Pelan-pelan bacanya. Resapi, satai. Anjai.....
.....
Sejak obrolannya dengan Pay, Pristin tidak lagi bertemu dengan Jungkook selama 1 minggu karena Jungkook tengah mempersiapkan penampilan untuk acara akhir tahun nanti.
Namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Pristin sangat berharap jika nanti malam tahun barunya bisa bersama dengan Jungkook. Lelaki yang tidak harus Pristin khawatirkan lagi karena dia bukan saudaranya. Mungkin hanya sedikit sekali kemungkinannya terjadi.
Kemarin, Pay menelponnya mengatakan jika ayah Jungkook sudah mengetahui hubungan mereka, tapi karena kesibukan Jungkook, Jungkook sendiri belum mengatakan apapun kepada ayahnya. Pristin senang untuk itu.
Setidaknya selama berhubungan dengan Jungkook, tidak ada masalah wanita lain didalam hubungan mereka. Jungkook benar-benar membuat kepercayaan Pristin sangat besar dengan segala tindakannya, pengorbanan yang lelaki itu berikan disela kesibukannya sebagai member Boyband. Pristin bersyukur untuk itu.
Kini, gadis yang rambutnya digerai, dibiarkan di gerakkan angin itu tengah duduk di bangku, tepatnya dipinggir sungai Han, dimana banyak orang lalu lalang dengan pasangannya. Hatinya sedikit terasa sakit saat sadar ternyata berhubungan dengan seorang Jungkook itu tidak mudah. Hubungannya harus ditutup rapat-rapat demi kenyamanan keduanya.
Namun Pristin tidak boleh egois. Dia harus bisa mengerti kenapa kekasihnya jarang memberi kabar karena ya memang kenyataannya seperti itu. Tapi setidaknya melewati beberapa media berita, berita Jungkook baik-baik saja meskipun dengan kesibukan super padatnya.
Matanya tertutup, menikmati angin malam yang sejuk menerpa wajah dan rambutnya. Baju dan celana panjangnya terasa tidak berguna, buktinya rasa dingin itu menusuk kulit putih miliknya.
Namun kedua matanya terbuka saat merasakan seseorang yang memakaikan jaket di punggungnya.
Pristin mengenali lelaki didepannya meskipun dia memakai topi dan masker.
"Jungkook?" tanya Pristin dan lelaki didepannya mengangguk lalu duduk disamping Pristin.
"Apa yang sedang kau lakukan? Malam begini, dingin pula." tanya Jungkook. Lelaki itu menatap lurus pada air sungai Han yang terlihat indah saat malam hari.
"Hanya mencari udara segar."
"Tapi udara malam cukup dingin. Kau kedinginan kan?"
"Ya, sedikit. Eh, sedang apa kau disini?" Pristin menatap Jungkook yang juga menoleh padanya.
"Aku istirahat. Dan bagusnya, libur lama sebelum nanti latihan rutin tahun baru." Jungkook menjawab sambil menautkan jarinya pada jari-jari cantik Pristin.
"Apa tidak masalah kau ada diluar seperti ini?"
"Tidak. Aku aman dari tadi. Aku kira siapa gadis yang duduk sendiri disini, sedang memejamkan matanya, merasakan dingin ditubuhnya, dan bodohnya dia membiarkan dirinya kedinginan. Ternyata itu kekasihku." Pristin dapat melihat mata kekasihnya membentuk bulan sabit terbukti dia tersenyum dibalik maskernya.
Jungkook melepaskan topinya dan membiarkan rambutnya ikut terkena angin malam seperti Pristin.
"Apa tidak pengap? Memakai masker itu?"
"Pengap sebenarnya. Tapi ya mau bagaimana lagi."
"Kalau begitu ayo ke apartemenku. Kau bisa kedinginan jika memakai baju itu." Pristin melirik baju kaos hitam pendek Jungkook. Kekasihnya itu sangat sering menggunakan baju kaos hitam polos. Begitulah baju santainya.
Jaket Jungkook ada padanya.
"Tidak usah. Disini dulu. Aku ingin menikmati istirahatku dengan nikmat. Setidaknya lelahku hilang saat bersama denganmu."
"Sejak kapan kau jadi pintar berbicara, Jung?"
"Sejak aku mengenal dirimu. Sejak berusaha membuatmu percaya bahwa aku Jungkook asli. Aku jadi pintar berbicara sekarang."
"Heee.... Kau menyalahkan ku?"
"Tentu saja tidak." Jungkook merapatkan duduknya dengan Pristin lalu memeluk gadisnya dari samping, menyalurkan kehangatan.
"Aku mencintaimu. Pristin Anata." Jungkook menurunkan maskernya lalu mengecup kepala Pristin.
"Hei, pakai masker mu!" Pristin menyadari itu lalu melihat wajah Jungkook yang tersenyum manis. Ah kekasihnya selalu manis.
Secepat kilat Jungkook mengecup bibir kedinginan Pristin lalu mengangkat kembali maskernya menutupi mulut dan hidung.
Selalu Pristin yang dibuat terkejut. Matanya kembali menatap air sungai dengan senyuman dibibir pink-nya.
.....
Jungkook tidak ingin ke apartemen. Dan pada akhirnya mereka berakhir di Myeongdong. Tempat segala makanan enak.
Mereka memasuki salah satu tempat makan.
Dan saat makanan sudah tersedia didepan mereka. Barulah Jungkook melepas maskernya. Beruntung Pristin bisa meminta kepada ibu pemilik agar menepati tempat tertutup dan mereka mendapatkannya.
Jungkook dan Pristin mulai makan.
"Ada berita bagus." Pristin menatap Jungkook sambil menyuap nasi dengan sumpit.
"Hm?" Jungkook tengah mengunyah.
"Hubungan orang tua kita ternyata hanya sebatas sahabat dekat."
Jungkook tersedak. Pristin dengan panik langsung memberikan minum kepada Jungkook sampai lelaki didepannya selesai dengan batuk kecilnya.
"Benarkah?"
"Ya. Aku sudah bertanya kepada papa. Dan dia jawab kalau mereka hanya sahabat yang membuat hubungan adik kakak mereka karena mirip. Lagipula aku baru sadar jika papaku lahir di Belanda. Bukan di Korea. Dan papamu juga sudah mengetahui hubungan kita dari papaku."
Jungkook tersenyum. "Berarti kita resmi sekarang, tanpa mengkhawatirkan status keluarga lagi." gigi kelincinya yang lucu membuat Pristin gemas.
"Ya, sekarang makan dulu. Sesudah itu kita kembali ke apartemen."
"Baik tuan putri."
TBC
Meski telat gapp lah ya. Selamat natal bagi yang menjalani.
Jangan lupa vote sama komen ya... Terima kasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
JJK??? [END]
Fiksi PenggemarRevisi + Update Fans yang nyamperin Idola? lah ini, Idola yang nyamperin Fansnya. Kepo? kuy baca, BAKU and NON BAKU....