Ibu Pay, panggil saja namanya Anna dan ayah Pay yang bernama Larry. Mereka langsung ke Korea setelah mendengar kabar yang terjadi kepada anak dan cucunya.
Jangan salah, kedua orang tua Pay memang sudah menua, namun kondisi fisiknya masih segar. Terbukti dari pergerakan Larry yang bergerak sendiri membersihkan nama anak dan cucunya. Terbukti sudah melewati seminggu setelah kejadian, berita yang sempat heboh tersebut sudah tidak ada yang mengungkitnya lagi di media sosial. Bahkan investasi perusahaan Pay kembali naik setelah dikelola sementara oleh Larry.
Pristin? Kondisi mental dan fisik gadis itu sedikit terganggu sehingga Pristin harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun Anna terus berada disamping Pristin untuk membantu gadis itu menggantikan ibunya.
Jungkook juga tidak pernah absen untuk menjenguk Pristin yang berada dirumah sakit. Terkadang Jungkook menjenguk Pristin bersama member lainnya.
Dan hasil diskusi semalam dari Pay dan Larry. Keduanya memutuskan untuk memberhentikan studi Pristin, mereka akan memfokuskan Pristin untuk berbisnis. Tentu saja penerus Pay nanti.
Pristin saat ini sedang duduk menghadap jendela yang langsung mengarah ke beberapa gedung tinggi diluar sana yang penuh dengan cahaya terang dari lampu dimalam hari yang diikuti dengan udara dingin. Pandangannya kosong Kepergian ibunya benar-benar membawa pengaruh besar dalam kehidupannya.
Anna sendiri sedang ke apartemen Pristin untuk mengambil beberapa kebutuhan Pristin dan sekarang ia sendiri. Keadaannya semakin membaik, namun pandangan mendiang ibunya masih terus melintas dipikirannya dan itu benar-benar menganggu. Saat Pristin mengingat itu air matanya terus jatuh.
Hatinya sakit. Mendengar penjelasan panjang lebar dari ayahnya tentang masalah sebenarnya yang menimpa keluarganya dari Kangta Company. Namun Larry terus memberitahu Pristin untuk tidak menyimpan dendam kepada siapapun.
Pristin terus diberitahu oleh kakek dan neneknya, jika Pristin memiliki mereka, Pay, Jungkook dan tentunya sahabatnya yang terus mengkhawatirkannya di Indonesia. Berkat hal itu setidaknya kondisi mental Pristin membaik.
Lamunannya tersadarkan saat pintu kamar inapnya diketuk dan seseorang masuk disana. Pristin menoleh dan melihat Jungkook masuk dengan Namjoon. Kedua lelaki itu langsung tersenyum saat melihat Pristin tersenyum kecil menyambut mereka.
"Kau sudah makan?" tanya Jungkook.
Pristin mengangguk lalu membenarkan posisinya agar lebih nyaman.
"Nenekmu kemana?"
"Mengambil barangku di apartemen. Kalian kemari, tidak apa-apa?"
"Tidak masalah, jadwal kita sudah selesai hari ini." Namjoon menjawab. Keduanya duduk di kursi yang ada disamping ranjang Pristin.
"Pagi tadi papa memberitahuku jika aku akan berhenti kuliah dan fokus kepada penyembuhan dan akan mempelajari tentang kelola perusahaan." jelas Pristin sambil menundukkan kepala.
Jungkook dan Namjoon yang mendengarnya hanya bisa diam dan sesekali saling tatap. Namjoon mengangguk lalu menghembuskan nafasnya.
"Mereka memutuskan itu pasti dengan berbagai pertimbangan yang sudah dipikirkan. Mereka sudah merencanakan masa depan untukmu dan tentunya untuk menjadi lebih baik. Terlebih itu ayah dan kakekmu, kau harus berjuang untuk sembuh dan mulai belajar agar menjadi gadis muda yang berprestasi di bidang bisnis. Kau tidak harus terus memikirkan apa yang sudah terjadi. Pristin, yang berlalu biarkan berlalu, sekarang kau harus fokus untuk meraih masa depan. Kita disini selalu mendukungmu apapun yang terjadi." jelas Namjoon panjang lebar.
Pristin mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Namjoon. Gelar leader memang sangat pantas untuk lelaki itu.
"Terima kasih." lirih Pristin.
Malam ini Pristin menghabiskan waktu dengan obrolan-obrolan bermakna dengan Namjoon ataupun Jungkook. Kedua lelaki itu tidak pernah lelah untuk menyemangati Pristin untuk lebih baik lagi. Sampai Anna kembali sangat larut, barulah mereka pulang.
Beberapa hari kemudian Pristin diperbolehkan untuk pulang. Namun gadis itu kembali ke rumah yang berbeda, bukan rumah yang sebelumnya ditinggali oleh mereka, melainkan rumah baru. Dan benar saja, saat ditanyai, Pay membeli rumah baru untuk ditinggali oleh mereka.
Anna dan Larry juga memutuskan untuk tinggal lebih lama di Korea.
Dan yang mengejutkannya. Apartemen Pristin kembali dipindahkan, kali ini dekat dengan perusahaan Pay. Alasannya tentu saja karena jaraknya tidak boleh jauh dari perusahaan.
Keadaan mental dan fisik Pristin sudah sepenuhnya sembuh total. Meskipun beberapa kali Pristin sedih atas meninggal ibunya, tapi kesedihannya selalu tertutupi oleh kehadiran orang-orang yang menyayanginya. Setidaknya Pristin sangat bersyukur untuk itu.
Setelah selesai dengan perpindahan barangnya, Pristin sekarang tinggal di apartemennya sendiri seperti biasa. Tidak lupa dengan keamanan yang dilakukan oleh Pay, namun tidak dengan Cha Eunwoo, lelaki itu kali ini kembali ke pekerjaan keamanan diperusahaan.
Jungkook mengatakan malam ini lelaki itu akan berkunjung. Tentu dengan alamat yang sudah Pristin berikan.
Dan Jungkook datang sekitar pukul 9 malam waktu Korea tentunya. Lelaki itu datang dengan pakaian yang sangat tertutup, alasannya karena yang pertama dingin, kedua melindungi diri dari fans dan ketiga karena melindungi diri dari kemungkinan virus yang sedang menyebar di Korea.
Pay sendiri sudah menyediakan suatu lemari yang dirancang khusus oleh perusahaannya, hanya khusus untuk Pristin. Sebuah lemari pembersih, cara kerjanya hanya menyimpan baju luar yang baru dikenakan untuk dibersihkan dari segala bakteri atau virus yang bisa saja menempel. Dan Jungkook menyimpan mantel hangatnya disana setelah sampai. Sebenarnya hanya untuk pakaian saja, bukan orang yang memakainya.
Saat ini keduanya sedang duduk bersama, menonton acara televisi dan melihat video BTS yang baru rilis.
Ditengah kegiatan menonton mereka, Pristin meraih tangan Jungkook yang ditato. Melihat secara detail sampai membuat Jungkook sendiri bingung dengan apa yang dilakukan oleh gadisnya.
"Kau kan sudah mengetahuinya." lirih Jungkook.
Pristin mengangguk. "Hanya ingin melihat saja. Oh ya, kenapa putihnya kulitmu berbeda ya dengan orang Korea?" tanya Pristin masih dengan kegiatan membalik telapak tangan Jungkook.
"Maksudmu?"
"Ya hanya saja, warna kulitmu sedikit berbeda. Putihnya seperti.... Hm, apa ya. Sedikit ke barat?"
"Barat? Iya kah?"
"Hanya pandanganku saja. Jika putihku ini memang blaster dari papa, memang sedikit merah, dan kau sama juga. Tapi lebih putih. Kalau orang Korea itu kan memang putih pucat, sedikit dari mereka yang merah. Bukan begitu?"
"Ya benar."
"Dan sebelumnya aku juga melihat salah satu akun fanbase yang memang membahas warna kulitmu."
"Sedetail itu mereka?"
"Tentu saja. Dan jangan lupakan bahwa kau selalu menjadi bayi bagi army. Karena itu perhatian mereka lebih kepadamu. Dalam artian lain tentunya."
Jungkook menatap Pristin. "Kenapa arah pembicaraanmu menjadi aneh?"
"Aneh? Tidak tuh."
Jungkook tersenyum. "Aku memang bayi bagi mereka, tapi bukankah bagimu tidak, hm?"
TBC
Bener loh, kemaren2 army pada bahas warna kulit Jeka yang agak bule, jadi gak sama kaya yang lain gitu. Kalo gak percaya bisa dicek sendiri kok, kulit Jeka beda sama abang2nya. Beda dikit sih, Jeka lebih ke putih bule kulitnya.
Sekian terima kasih:)
Baca work baru gue ye. Judulnya FONE, castnya Jungkook hwhw...
KAMU SEDANG MEMBACA
JJK??? [END]
Fiksi PenggemarRevisi + Update Fans yang nyamperin Idola? lah ini, Idola yang nyamperin Fansnya. Kepo? kuy baca, BAKU and NON BAKU....