"Merah akan selalu mendominasi daripada abu-abu. Begitu pula dengan kebenaran, selalu yang terdepan apapun yang terjadi."
🐞
Acara makan-makan yang tegang itu sudah selesai, kini para orang tua sudah membicarakan perihal bisnis, dan menyuruh anak-anak mereka untuk pindah ke ruang keluarga saja. Bunda Afra sudah menyiapkan berbagai macam makanan ringan dari yang empuk hingga yang kriuk, jadi Afra juga Taehyung tidak perlu lama mencari. Tapi anehnya, bukannya segera menghambur mengambil camilan itu, mereka malah saling diam, canggung, mungkin itu yang terjadi. El dan Al jadi bingung, ia seperti terkucilkan, mengingat mereka adalah yang paling muda di sana. Hingga tak lama Afra membuka suara.“Kenapa hanya dilihat. Kalian boleh memakannya, jangan sungkan.” Tangannya merogoh toples yang dekat dengan dirinya, mengambil segenggam pop corn, dan menyodorkan pada Taehyung.
“Ya, ambilah. Anggab rumah kalian sendiri.'“ Entah apa yang ada di pikirannya, Taehyung seperti melupakan keterkejutannya tadi akan kehadiran orang-orang di depannya ini.
“Yeah, kurasa benar kata Afra Eonnie. Aku akan memakannya Eonnie. Sejak tadi aku tidak selera makan, mungkin muak dengan beberapa orang di sekitarku.” Hyebi tersenyum tenang, sambil tangannya ikut merogoh jajanan yang berbeda dari Afra, gadis bercadar itu menatapnya tajam, apa ia tidak bisa mengontrol perkataannya?
“Terima kasih, Kak Afra.” El ikut menyahut, berusaha mencairkan suasana. Adiknya tersenyum ke arah Afra yang terlihat melunak. Suasana sedikit mencair.
“Hanna, makanlah, jangan diam saja. Biasanya kau selalu heboh jika denganku.” Hanna hanya melotot dikatai seperti itu. Astaga, Taehyung ini mulutnya ingin sekali di plester. Pipi Hanna memerah menahan malu.
“Ah, bukankah Hanna-ssi juga ingin menang sendiri saat bersamamu dan kakakku, Oppa?” Pertanyaan Hyebi justru mirip dengan ejekan, membuat semua orang memandangnya aneh, terutama Taehyung, ternyata gadis ini lebih berani dari pada yang di pikirkan. Ia tidak terima sahabatnya diejek seperti itu.
“Park Hyebi! Sebenarnya apa maumu? Untuk apa kau datang ke sini, hah?” Taehyung bangkit dari duduknya, melontarkan beberapa kalimat sarkas. Hyebi menarik sudut bibirnya, tangannya ia lipat di depan dada.
“Kenapa? Apa kau terganggu Oppa? Aku ke sini hanya memenuhi undangan Pamanmu. Apa masih perlu kutunjukkan undangannya?” Taehyung mengepalkan tangannya, jika Afra tidak memegang lengannya, mungkin Taehyung sudah meledak saat itu.
“Taehyung, tenanglah.” Hanna berucap kelewat lembut, hingga menarik perhatian Hyebi tentunya. Gadis itu memicing menatap Hanna tidak suka, pikirannya melayang kemana-mana.
“Tolong kontrol ucapanmu Hyebi-ssi, di sini kau adalah tamu kami.” Afra tidak ingin memperkeruh suasana, ia hanya memberikan sedikit nasihat pada gadis yang lebih muda darinya.
“Sebenarnya aku ingin menjadi tamu yang baik, tapi, masihkah aku tenang saat orang yang telah menyakiti kakakku kini ada di depanku? Jika kalian jadi aku, apa kalian sanggub menerimanya? Apa kalian sanggub menghadapinya? Orang yang sama sekali merasa tak bersalah setelah menghilangkan kakakku, apa dia pantas untuk didiamkan?” Senyap. Tak ada suara, bahkan helaan napas pun terdengar sangat lirih. Rungu mereka baru saja mendengarkan kepahitan dari setiap kata yang dilontarkan oleh Hyebi. Semua orang terkejut, Al menggenggam tangan kakaknya dari samping, ia sudah was-was dengan kejadian seperti ini. Tatapan Hanna pada Taehyung sulit diartikan. Kini kepala Taehyung berkedut, panas menjalari hatinya, kepalan pada tangannya samakin menguat, air mata merembes jatuh bersamaan ucapan lirih yang keluar dari bibirnya gemetar. Afra tahu Taehyung sedang sangat tidak baik, ia ikut merasakannya. Afra juga sudah tahu mengenai masa lalu Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...