5. Time Circle🍃

2.1K 183 19
                                    

"Jangan salahkan waktu dan situasi hanya karena kecerobohan yang sudah kau lakukan. Sekarang lakukan perbaikan di masa depan."
🕐


     El gusar, ia berpikir, apa yang sebenarnya ia lakukan di sana? Apakah keputusannya datang ke tempat itu sudah benar atau salah? Jika salah, siapapun tolong bawa El pulang. Jika kalian bertanya kenapa El seperti ini, maka jawabannya adalah, karena dia takut. El takut sesuatu yang lain dalam dirinya akan muncul tiba-tiba. Dia sama sekali tidak ingin. Sungguh.

Bukan seperti ini yang El inginkan, kendati demikian, tujuannya hanya ingin mengobati luka yang pernah tercipta dari yang ia dapatkan di masa lalu. Tidak pernah sedikitpun El menyalahkan takdir dari Allah, ia hanya membenci dirinya sendiri di saat dirinya lemah seperti ini. Tidak henti dirinya berdoa, berharap, supaya Allah selalu bersama dan menjadi penguat di saat ia tidak percaya pada siapapun, karena memang nyatanya hanya Allah saja yang selalu bisa di harapkan. Bisa kah ia benar-benar pulang detik ini juga?

“El!” seruan Rain menyadarkannya dari lamunan, juga ocehan hati tanpa henti yang baru saja El lakukan. Ia menatap Rain, memaksakan senyumnya sebisa mungkin.

“Kau baik-baik saja? Atau kau ingin kita pulang?” ucap Rain penuh kekhawatiran.

El menggeleng, senyum masih terbit di bibirnya. Dia akan meyakinkannya, walau itu berlawanan dengan dirinya sendiri, tapi apa boleh buat?

“Tidak Rain, kita akan menonton hingga akhir. Kau tidak perlu khawatir.” Rain masih menatap tak percaya.

“Benarkah? Kau pucat. Aku tidak tega melihatmu seperti ini.”

‘Tenanglah. Aku sungguh baik saat ini.”

“Baiklah. Tapi jika kau tidak kuat, katakan padaku. Setelah ini kita akan ke rumah kakek, jadi tidak perlu mencari penginapan. Bertahanlah semampumu, oke?” Rain menepuk-nepuk pundak sahabatnya.

“Iya-iya. Bukankah aku selalu menurut padamu putri chendani?” jawaban El membuat Rain seketika terkekeh. Lantas ia menyampirkan jaketnya pada El yang entah sejak kapan ia melepasnya.

“Jangan sampai kau masuk angin,” ucapnya dengan nada mengejek, tau saja jika El tidak kuat dengan hawa dingin, seperti saat ini contohnya, El sudah kedinginan, ia merasakan bibirnya sedikit bergetar.

Ia memakai jaket milik Rain untuk menghangatkan tubuhnya, sepertinya Rain sama sekali tidak kedinginan, apa karena ia terlalu bersemangat dengan penampilan dari Beststar itu? Apa memang mereka semenawan itu hingga membuat ribuan manusia tenggelam dalam pesonanya? Entah lah. El tak peduli. Dan tak ingin peduli.

☘☘☘

-At Hotel-

“Wah. Mereka masih seantusias dulu, bahkan sepertinya lebih,” ucap Hoseok, ia lantas melepas alas kakinya. Semua member kini berkumpul, mengistirahatkan diri.

“Kau benar. Hyung, aku jadi tambah semangat melihatnya,” sahut Jungkook, pemuda bergigi kelinci di sebelahnya. ‘The Golden Maknae.’ Hoseok mengangguk setuju dengan perkataan Jungkook tadi.

“Yah. Mereka memang sayap kita, bagaimana bisa kita terbang setinggi ini tanpa bantuan dari mereka, mustahil sekali.” Jin berkata sambil mengunyah camilan di tangannya. Dia bahkan hampir menghAbiskam lima bungkus snack untuk dirinya sendiri. 'Eat Jin' sekali.

“Eyy Jin, Hyung. Aku juga mau yang kau makan itu.” celetuk Jimin seraya mendekat ke arah Jin.

“Ambil sendiri sana.” Walau begitu, nyatanya Jin tetap menyerahkan makanan itu pada Jimin.

PRANG!

“Astaga!” Satu buah gelas terjatuh, dan pecah berkeping-keping . Kini semua pandangan tertuju pada salah satu di antara mereka, lelaki bersurai dark purple yang kini berwajah sendu, lelaki itu kini tengah menunduk menatap serpihan gelas kaca yang sudah hancur tersebut.

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang