34

2.3K 152 1
                                    

Hari pertama Pristin disekolah cukup menyenangkan, karena eskul Basketnya tengah merekrut siswa baru.

Mungkin diangkatannya tidak terlalu banyak, dan sekarang banyak yang masuk jadi hari malas sekolahnya terbayarkan dengan banyaknya adik Basketnya.

Kebanyakan yang masuk beralasan karena kenal dirinya dari media sosial. Oh ya, sebelumnya sekolah juga sudah mengadakan MPLS untuk siswa baru. Dan ada demonstrasi juga untuk organisasi, tapi Pristin tidak mengikutinya karena ia di Korea saat itu.

Jadi pas Pristin masuk akan langsung ada perekrutan untuk olahraga dulu, untuk organisasi lainnya nanti. 

"Wah banyak sekali ya yang ikut Basket." salah satu teman Pristin berbicara dengan senang ketika datang dan berdiri disamping Pristin yang tengah memperhatikan para anak-anak baru.

"Aku juga tidak menyangka, aku harap mereka bertahan dan tidak ada yang keluar. Karena saat angkatan kita banyak sekali yang keluar entah apa alasannya itu." celetuk Pristin sambil tersenyum.

"Hm, aku juga berharap seperti itu. Eh, aku dengar kau kemarin-kemarin ke Korea dan mendapat masalah disana. Benar?" tiba-tiba temannya itu berganti topik dan membuat Pristin diam. Apa beritanya sampai ke Indonesia juga?

"Dari mana kau tahu?" 

"Berita, aku membacanya dari berbagai situs juga. Dan yang aku tahu nama yang tertera diculik itu nama papamu kan? Dan mereka menyebutkan bahwa anaknya yang menyelamatkan beliau."

"Ya, ada sedikit masalah disana. Sepertinya beritanya tidak terlalu tersebar. Aku minta tolong kepadamu untuk tidak menyebarkan berita itu oke? Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian apalagi ada murid baru.

"Tenang saja. Aku akan pemanasan, kau ikut?"

"Tidak, aku sedang tidak enak badan. Aku sudah ijin kepada pelatih tadi." alasan sebenarnya karena luka Pristin. Dia dilarang oleh dokter untuk kegiatan berat seperti berlarian atau loncat. Jadi untuk latihannya Pristin akan ijin untuk waktu lumayan lama.

Setelahnya Pristin duduk tenang dipinggir lapang memperhatikan kegiatan di lapang. Sampai akhirnya bahu Pristin ditepuk oleh Andi.

Andi duduk disamping Pristin.

"Tidak diberi ijin untuk latihan?" tanya Andi.

"Ya seperti yang terlihat. Papa melarang."

"Tidak apa jika untuk kesehatan. Nanti setelah sembuh total kau baru bisa bermain lagi. Oh ya, dimana Sha?"

"Sha dijemput kakaknya tadi entah kenapa, sepertinya ada urusan penting karena mereka terlihat sangat buru-buru."

"Aku harap bukan berita yang buruk."

"Ya, kau sendiri? Kan diijinkan pulang karena bebas kenapa tidak pulang?"

"Aku melihatmu disini sendiri, jadi ya aku kesini untuk mengobrol sebentar."

"Yehh dasar. Di..."

"Hm?"

"Kalau aku bertanya kau mau menjawab dengan jujur tidak?"

"Tentu saja mau, kenapa? Apa ada masalah?"

"Iya, bukan masalahku, ini masalah temanku yang jauh. Hm, dia bertanya kepadaku, kalau dia berpacaran dengan saudaranya sendiri boleh tidak?" Pristin menatap wajah tanpa ekspresi Andi.

"Sebenarnya boleh saja, cuma kata orang dulu, kalau berhubungan dengan keluarga sendiri, nanti keturunannya bisa cacat. Itu yang aku tahu."

"Kalau kau? Siapa pacarmu sekarang?" 

Mendengar pertanyaan mendadak itu Andi langsung menoleh.

"Tidak ada. Tapi aku sedang mengagumi seseorang. Mengagumi."

"Kenapa kau tidak melangkah lagi?"

"Kenapa ya? Aku tidak tahu."

"Siapa? Siapa perempuan itu?"

"......"

TBC

Mon maaf ya, lagi fokus belajar udah kelas 12, jadi maaf banget kalo jarang publish. Terus tungguin ya, bakal publish kok kalo ada waktu luang. Pai pai...

EH MAAF JUGA PENDEK BANGET. OTAK AING MENTOK PISAN. MAAF YAAA.....

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang