52

1.2K 163 5
                                    

Jungkook yang ada dibelakangnya masih diam tidak bergeming. Keduanya masih bertatap melalui cermin, dengan posisi seperti sekarang, Pristin bisa merasakan hembusan nafas Jungkook.

"Waktu aku kecil, aku berkata kepada ibuku kalau aku akan menikahi perempuan yang asal kelahirannya asli Korea. Tapi sepertinya ucapan itu tidak berlaku lagi sekarang. Tetap seperti ini dulu, aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu."

Pristin mengangguk.

"Kau itu army pasti tahu cerita tentang aku yang tidak diterima audisinya dibeberapa agensi kan? Sepertinya sekarang aku benar-benar bersyukur bisa besar diagensi yang sekarang. Diumur yang seharusnya menikmati masa sekolah, aku dikirim ke luar hanya untuk mengasah bakat ku, tapi setidaknya hasil yang aku dapat tidak mengecewakan. Setelah debut, aku diberitahu oleh ayahku tentangmu, dan setelah itu aku memutuskan untuk menemuimu nanti." Jungkook tersenyum disela ucapannya.

Lalu melanjutkan. "Kau tahu? Aku sudah seperti stalker, aku mencari informasi tentangmu karena aku benar-benar penasaran dengan sosok perempuan bernama Pristin Anata yang saat itu berstatus keponakan. Setelah mendapat kontakmu dan berkata jujur, kau bahkan tidak mempercayainya. Setelah kau menantang ku untuk datang kesana, untungnya jadwalku sedang kosong saat itu dan manager juga ada sedikit urusan di Indonesia jadi sekalian aku menemuimu. Ayah memberitahu sekolah dan alamat rumahmu sebelum aku ke Indonesia. Apa kau tahu bagaimana ekspresi wajahmu saat pertama kali melihatku?"

"Astaga, sepertinya tidak bagus."

"Benar. Tapi perempuan yang membuatku penasaran akhirnya ditemukan. Dan sudah beberapa kali aku bersyukur kalau kau ternyata bukan keponakanku, sekarang kau kekasihku."

Keduanya tersenyum.

"Jung? Kenapa kau ingin menjalin hubungan denganku? Sedangkan kau seorang idol."

"Bagaimana ya? Saat itu entah mengapa hatiku berkata seperti itu. Namun setelah menjalani hubungan lumayan lama, setidaknya aku mulai mengetahui apa alasannya. Kau berbeda dari perempuan lain, aku tidak bisa menjelaskan perbedaan itu. Tapi karena itu aku jadi mencintaimu sebesar ini. Sekarang hubungan kita sudah hampir 2 tahun dan sepertinya kata 'lebih mencintai orang lain daripada mencintai diri sendiri' itu memang benar adanya. Sekarang dan seterusnya, aku tidak bisa kehilanganmu, sungguh." Jungkook mengeratkan pelukannya.

"Aku juga."

"Aku akan mengatur jadwal setelah kembali lagi bersama yang lainnya nanti. Sepertinya aku harus membicarakan sesuatu yang serius dengan ayahmu."

"Membicarakan apa?"

"Ya hal serius. Aku akan memberitahumu jika pembicaraan itu berjalan lancar."

Pristin diam, mencoba mencari sesuatu dari ekspresi wajah kekasihnya.

"Jangan bilang kau ingin berbicara tentang lamaran dengan papa?" tebak Pristin dan Jungkook langsung mengangguk.

"Astaga. Kau harus menikmati hidupmu sebagai laki-laki yang dicintai banyak orang, Jung. Repurtasimu akan menurun jika kabarnya tersebar. Kau akan melukai hati banyak army."

"Aku sudah mengatakannya kepadamu, aku manusia, aku laki-laki yang membutuhkan suport secara langsung. Aku sudah 7 tahun bersama army dan aku percaya kalau army tidak sejahat itu terus membiarkanku sendiri bukan? Kalau urusan keseriusan hubungan kita, aku akan menyembunyikannya, aku tidak ingin kau terluka karena fans. Setidaknya untuk sekarang seperti itu dulu. Biarkan waktu berjalan dan kita hanya tetap seperti biasa."

"Kau yakin?"

"Tentu saja."

"Em Jung?"

"Ya?"

"Kau tidak lelah dengan posisi seperti itu?"

Mendengar itu Jungkook langsung melepaskan pelukannya dengan tawa kecil khas miliknya.

"Ayo keluar." Pristin beranjak lalu menggandeng tangan Jungkook untuk keluar dari kamarnya.

"Kau ingin makan? Tentu saja jawabannya iya." Pristin bertanya dan menjawab sendiri membuat Jungkook gemas.

"Kau kesini pagi sekali dan sudah pasti belum makan. Jadi tunggu sebentar." Pristin mendorong pelan Jungkook untuk duduk disofa.

Hendak Pristin berbalik namun tangannya ditahan oleh Jungkook.

"Ada apa?"

"Kemari." Jungkook menarik tangan Pristin.

Pristin kembali berhadapan dengan Jungkook, namun posisinya lebih tinggi karena berdiri.

Tarikan Jungkook terus berlanjut sampai Pristin sepenuhnya duduk dipangkuan Jungkook. Tentu saja hal itu sukses membuat Pristin terkejut bukan main.

"Apa yang ka... Hmpp!" ucapan Pristin terpotong saat bibirnya ditutup dengan bibir Jungkook.

Dengan senyuman disela ciuman mereka, Jungkook sedikit memainkan bibirnya. Tapi ciuman itu tidak lama, Jungkook langsung menjauhkan wajahnya dan menatap Pristin yang masih diam membatu.

Jungkook dapat melihat rona merah di pipi gadisnya.

"Itu karena aku merindukanmu. Sekarang masak, aku lapar." Jungkook tersenyum sambil membantu Pristin berdiri lalu mendorong pelan kekasihnya itu agar berjalan ke dapur.

Setelahnya Jungkook langsung berbaring disofa dengan senyum yang terus-menerus menghiasi wajah tampannya.

•••••

Jungkook dan Pristin menghabiskan waktu di apartemen, beberapa permainan mereka lakukan karena Pristin melarang Jungkook untuk mengajaknya keluar karena Pristin khawatir Jungkook akan dikenali oleh fans.

Keduanya benar-benar menghabiskan waktu seharian di apartemen.

Saat langit sudah mulai gelap, Jungkook mengatakan jika managernya sudah menunggu dibawah. Setelah bersiap dengan paksaan Pristin yang memberikan masker kepada Jungkook. Pristin mengantarkan Jungkook sampai depan gedung dimana Sejin sudah menunggu.

Sebelum Jungkook pergi, Pristin menepuk pundak lelaki itu.

"Itu orangnya. Jangan khawatir, setidaknya aku aman untuk saat ini bersama dengannya." ucap Pristin sambil menunjuk ke cafe depan gedung, dimana Cha Eunwoo sedang duduk manis bersama salah satu rekannya.

Jungkook tersenyum lalu mengangguk. "Terus jaga kesehatan. Dan jangan menjahiliku lagi." sebelum pergi Jungkook kembali memeluk Pristin.

"Hm, kau juga jaga kesehatan. Sukses dengan comeback kalian. Aku menunggu." bisik Pristin.

Jungkook kembali mengangguk lalu bergegas.

Setelah Jungkook masuk, Sejin sempat menurunkan kaca mobilnya lalu melambai dan tersenyum kepada Pristin. Lalu mereka pergi.

Pristin kembali masuk ke dalam dan naik menuju apartemennya.

Setidaknya kesalahpahaman yang ditimbulkan olehnya bisa diselesaikan dengan baik dan Pristin beberapa kali bersyukur Jungkook bukanlah laki-laki yang kasar dalam segi perkataan atau fisik.

Sebelum masuk, Pristin sempat tersenyum lalu melambaikan kedua tangannya ke kamera pengawas kecil Pay yang tersimpan didepan pintunya.

Untung saja ayahnya itu tidak memasang kamera didalam juga. Bisa berbahaya kalau sampai dipasang di dalam. (° ͜ʖ ͡°)

TBC

Jangan pelit ya jempolnya:')

Men, part Jeka dilagu ON bikin ambyar ga? Ambyar sih gue, pas dia nyanyi gue auto merem buat hayati. Asli ugh sekali:')

O iya. Follow ya yang belum biar kalo ada info bisa tau:)

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang