32

2.3K 166 3
                                    

"Bagaimana kau bisa menemukan papa?"

"Hm, aku hanya ingin menyelamatkan papa, aku mengunjungi kantor papa."

"Tapi bagaimana kau bisa masuk?"

"Ada ayah Jungkook disana yang membantuku masuk dan aku mencari sesuatu diruangan kerja papa, dan aku menemukan kertas petunjuk membuka pintu rahasia. Dan ya, aku menemukan kertas alamat dan menemukan sebuah kejutan. Terima kasih papa." Pristin langsung memeluk Pay yang langsung tersenyum mendengar penjelasan anak gadisnya.

"Ah sangat tidak menyenangkan karena kejutannya kau ketahui sebelum ulang tahunmu."

"Mana bisa aku harus menunggunya selagi papa dalam bahaya?" Pristin melepaskan pelukannya lalu memandang kesal papanya itu.

"Papa tidak tahu kalau ternyata anak papa ini pintar berkelahi."

"Itu karena aku belajar dari Andi, dia kan belajar taekwono dan aku juga mempelajari itu darinya."

"Kau ini sudah membuat kita semua khawatir." mama Pristin berucap.

Semua orang yang ada disana mengangguk setuju. Mereka masih dirumah sakit tepatnya dikamar Pay. Ada Jungkook, Sejin, ayah Jungkook, ibu Jungkook.

"Coba saja kalau aku tidak bertindak, apa papa sudah ada disini sekarang?" semuanya mengangguk setuju dengan Pristin.

"Tapi, nak. Kau mengenal anak Yeonsu?"

"Ah, Yeonjun? Ya aku mengenalnya, aku bertemu dengannya ditaman rumah sakit. Dia menemaniku saat itu. Papa juga mengenalnya?"

"Papa sangat terkejut, memang dunia ini sangat sempit. Dia itu anak yang menyelamatkan hidupmu, nak. Dia sudah mendonorkan darahnya saat kau sedang kritis."

"Benarkah?"

"Iya benar, Jungkook dan Sejin juga pasti mengetahuinya."

"Aku lupa dengan wajahnya, paman." Jungkook langsung menjawab karena dia tidak mengingat Yeonjun saat melihatnya ditaman saat itu.

"Tapi aku bersyukur kalian tidak apa-apa." ayah Jungkook berbicara.

"Hm, aku beruntung memiliki anak gadis yang kuat ini. Setelah keluar dari rumah sakit papa akan membawamu ke kantor untuk melihat kejutanmu, ya?"

"TENTU SAJA!!"

.....

Pristin mengunjungi kantor papanya setelah keluar dari rumah sakit, namun hanya dirinya dan papanya saja, mama harus membereskan apartemen karena berantakan oleh Pristin saat mencari sesuatu ketika papanya diculik.

Pay membawa anak gadis kesayangannya ke kantor dan sesekali mengenalkan Pristin kepada para pegawai yang menyapanya dan bertanya tentang gadis disamping Pay.

Pristin sangat senang saat Pay secara langsung memperlihatkan kejutannya daripada awal ia ketahui saat situasi dan kondisi tidak baik. Pay menjelaskan dari awal dirinya membuat ruangan rahasia itu dan awal mula membuat kejutan untuk Pristin. Dengan baik Pristin mendengarkan semua penjelasan dari Pay.

"Nanti kuliah papa ingin Pristin kulian disini ya?" tiba-tiba Pay berbicara.

"Kuliah disini? Lah lalu bagaimana di Indonesia?" 

"Tidak apa-apa. Papa yang akan mengurus perpindahan kewarganegaan karena tidak lama ini Indonesia akan menggunakan sistem Zonasi, karena jika kewarganegaraanmu masih Indonesia akan sulit untuk kuliah di Korea. Jadi tidak akan ada masalah."

"Mama bagaimana? Sha? Andi?"

"Kamu bisa sesekali ke Indonesia saat liburan. Mama tentu saja akan ikut. Tapi papa harap kamu bisa menyesuaikan diri, setelah kelulusan kita kembali ke sini. Asalkan kamu tahu, kehidupan di Korea tidak akan semudah yang kamu pikirkan. Tes masuk Universitas di Korea saingannya sangat berat, tapi kamu akan memulai pendidikan yang bagus disini, papa akan mencarikan Universitas yang bagus."

"Kalau itu memang yang terbaik aku ikut."

.....

Esoknya Pristin dihubungi oleh Yeonjun untuk bertemu disalah satu cafe dekat kantor Pay. Pristin meminta izin ke orang tuanya namun sempat ditolak karena masalah keamanan Pristin. Tapi Pristin akhirnya berhasil mendapatkan izin kedua orang tuanya dengan seorang bodyguard yang menjaga Pristin dari jauh.

Dan sekarang, Pristin memasuki cafe itu lalu menemukan Yeonjun yang duduk didekat jendela area belakang.

Lelaki itu tersenyum hangat saat mengetahui Pristin datang.

"Maaf aku lama, sedikit susah mendapat izin. Maaf ya."

"Tidak apa, aku tahu itu akan terjadi."

Obrolan mereka dimulai setelah minuman Pristin dan Yeonjun datang.

"Hm, aku mengajakmu bertemu disini ingin membahas beberapa masalah tentang teror dan peyerangan yang dilakukan oleh ayah dan kakakku."

"Oke, dari mana kita mulai?"

"Sebelumnya aku minta maaf mewakili keluargaku yang bersikap tidak baik kepada keluargamu. Aku baru tahu jika ternyata ayah dan kakakku sudah melakukannya sejak lama. Dan bahkan aku tidak tahu jika korbannya adalah keluargamu." Yeonjun menjelaskan dengan tenang, namun Pristin dapat merasakan rasa menyesal dari Yeonjun.

"Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih karena kau sudah menyelamatkanku dari kritis saat aku terluka, aku baru mengetahuinya saat papaku menjelaskannya kemarin. Papa bahkan tidak tahu kalau kau adalah anak saingan bisnis papa. Aku sangat berterima kasih." Pristin tersenyum.

"Papa tidak marah. Sebenarnya aku sangat kesal dengan kelakuan kalian, dengan menculik sahabatku, dulu melukai mamaku, lalu menculik papaku, bahkan aku sendiri hampir mati. Tapi aku tahu semua yang kalian lakukan karena ingin bisnis kalian berjalan baik, aku juga tahu kalau kehadiran papaku didunia bisnis membuat perusahaan kalian menurun drastis. Aku bersyukur karena ayah dan kakakmu tidak berniat melakukan hal lebih kepada keluargaku, aku bersyukur untuk itu. Aku juga mewakili keluargaku, aku minta maaf karena membuat perusahaan keluarga kalian menurun dan aku juga berterima kasih karena kau sudah menyelamatkan aku dan papaku."

"Benarkah? Kau memaafkan?"

"Tentu saja. Aku harap keluargamu tidak lagi seperti itu, papaku sangat ingin bekerja sama dengan kelargamu."

"Aku yang memegang perusaan sekarang, karena masalah ayah dan kakakku, aku ditunjuk untuk jadi pemegang saham saat ini. Aku akan mengunjungi ayahmu dan meminta maaf secara langsung nanti. Aku sangat bersyukur karena kau memaafkan keluargaku."

"Bukankah semua orang berhak memaafkan. Aku tidak sejahat itu untuk tidak menerima maafmu."

TBC

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang