58

1.2K 102 3
                                    

"Kau belajar dengan cepat, sayang. Kakek bangga denganmu." dengan penuh kasih sayang Larry mengelus rambut Pristin yang sedang berbaring dengan kepala berada di pangkuannya.

"Aku hanya mempelajari apa yang harus aku pelajari."

"Tentu, tetap seperti itu. Tetap menjadi diri sendiri dan pelajari apapun sesuai dengan kemampuanmu. Jangan pernah memaksakan suatu hal yang tidak bisa kau lakukan." Pay yang sedang mengurus berkas dimeja menimpali.

"Saat kau menikah nanti, jadilah istri yang baik dan ibu yang penuh kasih sayang kepada anakmu. Disisi lain jadilah orang tua yang tegas saat anakmu melakukan kesalahan. Contoh nenekmu, bagaimana dia mendidik papamu sehingga bisa menjadi seperti sekarang." Larry kembali berucap.

Pristin mengangguk. "Tapi rasa khawatirku tentang Jungkook masih terus menganggu."

"Tentang karirnya sebagai penyanyi?" Pay berhenti mengurus berkas dan menatap putri semata wayangnya yang masih berbaring.

"Nak, mau itu penyanyi, aktris, aktor, presiden sekalipun, mereka hanyalah manusia yang beruntung dengan kemampuan mereka sendiri. Tapi disisi lain mereka tetap laki-laki dan perempuan yang membutuhkan dukungan secara langsung dari orang yang mereka cintai. Mereka membutuhkan cinta dan rasa sayang dari orang itu. Sebagai contoh, jika kau tetap menjadi penggemar Jungkook, meskipun sesuka apa kau kepada idolamu, suatu saat nanti kau tetap akan melihat dia menikah dengan orang yang dia cintai. Dan sebagai penggemar, kau harus merasa bahagia jika idolamu bahagia, bukan? Seorang fans yang sudah dewasa tidak akan mempermasalahkan pernikahan idolanya."

"Papa percaya, jika Jungkook akan melindungimu nanti. Dia berkata kepada papa, dia rela karirnya berakhir jika itu diharuskan karena kewajibannya melindungimu sebagai orang yang dia sayang dan cintai. Kau anak papa satu-satunya, melihatmu menderita karena teror saja membuat papa hancur. Papa sudah mempercayai Jungkook dan kau juga harus bisa mempercayainya. Selagi kau sedang bersamanya, hanya dialah yang bisa kau percayai, bukan? Kau lupa? Selama apa hubungan kalian sampai sekarang, itu saja sudah secara tidak langsung membuktikan bahwa kau sudah percaya kepada Jungkook. Hanya saja pikiranmu terlalu rumit untuknya yang seorang penyanyi. Jika memang Jungkook jodohmu, dialah yang akan melindungimu saat papa tidak ada, sayang. Belajar dari sekarang, kehidupan itu tidak seterusnya mulus."

"Ada kalanya kebahagiaan akan perlahan hanyut dan muncullah sebuah masalah. Dan dari situ kau harus bisa kuat dan berani menyelesaikan masalah. Selesaikan dengan kepala dingin seperti apa yang kakek ajarkan. Nak, terkadang sebuah masalah didalam rumah tangga itu bisa saja menentukan masa kebahagiaanmu nanti."

Mendengar semua ucapan tersebut dari Pay dan Larry, pada akhirnya Pristin hanya bisa menangis tanpa mengatakan apapun. Semua yang Pay dan Larry katakan benar, Pristin harus belajar untuk percaya sepenuhnya kepada Jungkook yang sudah mempercayai dirinya. Pristin tidak boleh membuat kepercayaan orang-orang disekelilingnya hilang.

•••••

"Kau menangis?" Jungkook langsung memeriksa wajah Pristin saat kekasihnya itu membuka pintu. Mata merah dan bengkak Pristin langsung membuatnya panik.

Pristin menggeleng lalu membawa Jungkook duduk.

"Aku tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa apanya? Matamu merah seperti itu. Apa ada masalah?" Jungkook terus mengelus pipi Pristin.

"Aku hanya menangis karena sebuah ucapan dari papa dan kakek. Mereka membuatku sadar akan sesuatu. Jadi kau jangan khawatir, hm." Pristin meraih kedua tangan Jungkook yang sedang mengelus pipinya lalu menggenggamnya erat.

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang