31

2.3K 167 2
                                    

Pristin bersyukur dengan rumahnya yang tidak bertingkat, karena sebelumnya dia merasa kesulitan saat menyelamatkan Sha dirumah yang bertingkat.

Pristin mendekati pintu dan membukanya dengan perlahan, dia mulai melangkah masuk. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar seseorang yang tengah berbicara.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?"

"Aku? Aku ingin kau bangkrut."

"Tidak bisa, aku sudah menjalankannya dari nol bersama ibuku, jika kau memang ingin sukses maka berusahalah."

"Aku sudah lelah, jika memang tidak ingin maka serahkan anak gadismu."

"Tidak! Jangan pernah kau berani menyentuh anakku lagi! Dia hanya anak yang tidak tahu apapun, aku mohon jangan ganggu dia."

Pristin sangat tahu anak gadis yang mereka maksud adakah dirinya dan Pristin juga sangat tahu jika itu adalah suara papanya yang sedang ia cari.

Pristin tidak melihat ada penjagaan didalam rumah, para pria berbadan kekar itu tidak ada disana. 

Pristin mengikuti asal suara papanya. Dan kakinya berhenti saat berdiri tepat didepan pintu asal suara tersebut.

"Aku akan mendapatkan anak gadismu itu, mungkin kau tidak akan bisa melihatnya lagi. Dan ternyata anakmu itu lumayan handal berkelahi ya, bawahanku hampir masuk ke rumah sakit semua."

"Karena mereka semua bodoh." Pristin masuk ke dalam karena sudah tidak kuat mendengar obrolan papanya dan penculik itu.

Pay sangat terkejut melihat anak gadis satu-satunya berdiri dengan ekspresi marahnya yang tidak pernah dia lihat. Tidak ada lagi putrinya yang manis dan cantik, sekarang dia melihat Pristin dengan emosi tinggi.

Penculik itu juga tampak sangat terkejut.

"Bagaimana kau bisa masuk?" pekiknya.

"Aku sudah bilang karena para bawahanmu itu sangat bodoh, badan mereka saja yang besar, tapi ternyata otak mereka sama bodohnya denganmu." Pristin sangat geram, apalagi saat dirinya melihat jika papanya diikat dikursi dengan ada darah yang berasal dari kening papanya.

"Beraninya kau!" 

"Cukup! Yeonsu! Hentikan ini semua, aku mohon. Kita bisa bekerja sama tanpa ada saingan."

"Tidak, karena anakmu sekarang ada disini maka aku akan menyelesaikan semuanya sekarang juga dengan kedua tanganku." 

Pria bernama Yeonsu itu berjalan mendekat ke arah Pristin dengan sebuah pisau yang dia keluarkan dari saku jaketnya.

"TIDAK!" pekik Pay.

Pristin menatap Yeonsu sambil melirik sekeliling ruangan itu untuk mencari celah agar dirinya bisa menghindar dan ia berhasil menemukannya. Saat ini Pristin agak panik karena tidak membawa senjata apapun.

Disaat Yeonsu mulai berlari dan hampir menerjangnya Pristin langsung bergerak cepat kesamping lalu dengan cepat kakinya yang panjang ia gunakan untuk menendang Yeonsu sampai pria itu menabrak dinding.

"Sepertinya para bawahanmu sedang berlibur ya, pak tua." ejek Pristin.

Pay yang melihat itu hanya diam, dia tidak bisa melihat jika anaknya akan terluka, karena dari itu Pay menutup matanya dan hanya mendengarkan suara gaduh diruangan itu.

Hari sudah mulai gelap, Pristin bersyukur kembali karena Yeonsu ternyata tidak bisa menggunakan pisau itu dengan baik yang lebih jelasnya Yeonsu tidak bisa bertarung. Jadi Pristin hanya bisa mengecohnya untuk saat ini sampai lawannya itu lelah.

Namun saat itu Pristin menabrak salah satu meja dan dia langsung ditarik oleh Yeonsu dan Yeonsu memojokkan Pristin didinding. Dengan ujung pisau ditenggorokan Pristin.

"Aku lelah, gadis kecil. Jadi diam dan tenang, jika tidak maka lehermu akan menjadi makanan pisauku ini." ucap Yeonsu.

Pay langsung membuka matanya dan terkejut karena Pristin yang tengah dalam bahaya. Perlahan Pay berusaha membuka tali yang mengikat kedua tangannya ke belakang, sudah dipastikan kalau kini kedua tangannya pasti sudah terluka.

"Brengsek!" pekik Pristin karena kesal.

"DIAM!" Yeonsu berteriak dan hendak melukai leher Pristin dengan ujung pisaunya namun tangannya berhenti saat pintu didobrak.

"PRISTIN!" Yeonjun memanggil disana.

Mendengar suara itu Yeonsu langsung sadar jika yang memanggil gadis didepannya itu adalah anaknya, Yeonjun.

"Ayah?" panggil Yeonjun saat sadar jika pria yang tengah menahan Pristin adalah ayahnya.

"Diam! Ini urusan ayah, kau pergi dari sini." 

"Tidak, tunggu! Apa yang ayah lakukan?" tanya Yeonjun dengan keringat yang tidak kunjung kering karena dirinya berlari dari toko bunga setelah bertanya letak rumah dengan ciri-ciri yang dikirim oleh Pristin.

Melihat Yeonsu yang lengah Pristin langsung mengambil pisau ditangan Yeonsu dan mendorong pria itu menjauh, Pristin langsung berlari menuju kursi Pay.

Yeonsu kembali fokus dan berlari mengampiri Pristin. Pristin membuang pisaunya dan berusaha melawan.

Dengan gerakan cepat Pristin mengangkat tangannya kedepan badan Yeonsu sehingga Yeonsu berhenti dan fokus pada tangan Pristin, saat itu Pristin menggunakan sebelah kakinya untuk memukul perut Yeonsu dan hal itu berhasil membuat Yeonsu terjatuk ke belakang.

Saat Yeonsu hendak berdiri lagi badannya ditahan oleh Yeonjun.

"Aku tidak tahu jika saingan bisnis ayahku adalah ayahmu. Aku minta maaf, cepat lepaskan ayahmu dan pergi dari sini! Pergi ke rumah sakit dan obati luka ayahmu, mobilku ada di toko bunga itu." ucap Yeonjun dengan nada tinggi. Ayahnya langsung berteriak dengan apa yang dilakukan oleh anak bungsunya itu.

"Terima kasih." setelah mengatakannya Pristin langsung mengambil pisau tadi dan melepaskan Pay dan langsung pergi dari rumah itu.

.....

Pristin menggunakan motornya menuju toko bunga dan langsung berganti kendaraan karena pemilik toko langsung memberikan kunci mobil Yeonjun saat melihat Pristin datang.

"Aku akan mengambil bunganya sesudah mengobati papaku." ucapnya sebelum pergi dan pemilik bunga itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

Pay tidak sadarkan diri setelah masuk ke mobil karena darahnya yang keluar banyak.

Pristin langsung menelpon Jungkook dan beruntung sekali karena lelaki itu masih ada dirumah sakit dan Pristin menyuruh Jungkook untuk menyiapkan dokter karena papanya yang terluka. 

.....

Jungkook melakukannya dengan masih bingung. Kekasihnya ini memang penuh dengan kejutan.

Dokter dan para perawat langsung menyambut saat mobil Pristin datang, sementara Jungkook langsung membantu Pristin yang terlihat lemah.

"Jangan sampai kabar papa kembali tersebar, aku tidak ingin ada kabar itu." ucap Pristin sebelum tubuhnya terhuyung pingsan.

.....

"Pristin terlalu banyak bergerak sehingga lukanya berdarah, tapi anda tidak usah khawatir karena tidak terlalu parah." 

Mama Pristin mengehembuskan nafasnya lega karena mendengar penjelasan dari dokter.

Setelah itu ia langsung pergi menghampiri kamar inap Pristin.

TBC

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang