MSD 3❤

365K 20.4K 5.9K
                                    

Radit pov.

Hari ini hari terberat bagi gua, dimana gua harus siap untuk bertemu dengan perempuan yang akan jadi teman hidup gua.

Di mana dia akan jadi tempat gua mencurahkan isi hati gua, satu-satunya pundak tempat gua bersandar disaat gua jatuh, surga untuk anak-anak gua kelak. Walaupun ini perjodohan, gua gak mau egois, gua menikah cukup sekali.

Kalo gua gak cinta, gua coba buka hati buat dia.

Malam ini gua gugup setengah mati, gua menerka-nerka siapa yang akan menikah sama gua.

"Radit kamu sudah siap?" suara itu adalah suara bidadari tak bersayap gua, Erinka namanya.

"Iya Ma, Radit turun sekarang," jawab gua sambil membenarkan kemeja dan rambut gua.

Berulangkali gua narik nafas, menghilangkan kegugupan yang melanda diri gua.

"Semangat ya Abang kuh," nah itu si alay, adik perempuan gua. Fanya gadis kelas 2 SMP.

"Ck, iya," jawab gue cuek, gua berjalan menuruni tangga, gua berjalan mengambil sepatu gua.

"Den, semoga cocok ya sama Aden," kata bi Iche, ART dirumah gua. Udah hampir 12 tahun kerja disini, setahun setelah Fanya lahir.

"Iya bi, doain ya," jawab gua dan di angguki oleh bi Iche, gua berjalan kearah pintu, Mamah sama Papah udah nunggu dimobil.

"Udah siap Dit?" tanya papah gua, Arkan fernando salah satu panutan gua.

"Iya pah, "

"Kamu yang bawa ya, papah lagi gak mood,"

"Iya pah,"

Keadaan di dalam mobil hening, hanya musik dangdut yang mengalun di dalam mobil. Bukan gua yang puter tuh lagu tapi papah yang minta, katanya sih biar gak ngantuk.

"Kamu gak marah kan mamah jodohin?" tanya mamah.

"Enggak kok mah, makasih udah perduli sama Abang,"jawab gua, gua cuma pengen berbakti dengan ngikutin perintah orang tua.

"Kamu sih gak pernah pacaran, kan kita sebagai orang tua was-was takutnya kamu suka sesama jenis," kali ini papah yang berbicara, papah ini tipe orang nya absurd kalo ngomong suka gak di filter tapi kayak gitu pun tetep papah dan pahlawan gua.

"Astagfirullah, ya enggak lah pah,"ucap gua. "Alamatnya dimana?" lanjut gua menanyakan alamat calon istri, catat ' calon istri'.

"Nah belok kanan, jalan kenangan nomor dua belas,"

Citt.

Gua langsung nge-rem mendadak pas ngedenger apa yang di ucapin papah. Apa gua gak salah denger itukan alamat rumah yang di sebutin sama salah satu siswa SMA Darmawangsa. Kalo gak salah namanya, Aina.

"Kamu ini apa-apaan sih Dit, bahaya tau,"omel Mamah.

"Maaf mah, ada kucing lewat," jawab gua mengelak.

"Udah cepet lanjutin, ntar keburu malem," ucap papah, dengan segera gua langsung menancap gas, dan melajukan mobil.

Apa itu alamat rumah nya? Kalo bener sih mungkin gua di jodohin sama kakaknya.

Mobil gua terparkir rapi di halaman rumah yang cukup mewah, tapi masih gedean punya gua. Sombong dikit.

"Ayo masuk," ajak papah.

"Papah duluan aja nanti aku nyusul,"

Papah sama mamah ninggalin gua, gua ngambil heandphone gua di dalam mobil. Jantung gua serasa mau copot, baru kali ini ngedatangin rumah cewek dengan tujuan melamar.

My sweet doctor [Sudah Di Serieskan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang