19. Who is She?🍃

1K 97 7
                                    

"Inginku mengetahui segalanya darimu. Tapi ternyata aku hanyalah angin yang tak pernah terlihat. Sama sekali."
🌊


“Jadi, kalian sedang berkencan?” Pertanyaan Taehyung berhasil membuat Al ikut tersedak oleh makanannya. El memberi minum untuk sang adik. Sambil menyeka sedikit air mata yang tiba-tiba keluar, Al menjawab pertanyaan lelaki Shin di hadapannya itu ketus.

“Kenapa ingin tahu? Sepertinya itu bukan urusanmu, Tuan” El menyenggol lengan adiknya, sejak kapan Al memiliki perkataan sarkasme seperti itu? Dilihatnya Taehyung yang hanya tersenyum mendengar jawaban Al. Afra? Ia hanya diam tanpa mengucap apapun.

“Dia Al, adikku, Kak Afra pasti juga belum tahu. Dan maaf jika perkataannya tidak sopan tadi, ia tidak bermaksud.” Taehyung dan Afra mengangguk paham.

“Ah, pantas saja mirip sekali. Kupikir dia kekasihmu tadi,” balas Taehyung. El tersenyum kecil, itu membuat jantung Taehyung aneh 'lagi', kenapa berdetak cepat sekali? Apakah ia harus ke dokter setelah ini?

“Islam tidak mengajarkan kami untuk memiliki kekasih sebelum ada ikatan halal. Sudah dijelaskan dalam Al Qur'an. Dan tentu saja aku masih cukup sehat untuk tidak menjadikan adikku sebagai kekasihku.” Walaupun El menjawab terkesan santai, tapi tidak dengan Taehyung yang mendengarnya, ia cukup mencelos dengan perkataan El yang bijak dan tegas secara bersamaan.

“Maaf, aku tidak tahu.” Taehyung menyesali kalimatnya sebelumnya.

“Kenapa agama kalian tidak mengizinkan adanya ikatan sebelum pernikahan? Apa ada alasannya?” Taehyung bukanlah tipe yang sekali jawab langsung mengerti, ia harus mengorek informasi yang harus ia peroleh hingga dirinya benar-benar paham.

“Tentu saja ada. Bunda sudah memberi tahumu dulu. Apa kau lupa?” Taehyung menatap Afra menaikkan alis, apa benar ia dulu pernah diberi tahu oleh Bunda? Kenapa tidak ingat?

“El saja yang menjelaskan, kau tidak akan mendengarkanku nanti.” Afra menatap El lembut.

“Ide bagus! Mari jelaskan padaku Nona Fattih.” Taehyung tersenyum kelewat lebar, dibarengi dengan deheman keras oleh Al yang melihat tingkah Taehyung, seketika Taehyung mengerjab salah tingkah. El jadi canggung.

“Allah, Tuhan kami sudah menjelaskan di dalam kitabnya, yaitu pada surat Al Isra' ayat 32, yang bunyinya

وَلَاتَقْرَبُوا۟ٱلزِّنَىٰٓإِنَّهُۥكَانَفَٰحِشَةًوَسَآءَسَبِيلًا

Artinya adalah ‘Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.’

    Jadi segala hal yang berkaitan, atau yang bisa saja menjerumuskan kita kedalam zina, maka Allah melarangnya, termasuk berpacaran. Saat sepasang manusia melakukan status ini, mereka ada yang bisa sampai melakukan hal yang tidak-tidak, dari hanya menatap mata, pun itu sudah termasuk zina jika tidak segera menundukkan pandangan, lalu beralih berpegangan tangan, dan beralih ke hal-hal selanjutnya yang sama sekali tidak diperbolehkan untuk disentuh, kecuali untuk suami atau istrinya kelak yang sudah berjodoh dengannya.”

Taehyung serius mendengarkan, hingga ia tidak sadar jika El sudah selesai bicara. Afra menyenggol lengannya yang membuatnya mengerjab.

“Eh, iya, jadi begitu ya? Lalu bagaimana dengan orang yang akan menikah jika tidak berkencan dulu? Bagaimana mereka bisa saling mengenal?”

“Sebelum menikah, biasanya mereka melakukan ta'aruf atau perkenalan. Biasanya ta'aruf dijalani selama kurang lebih tiga bulan untuk saling mengenal, dan di dalam ta'aruf harus ada pihak lain yang menemani kedua calon mempelai, untuk menghindari zina juga.” Pertanyaan Taehyung dijawab oleh Al.

“Jadi, pada tahap itulah mereka bisa saling mengetahui seluk beluk masing-masing sebelum menikah, jika dirasa mereka tidak saling cocok, maka pihak ketiga atau ke empat, atau mereka sendiri bisa menyampaikan jika mereka tidak bisa melanjutkan hingga ke jenjang pernikahan.” Kali ini Afra yang menjawab. Taehyung mengangguk paham. Ia sedikit berpikir, lalu tersenyum tiba-tiba yang membuat tiga makhluk yang bersamanya kini menatapnya aneh.

“Jadi aku bisa langsung menikahi orang yang kusuka tanpa harus pacaran?” tanya Taehyung penuh binar.

“Te—tentu saja.” jawab El setengah gugup, ia kemudian menunduk menatap jari-jari tangannya yang lentik, juga, sejak tadi Al memperhatikan dirinya dan Taehyung bergantian, dan itu hanya disadari oleh Afra, 'sebenarnya ada apa?' itulah yang Afra pikirkan.

“Memangnya siapa yang kau suka?” selidik Afra.

“Ada. Seorang yang dengan melihat matanya saja hatiku terasa hangat.”

“Sepertinya itu adalah kalimat yang sama dengan beberapa tahun yang lalu. Jangan bilang kalau itu masih 'dia'.” Senyum cerah Taehyung seketika luntur, tergantikan dengan muka muram. Mereka menyadari perubahan Taehyung.

“Kenapa? Apa tidak boleh? Aku membuatnya hilang, itu salahku.” Taehyung menunduk dalam.

“Ya Allah, Cetta! Sudah kuberi tahu kau! Jangan terus-menerus menyiksa dirimu sendiri. Kau tidak salah! Itu memang sudah takdirnya” tegas Afra, saking tegasnya hingga membuat El berjingkat kaget, ia baru tahu sekarang akan sikap tegas Afra, sebelum-sebelumnya.

“Maaf. Aku sudah berusaha, tapi nyatanya masih belum bisa.” Afra memijat pelipisnya, ia tidak tahu jika Taehyung masih memikirkan masa lalunya begitu dalam.

“Kau hanya harus melakukannya lagi, karena hatimu terlanjur tertutup oleh perasaanmu yang berlebih. Kau harus bisa membuka hatimu, dengan atau tanpa dia!” kata Afra. Gadis itu menghela napas, lalu menoleh pada dua saudara di depannya.

“Maafkan kami. Kalian pasti tidak nyaman dengan pembicaraan kami. Kami akan pergi, maaf sudah mengganggu waktu kalian,” ucapnya. Ia berdiri, lalu menatap sepupunya yang menyusulnya beranjak. Taehyung membungkukkan bedannya pada El dan Al.

“Maafkan aku. Aku membuat kalian tidak nyaman. Terima kasih atas penjelasannya tadi. Itu sangat berarti bagiku.” El mengerjab hendak menjawab, namun didahulu Al.

“Tidak apa-apa, kami memaklumi. Itu sepertinya bukan masalah yang mudah, tapi kalian pasti bisa menyelesaikannya dengan baik,” balas Al.

“Kalau begitu kami pamit dulu, kalian bisa lanjutkan makannya. Assalamualaikum.” 

“Iya, Kak. Hati-hati di jalan. Waalaikumussalam,” jawab El bangkit, diikuti oleh Al. Sepergian mereka, kini Al dan El hanya diam mencerna apa yang baru saja mereka dengar.

“Kak?”

“Ada apa?” El menoleh setelah satu suapan berhasil ia kunyah.

“Kira-kira apa yang terjadi dengan seorang Shin Taehyung di masa lalunya?” tanya Al. El juga tidak tahu. Ia juga memikirkan hal yang sama dengan adiknya. Kira-kira apa yang dialami Taehyung dulu? Apa kekasihnya pergi begitu saja? Apa ia pernah menyakiti kekasihnya? Ada banyak sekali pertanyaan di beNaknya, dan kenapa ia ikut bingung dengan masalah orang lain? Bukankah ia sendiri punya masalah.

***

Assalamualaikum. Alhamdulillah. Jumpa lagi. 😊 Maaf baru up.

Ada saran atau komentar untuk cerita ini? Aku coba dengarin sebisa mungkin.😀 aku harap semoga ada hikmah di cerita ini, jika ada beberapa kata kasar atau buruk, itu hanya untuk mendukung kelangsungan cerita. Jadi maaf.😊
Terima kasih dukungannya.😀

Dan jangan lupa terus beri vote dan commentnya, oke? 😄
Jazakumullahu khayran.
Wassalamualaikum.

-alvinael-

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang