44

1.5K 112 15
                                    

Pada akhirnya Pristin tetap menyembunyikan hubungannya dengan Jungkook dari Sha dan Andi. Gadis itu masih belum bisa mengatakannya, ya mungkin nanti saat dirinya kembali ke Indonesia baru akan memberitahu kedua sahabatnya itu.

Dan pada saat malam tahun baru, dimana Pay sangat sibuk dengan pekerjaannya. Pristin dengan bahagia mengganggu ayahnya itu dengan mendatangi kantornya, mengacak ruangan pekerjaan ayahnya secara perlahan dan menganggu ayahnya.

Pay dengan sabar meladeni anak semata wayangnya yang sangat manja, sesekali pria bertubuh tinggi tegap itu meninggalkan pekerjaannya demi gadisnya.

Tentunya Pristin turut berbahagia dengan kabar baik BTS yang ada diluar.

.....

Untuk Jungkook, setelah acara disana selesai dan kembali ke Korea, tentunya tidak ada waktu untuk berleha-leha, mereka disibukkan dengan jadwal acara yang ada di Korea sendiri.

Dan pada saat semua acara selesai, hal pertama yang Jungkook lakukan adalah menemui kekasihnya.

Setelah Pristin mengabari dirinya, kekasihnya itu sekarang tengah berada di universitasnya untuk berkeliling melihat-lihat.

Jungkook mengambil maskernya dan melihat Namjoon yang bersantai didepan televisi.

"Hyung aku akan keluar. Jika manager bertanya bilang saja aku ada urusan dulu." setelah mengatakan itu Jungkook mengambil kunci mobil milik agensi yang sengaja ditinggalkan di dorm dan segera melesat ke universitas dimana kekasihnya berada.

Diperjalanan Jungkook sempat menelpon dan Pristin tengah berada di kantin.

Setelah beberapa menit Jungkook sampai. Keadaan kampus cukup sepi dan hanya ada beberapa mahasiswa baru untuk melihat-lihat informasi untuk acara ospek nanti.

Jungkook semakin merapatkan topinya saat beberapa mahasiswi menatapnya saat berpapasan. Jungkook langsung menuju kantin, ya setidaknya lelaki itu mengetahui denah universitas dari temannya yang kuliah disini.

Saat sampai di kantin, mata tajamnya melirik semua penjuru kantin, ada beberapa yang tengah berkumpul sambil mengobrol dan matanya terpaku pada sosok perempuan dengan jaket tebal berwarna hitam tengah duduk sendiri sambil memainkan ponsel. Dari belakang saja Jungkook langsung tahu jika perempuan itu adalah kekasihnya.

Jungkook berjalan mendekati gadis itu dan langsung duduk didepannya. Benar saja, itu Pristin.

Pristin sendiri langsung terkejut saat melihat sosok Jungkook duduk didepannya.

"Kenapa kau disini?! Bagaimana jika ada yang mengenalimu?!" Pristin bertanya dengan tidak santai.

"Shtt, kau membuat beberapa orang melihat kesini." Jungkook langsung membekap mulut Pristin sambil menoleh ke kanan dan kiri, memastikan bahwa orang-orang itu sudah tidak memperhatikan mereka berdua.

Pristin mengangguk. "Aku sudah selesai disini. Ayo pergi." Pristin langsung berdiri dan menarik tangan Jungkook lalu keluar dari kantin.

Didalam perjalanan, Jungkook membernarkan tangannya untuk beralih menggenggam Pristin. Keduanya masih berjalan disekitar kampus. Apalagi alasan kalau bukan gedung kampus yang mereka jalan sekarang sangat besar dan cukup lama untuk keluar.

"Bagaimana jika ada yang mengenalimu?" tanya Pristin sambil berbisik.

"Ya mau bagaimana lagi. Sampai sekarang masih aman."

"Fisikmu itu sangat menonjol, akan dengan mudah menebaknya, dan lagi pula kenapa kau kemari? Kan bisa nanti saat aku sudah kembali ke apart."

"Aku benar-benar merindukanmu."

Pristin terdiam. Benar, dirinya juga merindukan Jungkook yang sudah beberapa hari tidak bertemu.

"Oke. Sekarang pulang ya?" Pristin menoleh ke samping, melihat mata Jungkook dari samping. Army baru saja yang melihat mata Jungkook pasti akan mengenalinya, untung sampai sekarang masih aman.

Jungkook mengangguk. Tidak lama mereka sampai diparkiran dan langsung kembali ke apartemen Pristin.

Saat di lift, Jungkook tidak melepaskan genggaman tangan mereka dari pas turun dari mobil.

"Kau pasti lelah. Tidurlah, aku akan masak." lirih Pristin pelan saat lift terbuka.

Jungkook menurunkan maskernya lalu tersenyum. "Ya, kau benar. Aku sangat lelah. Masak yang enak, oke? Buat rasa laparku hilang oleh masakan enakmu." ucapnya.

"Kau sehatkan? Hari ini kau sedikit aneh."

"Aneh? Aku tidak merasa begitu."

"Tapi aku merasakannya, Jung." Pristin memasukkan kode pintu dan masuk. Tangannya masih digenggam oleh Jungkook. Entah sampai kapan kekasihnya itu menggenggamnya.

"Sekarang silakan lepaskan tanganku."

"Eh maaf." Jungkook segera melepaskannya diiringi dengan senyum manisnya. Tentu saja hal itu membuat Pristin semakin mencintai lelaki didepannya ini.

"Ada kamar kosong yang baru dibereskan oleh papa. Kau bisa tidur disana."

"Sejak kapan?"

"Tadinya hanya ruangan kosong. Tapi diisi oleh papa, katanya dijadikan kamar tamu. Dan bisa papa tempati bila menginap disini sepulang kerja jika terlalu lelah."

Jungkook hanya mengangguk kecil mendengar penjelasan Pristin lalu berjalan menuju kamar yang dimaksud oleh Pristin yang letaknya disamping kamar Pristin sendiri.

Pristin hanya menggelengkan kepalanya lalu bersiap untuk masak.

Namun dipikir lagi jika masak sekarang pasti akan dingin karena Jungkook sedang istirahat. Jadi dia bermaksud untuk bermain ponsel sejenak.

Pristin membuka media sosialnya. Akun fanbase BTS terus ramai membahasa BTS saat diluar Korea dan di Korea juga tentunya. Gadis itu tersenyum melihat bagaimana sosok Jungkook didepan kamera, beruntungnya ia tahu bagaimana sosok Jungkook yang sebenarnya saat tidak ada kamera yang menyorotinya.

Dan tato kekasihnya itu. Jungkook sering memakai baju lengan panjang saat menemuinya, tapi beberapa kali lelaki itu menampakkan tatonya. Pristin tidak mempermasalahkan itu, bahkan Pay saja tidak masalah dengan itu, asalkan Jungkook tidak membuat anak semata wayangnya menangis, hanya itu.

Pristin langsung video call begitu tahu jika Sha sedang aktif.

Saat sahabatnya mengangkat, bukan hanya Sha yang terlihat disana, wajah Andi turut menghiasi layar ponselnya.

"Wah udah sering berdua kah kalian? Waduh."

"Orang tua Sha sedang tidak dirumah. Jadi aku menemaninya." Andi menjawab.

"Halah, tetap saja kau ini menggunakan itu untuk kesempatan kan? Namanya juga laki-laki."

"Woi, aku tidak akan melakukan apapun, sumpah. Kau tahu aku bagaimana orangnya, Tin. Tidak mungkin aku merusak calon masa depanku."

"Ekhm... Ada aku disini..."

"Jangan dengarkan dia. Oh ya, bagaimana disana?" Sha langsung berbicara mengubah topik pembicaraan. Pristin hanya tersenyum melihat wajah sahabatnya itu sudah memerah disana.

"Cukup menyenangkan. Tapi disini agak keras."

"Apanya?"

"Papa cukup mendidik keras aku disini. Karena lingkungan disini tergolong sedikit bebas, jadi ya, papa hanya mempercayakan aku kepada dia."

"Eh kau masih belum mengatakan kepada kita siapa dia." Sha kembali mengubah topik.

"Dia..."

"Eh ada yang jalan dibelakang, kau sendiri dirumah atau tidak?"

TBC

Halo, kembali. Gue bilang beberapa kali, maaf kalo telat publish ya. Soalnya udah mulai sibuk belajar. Mau ujianಥ╭╮ಥ

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang