis itu langsung pulang."

"Gimana kondisi kehamilan kamu?"

"Alhamdulillah baik ma."

"Syukurlah. Yaudah, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam ."

Bip.

Aina mematikan sambungan teleponnya dan ikut duduk bersama Kevin. Aina menatap dirinya di depan cermin.

"Abang pulang gih." ucap Aina membuat Kevin menggelengkan kepalanya.

"Gue nunggu sampe Radit balik." putus Kevin.

"Gak. Abang harus pulang." ucap Aina galak membuat Kevin tak berkutik.

"Yakin lo baik-baik aja?" ucap Kevin waspada.

"Hm."

Setelah berdebat akhirnya Kevin mengalah dan pamit untuk pulang.

Sebenarnya Aina tak yakin akan baik-baik saja. Tapi, mau gimana lagi? Aina tak ingin Kevin khawatir padanya.

"Jaga diri baik-baik. Kalo ada apa-apa telepon gue." ucap Kevin memperingati dan dibalas acungan jempol oleh Aina.

Setelah Kevin pergi Aina duduk termenung menunggu kepulangan suaminya. Aina sangat rindu Radit.

"Mas, Aina bakal tunggu kamu sembuh. Aku akan bertahan kalau aku mampu, aku bertahan demi anak kita." ucap Aina menguatkan dirinya.

Matanya menatap foto pernikahan. Betapa indahnya dulu, baru beberapa kali bertemu Aina sudah dibuat jatuh cinta oleh Radit.

"Aku yakin, seberat apapun nantinya, kalo Allah udah bilang kita jodoh siapapun gak bakal bisa menyangkal." ucap Aina sambil mengusap perutnya.
"Kamu baik-baik ya di sana. Kuatin mama ya." ucap Aina berinteraksi dengan bayinya, yang mungkin sekarang masih segumpal darah.

Mata Aina mulai mengantuk, semenjak hamil Aina menjadi cepat lelah bahkan turun tangga pun membuat kaki Aina sakit.

Jam menunjukan pukul 10.30 tapi Radit belum ada tanda-tanda sudah datang.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang