Pristin sudah hampir 2 minggu di Korea dan dirinya sadar jika kehidupan di Korea tidak sepenuhnya enak seperti halnya didalam drama. Para pekerja sangat keras disini dan para pelajar tidak terlihat santai, mereka benar-benar mati-matian untuk belajar. Mungkin nanti dirinya akan seperti itu.
Saat ini Pristin sedang berbaring didepan televisi yang mati dengan ponsel ditangannya. Dirinya tengah asik dengan obrolan grupnya.
Dan tidak lama bel berbunyi. Pristin langsung berjalan kearah pintu dan terkejut saat melihat wajah Jungkook di monitor. Pristin langsung membuka pintunya.
"Sejak kapan kau kembali?"
"Kemarin. Tidak ingin menyuruhku masuk dulu?"
"Eh silakan." Pristin menggeser tubuhnya dan Jungkook masuk.
Jungkook duduk disofa depan televisi setelah membuka mantel dan topinya.
"Ingin minum apa?" tanya Pristin sambil berjalan menuju dapur.
"Air putih saja."
"Oke, tunggu sebentar."
Ya akhirnya Jungkook bisa bertemu dengan Pristin. Kekasihnya yang sangat ia rindukan dan dia sangat bersyukur karena Pristin tinggal di Korea sekarang.
Setelah menyimpan segelas air dingin, Pristin duduk di samping Jungkook lalu menatap lelaki tampan itu dari samping.
"Kenapa? Apa ada yang aneh dengan wajahku?" Jungkook kembali menatap Pristin.
Pristin menggeleng. "Aku hanya rindu." ucapnya.
"Kemari." Jungkook menarik pelan tangan Pristin dan membuat Pristin bersandar padanya dan satu tangannya ia letakan di pinggang Pristin.
Saat itu juga Pristin langsung mencium bau yang dulu mengisi rumahnya dan membuat Sha dan Andi sempat curiga.
"Aku juga merindukanmu. Maaf aku jarang sekali memberi kabar dan bahkan tidak mengabari jika kembali ke Korea." Jungkook berucap sambil menarik tangannya yang dibelakang dan langsung menggenggam tangan Pristin.
"Tidak apa. Aku tahu kau sibuk. Fokus saja dengan pekerjaannya."
"Maaf."
"Tidak masalah. Oh ya, kita terus menerus menyembunyikan hubungan kita dari keluarga, tapi suatu saat pasti akan terbongkar. Lebih baik bagaimana menurutmu?"
"Bagusnya bagaimana? Memberitahu orang tua kita dari sekarang?"
"Aku tidak yakin. Tapi ada yang membuatku sedikit mengganjal. Papaku dan papamu jika dilihat hubungan mereka lebih seperti sahabat. See? Saudara jauh ya? Atau disebut keponakan? Aku tidak terlalu mengerti. Soalnya setahuku nenek atau kakek tidak pernah bercerita tentang papamu dan kau yang ada di Korea." jelas Pristin sambil menatap tangannya yang dielus lembut oleh Jungkook. *asw gue ngetiknya baper*
Pristin juga melihat tato Jungkook dijarinya dan Pristin hanya tersenyum. Kekasihnya ini pasti sangat menyayangi army.
"Aku kira hanya aku yang berpikir seperti itu. Aku juga sempat berpikir saat pertama kali mengirim pesan padamu. Aku baru tahu karena ayahku juga mendadak menceritakannya."
"Jadi bagaimana?"
"Apa kita tanya dulu? Meminta kejujuran dari keluargaku dan keluargamu tentang hubungan keduanya yang sebenarnya. Jika jawaban mereka memastikan kita diskusi dulu untuk baiknya seperti apa. Bagaimana?"
"Boleh. Besok aku akan mengunjungi papa dan sekalian akan aku tanya. Lalu kau kapan pulang ke Busan?"
"Mungkin nanti jika jadwal kosong. Sekarang aku disini istirahat karena baru pulang ke Korea."
"Ya sudah. Jangan terlalu lelah. Jaga kesehatan."
"Iya sayang." Jungkook mencium kepala Pristin.
"Hei." Jungkook memanggil dan otomatis Pristin melihat dengan sedikit mengangkat wajahnya dan tiba-tiba saja Jungkook mengecup bibir Pristin.
Pristin hanya diam membatu. Kecupan itu benar-benar mendadak dan tentu saja mengejutkan. Lelaki didepannya langsung tersenyum manis.
"Aku sangat merindukanmu." Jungkook mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Pristin dan langsung menarik Pristin ke dalam pelukannya.
Pristin benar-benar tidak bisa berbuat apapun.
Jungkook melepaskan pelukannya dan menatap Pristin dengan senyum paling manis yang dia punya. Bisa dilihat wajah Pristin sudah memerah disana.
Dan pada akhirnya kedua bibir mereka bertemu. Awalnya Jungkook hanya diam, namun tidak lama bibirnya mulai bergerak dan tangannya mulai memegang tengkuk Pristin untuk memperdalam ciuman mereka.
Nafas keduanya saling bertemu dan Pristin mulai membalas. Jungkook mulai memperdalam ciumannya dengan memainkan lidah. Saat itu juga Pristin sadar dan menjauhkan diri.
"Jangan dilanjutkan. Ini tidak baik." ucap Pristin dengan nafas yang sedikit memburu. Begitu pula dengan nafas Jungkook. Wajah keduanya sudah sangat merah, udara disekitar mendadak panas.
Suasana hening selama 2 menit dan keduanya hanya diam saling tatap dengan mengatur nafas agar lebih tenang.
"Maaf." Jungkook menundukkan kepalanya. Pristin yang melihat itu langsung memeluk Jungkook, dan Jungkook refleks memeluk juga.
"Tidak apa-apa. Hanya saja aku takut, kita hanya berdua disini." ucap Pristin sambil menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook, gadis itu dapat merasakan detak jantung Jungkook sedang tidak normal, begitupun dirinya.
"Hah..." Jungkook menghembuskan nafasnya pelan. "Maaf... Maaf maaf." hanya itu yang Jungkook katakan.
"Jika aku jadi dirimu, mungkin aku akan melakukan hal sama. Itu wajar. Tapi kita harus membatasi. Hm?"
Jungkook mengangguk.
"Makan?" Pristin melepas pelukannya.
"Ingin pesan?"
"Tidak perlu. Aku akan masak, ingin makan apa?"
"Apa saja."
"Oke kalau begitu tunggu disini. Nyalakan saja televisinya jika ingin menonton."
"Oke."
TBC
Anjir, gue baru ngetik ginian lagi. Ngeri bat dah. Geli2 gimana gitu. Ngebut pula ngetiknya anjay. Semoga menikmati!❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
JJK??? [END]
FanfictionRevisi + Update Fans yang nyamperin Idola? lah ini, Idola yang nyamperin Fansnya. Kepo? kuy baca, BAKU and NON BAKU....