"Lebih baik katakan kejujuranmu, sebelum tak ada waktu, hingga penyesalan menghampirimu."
🕰
Jika boleh dikatakan, Lee Jungkook itu adalah definisi dari kelinci berbulu serigala. Tahu artinya? Biar sedikit kujelaskan. Dari penampilan, pemuda Lee itu sudah mirip seperti sosok anggota militer, atau juga seorang CEO yang memiliki tubuh proporsional, wajah tampan, dengan poin tambahan yaitu talentanya. Namun, kita semua tahu jika dia tak lebih dari sosok yang masih seperti bocah usia tujuh tahun bagi kakak-kakaknya. Tentu saja, seperti saat ini contohnya. Berjingkrak-jingkrak di atas ranjang, yang disaksikan oleh para kakaknya. Tangannya mengepal, sambil meninju-ninjukan pada udara yang kosong, serupa anak kecil yang baru saja mendapatan mainan baru yang sangat ia inginkan.“Astaga! Astaga! Astaga! Aku akan memiliki saudara perempuan setelah ini?
“Jung! Jangan berteriak seperti anak kecil. Ya Tuhan!” Jin yang merasa tak enak ia menegur Jungkook, ia takut akan mengganggu Paman, dan Bibi Taehyung nanti.
“Aku tak peduli, Hyung! Aduh senangnya diriku bisa mengobrol dengan salah satu Mysta. Uh, senang sekali!” Kegaduhannya itu sampai mengundang decak sebal dari Yoongi yang sudah mengantuk sejak perbincangan dengan para orang tua tadi.
“Astaga! Kenapa dengan bocah itu? Berisik sekali,” celetuk Yoongi, ia lalu menyumpal telinganya dengan earplug miliknya.
“Jung kau seperti bayi jika kau tahu, mengacalah sana!” ucap Hoseok menimpali.
“Sini duduk! Jangan lompat-lompat di sana, bisa-bisa ranjangnya roboh!” Jimin gemas sekali, rasanya sampai ia ingin mencubit pipi Jungkook saja. Anak itu kadang sangat sulit diatur.
“Lee Jungkook! Turun atau kusiram air kau!” Jin merecoki Jungkook, sambil berdiri membuka botol minuman yang siap untuk di siramkan kapan saja.
“Hyung! Kau tak tahu betapa bahagianya diriku, sih!” Jungkook mengatur napasnya, merasa lelah, ia lantas segera duduk, dan menyambar botol yang dipegang Jin tadi, lalu meminumnya hingga tandas.
“Jadi kau bahagia di atas penderitaan orang lain?” tanya Namjoon memicing.
“Tentu saja tidak, Hyung. Ini adalah berita baik. El adalah gadis baik, tak banyak tingkah, senyumnya manis, ditambah dimple, juga gigi kelinci yang mirip sepertiku. Aw, gemas sekali aku, sebenarnya aku kasihan, dia harus terjebak dalam scandal ini, aku kan suka dengannya, aduh, bagaimana ya caranya agar dia tidak kesulitan. Apa aku ajak dia kabur saj—aduhhh!!! Hyung! Sakit kepalaku!”
“Jangan berisik kalau begitu. Aku ingin tidur, bocah!” kata Yoongi setelah melemparkan guling.
“Ekhem! Permisi.” Suara deheman terdengar dari ambang pintu, sehingga menghentikan perdebatan mereka. Afra berdiri, dengan membawa nampan berisi camilan, gadis itu meletakkannya di atas nakas kamar tempat mereka istirahat. Tapi, ternyata ia tak segera beranjak, melainkan berdiri mematung sambil mengingat-ingat sesuatu.
“Oh! Noona! Ada apa?” Suara Jungkook mengagetkan dirinya. Pemuda itu langung meloncat turun.
“Eh! Aku baru saja membuat camilan tadi, silahkan dimakan. Maaf mengganggu kalian.”
“Tentu saja tidak Afra-ya. Terima kasih camilannya, kami akan memakannya,” jawab Namjoon disusul senyum darinya.
“Sebenarnya aku ingin memanggil salah satu dari kalian untuk menemani Cetta—maksudku Taehyung, dia ingin berbicara dengan El, aku tak bisa menemaninya, setidaknya untuk saat ini. Apa bisa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...