MSD 2❤️

374K 21.8K 4.8K
                                    

"Maaf, pak dokter?" Aina terpaku kepada lelaki jangkung memiliki rahang tegas, ber-jas dokter.

"Lain kali hati-hati," peringatnya dingin.

"Aina!" Panggil seseorang di arah belakang.

Aina berbalik dan mendengus sebal melihat Nathan yang berlari menghampirinya.

"Gak pagi gak siang ngejar aku terus, ish sebel!!" Aina mengacak rambutnya melihat Nathan yang semakin dekat ke arahnya.

Jangan lupakan dokter tampan itu, ia terkekeh melihat tingkah Aina yang sangat menggemaskan di matanya.

Aina mengambil ancang-ancang untuk berlari, sebelum berlari ia menangkup kan kedua tangan di depan dada. Dan meminta maaf kepada dokter tampan itu.

"Sekali lagi saya minta maaf pak!" Ucap Aina sambil berlari.

Dokter itu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aina dan melanjutkan langkahnya.

Nathan terus mengeluarkan sumpah serapah nya, melihat Aina yang berlari setelah melihatnya.

Nathan terus menyemangati dirinya untuk terus mengejar pujaan hati nya.

"Hosh, hosh," nafas Aina terengah-engah, saat sampai di kursi nya.

"Ngapa lu? Eh anjir minum gua itu!" Mata Adinda terbelak ke arah Aina, karena tanpa seizin nya Aina langsung meminum minumannya.

Aina menyengir tak berdosa.
"Nanti Aina ganti sama lemon tea deh," ucap Aina seraya mengangkat dua jari membentuk huruf 'V'.

"Bener ya lo?" Tanya Adinda memastikan.

Aina mengangguk menyetujui.

"Hallo epribadeh!" Teriak Intan di depan pintu.

"Kalo dateng itu ucapin salam!" Tegur Restu si ketua kelas.

"Ya maap, gua ulang deh," Intan kembali ke arah pintu mengulangi tingkah nya tadi.

"Assalamualaikum temen-temen!" Ucap Intan.

"Wa'alaikumsalam!" Ucap kelas IPA 1 serempak.

"Nah good," ucap Danu mengacungkan kedua jempol nya.

"Ck," decak Intan.

"Woy Ai, diem-diem bae, ngopi ngapa!" Intan meletakan tasnya di samping kursi Aina.

"Ngapa muka lu tegang gitu sih Ai?" Tanya Adinda.

"Ini semua gara-gara Intan! Harusnya aku gak sekolah hari ini!" Muka Aina memerah, matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Intan menggaruk tengkuknya dan mengangkat alisnya kearah Adinda seolah bertanya 'gimana ini?' Adinda mengangkat bahunya acuh.

"Ya maaf Ai, gua cuma pengen lu gak phobia sama suntikan lagi." Ucap Intan memegang bahu Aina.

Aina menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Rambutnya menutupi seluruh wajahnya Aina.

KRINGGG.

Bel tanda masuk sudah berbunyi, jantung Aina berdebar sangat kencang. Hari ini adalah hari terburuk baginya.

Tak lama kemudian, pintu kelas di ketuk oleh seorang suster yang membawa peralatan suntik.

"Assalamualaikum," ucap sang suster.
Tak lama kemudian pintu kelas terbuka dan muncullah dokter tampan.

"Selamat pagi semuanya," ucapnya.

"PAGI!" Jawab para murid keras, ralat hanya anak perempuan yang membalas nya dengan semangat.

Adinda berbalik badan dan memberi kode kepada Intan untuk membangunkan Aina.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang