60

1.2K 99 2
                                    

Dihari pemotretan. Anna dan Larry kembali ke Belanda untuk mengurus urusan disana agar dihari pernikahan cucunya mereka bisa kembali ke Korea.

Seperti yang dibayangkan. Disaat Jungkook melihat Pristin pertama kali memakai gaun yang berwarna hitam, lelaki itu bahkan tidak berkedip saat melihatnya.

Pristin hanya di make up seadanya karena keinginannya sendiri, namun hasilnya sangat memuaskan.

Lokasi pemotretan mereka dibagikan hutan yang dilindungi oleh pemerintah Korea, dengan segala rupa ijin, akhirnya mereka melakukan pemotretan disana. Bahkan member yang lain turut hadir dalam pemotretan karena adik mereka.

Semuanya benar-benar kagum dengan kecantikan Pristin. Gaun itu memang tidak terlalu mewah, namun dengan dipakai oleh Pristin, sepertinya semuanya terlihat cantik.

Pemotretan sesi pertama dengan serba hitam sudah selesai. Dilanjut dengan gaun pinknya, semuanya juga berganti pakaian dengan warna semi pink.

Penata background benar-benar berjasa pada pemotretan itu, bisa dilihat berbagai bunga serba pink dan hitam sudah disiapkan dengan baik dan sangat cantik. Semuanya menyatu dengan alam.

Lagi-lagi mereka terpukau oleh Pristin. Kali ini Pristin lebih terlihat lembut dengan gaun berwarna pink miliknya. Dan make up yang menyesuaikan juga tidak mengecewakan.

Seharian itu dihabiskan oleh mereka untuk pemotretan.

Setelah selesai, member BTS dan Pristin memutuskan untuk makan malam bersama ditempat yang sudah dicarikan oleh Sejin yang sudah dipastikan aman dan bersih dari virus.

Pesta daging menyambut mereka.

Sambil menunggu bahan makanan datang. Obrolan-obrolan seru menjadi teman mereka.

"Aku benar-benar masih tidak percaya Jungkook menikah." Hoseok berucap. Semua mengangguk setuju. Sedangkan Jungkook hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

Pristin? Gadis itu hanya bisa tersenyum malu mendengar ucapan-ucapan para member.

"Tapi, Pristin. Tantanganmu justru dimulai setelah menikah, bagaimana?" Namjoon tiba-tiba bertanya dan membuat semua pandangan menatap Pristin.

Pristin mengerti dengan pertanyaan Namjoon. Tentu saja menuju karir Jungkook yang sudah jelas menyibukkan empunya.

"Aku tidak masalah. Aku memang sadar jika menikah dengan Jungkook pasti tidak akan terus bersama dengannya. Pekerjaannya sudah pasti membuat Jungkook jarang bersamaku, tapi aku tidak masalah dengan itu. Sebelum aku seperti ini juga aku fans kalian dan aku tahu seperti apa kesibukan kalian. Aku hanya berharap Jungkook terus profesional dengan semuanya."

"Wah... Jungkook memang tidak salah mencari calon." Jimin langsung menimpali setelah Pristin selesai berbicara.

Namjoon mengangguk setuju.

"Aku akan membagi waktu sebaik mungkin." ucap Jungkook.

"Mulai dari sini. Kau akan menjadi seorang suami nanti, Jung. Bersikaplah sesuai keadaan dan situasi, hm. Jangan bersikap keras kepala, Pristin itu lebih muda darimu dan sudah pasti pola pikir kalian juga berbeda. Tapi jangan jadikan itu sebagai ancaman dalam hubungan kalian. Jika ada masalah, bicarakan baik-baik. Jika kalian sulit untuk berbicara, kita akan terbuka untuk keluh kesah kalian dan kita akan membantu sebisa mungkin. Pristin? Kau sudah memiliki semua kontak kita kan? Hubungi saja jika kau membutuhkan bantuan." memang tidak salah lagi, Namjoon memang seorang leader.

"Terima kasih." spontan Pristin dan Jungkook berucap lalu membuat para kakaknya langsung menggoda keduanya.

Obrolan-obrolan itu berlanjut sambil makan.

•••••

"Papa akan memberikan jabatan ini saat kau sudah menikah nanti. Sepertinya akan dibagi dengan Jungkook, tapi jika Jungkook tidak bisa karena pekerjaannya maka kau sepenuhnya mengambil alih." Pay berucap sambil berjalan bersama dengan Pristin menuju tempat produksi.

"Apa tidak masalah, pa?"

"Papa percaya kau sudah bisa memimpin perusahaan ini, sayang. Selama belajar, kau sudah bisa meningkatkan beberapa produksi meskipun situasi di Korea sendiri sedang sulit dan papa bangga dengan itu."

"Ah terima kasih."

Pay mengelus lembut rambut Pristin yang berjalan disampingnya. Anak gadisnya ini sudah dewasa dan siap untuk menikah, istrinya pasti turut bahagia melihat Pristin yang memiliki kemajuan pesat dalam pertumbuhannya.

Keduanya sampai diruangan produksi. Setelah menempelkan kartu, pintu terbuka. Mesin-mesin yang sedang berproduksi menyambut kedatangan keduanya.

Kyuhyun yang mengetahui kedatangan Pay dan Pristin langsung menghampiri.

"Apa sudah selesai contohnya?" tanya Pay.

"Sudah." Kyuhyun menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam kepada Pay.

Saat Pay membukanya, Lipstick Gun yang menjadi produksian perusahaannya sudah ada. Tentunya dengan tambahan yang barunya sudah lengkap.

"Tinggal uji coba jarak tembak, pak. Kalau untuk racun dan listrik sudah diuji kepada hewan dan tidak ada masalah."

"Bagaimana? Ingin mencobanya?" Pay melirik putrinya. Dengan senyum sumringah Pristin mengangguk.

Pristin, Pay dan Kyuhyun langsung pergi menuju ruangan khusus yang memang disediakan untuk uji coba alat. Ruangan itu saat ini sudah disiapkan untuk tembakan.

Pay memberikan Gun itu kepada Pristin. Pristin langsung memeriksa alat tersebut, membolak-balik dan memeriksa tombol untuk shoot. Dan juga terkejut dengan beratnya.

"Beratnya 1 kg tanpa alat bidik dan magazen, panjangnya 6 cm. Shoot automatic, one bullet one shoot. Jika cek sekarang sempurna maka jarak efektifnya 50 meter. Ruangan ini luasnya sama rata, jadi jika peluru sampai pada yang sudah dipusatkan, sudah dipastikan akan sampai kepada 50 meter. No sound." Kyuhyun menjelaskan.

Pristin mengangguk, sudah dipastikan dalamnya sangat rumit karena alat tersebut diunggulkan dalam shoot dibanding listrik jarak dekatnya. Tidak aneh beratnya sampai 1 kg dengan ukuran kecil.

Karena ini ukuran lipstik, Pristin membuka penutupnya lalu mengarahkan moncongnya ke arah papan yang jauh diujung ruangan.

Saat Pristin menekan tombol tersebut, peluru yang keluar terlihat bersinar lalu dengan sangat cepat melesat menembus papan disana. Tidak ada suara layaknya tembakan pistol, hanya ada seperti suara angin.

"Maka dinyatakan sempurna. Kekurangan yang belum bisa saya atasi itu saat memasukkan pelurunya yang dilapisi oleh racun harus hati-hati, jika menyentuh peluru itu, orang yang menyentuhnya harus langsung cuci tangan, tidak boleh menyentuh daerah wajah. Karena racunnya berbentuk serbuk halus." Kyuhyun kembali menjelaskan.

Pristin tentunya takjub dengan alat yang sedang ia genggam tersebut. Memang kecil namun mematikan.

"Bagaimana jika pelurunya dilapisi... Hm sesuatu yang bisa meleleh jika terkena air? Setidaknya orang yang menyentuh peluru ini bisa aman saat memasukkannya. Bagaimana?" Pristin menatap Kyuhyun sambil mengembalikkan Gun tersebut ke dalam kotaknya.

Pay turut menatap Kyuhyun. "Bagaimana? Kau sanggup? Kekurangan ini terlalu berat karena alat ini digunakan oleh negara." ucapnya.

Kyuhyun terlihat berpikir. "Baik, akan saya coba."

Setelah itu mereka kembali ke kegiatan masing-masing.

TBC

Jangan lupa vote komen ya 🤗

Btw udah 60 chapter aja... Gatau ya sampe chapter berapa ini work bertahan. Semoga aja masih bisa tamatin guenya.

JJK??? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang