"Yang terlihat oleh mata memang tampak menawan, tapi tak semenakjubkan kelihatannya."
💎
Beststar kini berkeliling ke tempat wisata terdekat, dan jangan lupakan sosok gadis yang kini tengah bersama mereka, siapa lagi jika bukan Afra, itu pun ia karena paksaan Taehyung, yang beralibi jika ia sudah lupa letak-letak tempat wisata. Hari ini weekend, tentu saja jalanan lebih ramai dari biasanya, mereka harus ekstra hati-hati, para bodyguard sudah siap jika saja ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi.Sudah hampir satu jam mereka berkeliling, yang awalnya berpencar dengan bermodalkan petunjuk dari google maps, mereka akhirnya berkumpul untuk kembali ke rumah. Banyak sekali barang yang mereka beli tadi dari sebuah toko yang berisi panca indra Indonesia.
“Hyung, aku mau ke toilet dulu, Afra akan di sini bersama kalian, jangan kemana-mana,” ujar Taehyung.
“Aku ikut, di mana toiletnya, nanti kau hilang, Hyung.” Jungkook sudah melangkah maju, tapi dihentikan oleh Taaehyung dengan gelengan.
“Tidak-tidak. Kau di sini saja.”
“Aku juga ingin buang air kecil, Hyung, kau mau tanggung jawab kalau aku mengompol?” Tamparan ringan di pipi dirasakan oleh Jungkook dari Jimin yang membuat Jungkook cemberut akhirnya Taehyung menyetujui.
☘☘☘
Jungkook menunggu Taehyung tidak sabaran, pasalnya itu sudah hampir sepuluh menit mereka di sana. Kekhawatiran akhirnya menggerogotinya, dengan tergesa ia berlari masuk ke toilet umum itu. Pintu sebelah yang dimasuki Taehyung tadi sudah terbuka, tapi tidak ada seorang pun di sana. Ia berlari lagi keluar hingga menabrak seseorang berkostum serba hitam yang berlari. Awalnya Jungkook mengabaikannya, tapi setelah melihat sesuatu jatuh dari saku orang itu, akhirnya Jungkook mulai memperhatikan orang tadi.
Seketika matanya membulat setelah melihat benda yang terjatuh tak jauh darinya itu. Ponsel. Itu ponsel Taehyung.
“Kurang ajar!” umpat Jungkook yang ternyata kecolongan.
☘☘☘
“Sebenarnya kemana mereka pergi? Apa mereka sedang mandi?” Hoseok tak bisa diam dari tadi, ia kesal sekaligus khawatir jika terjadi apa-apa dengan mereka.
“Tenanglah, Hyung, mereka pasti baik-baik saja,” sahut Jimin. Tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang lari tergopoh-gopoh. Mereka bingung melihat pemuda yang baru tiba itu.
“Kenapa lari-lari, Jung?” Namjoon menghampiri Jungkook yang masih mengatur napasnya.
“Hyung! Taehyung hyung-”
“Taehyung kenapa Jungkook-ah?!” tanya Afra khawatir, ia juga terkejut dengan datangnya Jungkook yang terlihat kacau.
“Dia-dia diculik.” Kaki Afra seketika melemas, dia ambruk dengan lututnya sebagai tumpuan.
“Afra-ya!” Mereka ikut terduduk berniat membantu Afra, tapi gadis itu menolaknya.
“Aku sudah menduganya.” ucap gadis itu lirih. Jin mengernyit tak mengerti.
“Aku melihat seorang perempuan bersama beberapa orang, ia memakai pakaian seperti kalian, sangat tertutup. Aku juga sempat melihat si perempuan menatapku lekat, lalu ia kembali berjalan ke arah di mana Cetta dan Jungkook pergi.” Suaranya bergetar. Yoongi menghela.
“Firasatmu kenapa kuat sekali?”
“Ayo kita cari mereka!”
☘☘☘
Gelap, itulah yang netra lelaki itu dapati setelah matanya terbuka. Ia merasakan rahang dan perutnya sakit sekali. Dia diikat di sebuah kursi kayu, di mana sebenarnya dia.
“Astaga. Sakit sekali. Di mana aku?”
“Kau sudah sadar, Tuan. Kau lapar? Ini.” Seorang lelaki mendatanginya, membawa sebungkus roti yang dilempar di bawah kaki Taehyung, dia tidak terlihat kejam dari wajahnya, lalu siapa yang membuatnya luka-luka seperti itu. Taehyung mendongak, namun lehernya terasa sangat ngilu saat digerakkan, seketika, ia mengingat apa yang sudah terjadi beberapa jam yang lalu. Taehyung ingat, setelah keluar dari toilet kepalanya terasa dibentur dari belakang, ia ingin berteriak memanggil Jungkook yang ada di depan, tapi sebuah tangan berbalut kain justru membekapnya, ia mencoba memberontak, tapi hantaman di bibir dan perutnya terasa nyeri, hingga kesadarannya mulai mengabur.
“Kau yang menculikku? Untuk apa?” Taehyung memicingkan mata sambil menahan sakit.
“Itu bukan urusanku, Tuan, yang jelas aku sudah mendapatkan bayaranku,” balasan itu ia dapatkn dari pria tadi.
“Apa? Siapa yang menyuruhmu? Jawab aku keparat,” Teriak Taehyung akhirnya menggema.
“Kenapa kau tak bisa diam?” Lelaki itu mendekat, lalu menempelkan plester di mulut Taehyung, lalu beranjak pergi. Taehyung marah, ia berusaha melepaskan ikatannya. Dilihatnya meja di sebelah ia duduk terbuat dari kaca, sebuah ide muncul dari otaknya, ia sedikit demi sedikit menggeser kursinya hingga sampailah ia lebih dekat dengan meja itu. Ia menggesekkan tali yang mengikat tangannya itu pada meja berkaca yang ujungnya bersudut. Sedikit sulit, tapi akhirnya terlepas juga. Kedua tangannya sudah bebas dari tali, ia melepaskan ikatan pada kaki, dan plester di mulutnya. Taehyung meringis sendiri saat tak sengaja menekan bibirnya yang lebam akibat perkelahiannya tadi sebelum pingsan.
Taehyung berlari terseok-seok menuju pintu, beruntung sekali pintunya tidak di kunci, jadi ia dengan mudah keluar dari sana. Baru beberapa langkah dari sana, beberapa penjaga mengetahui dirinya yang kabur, Taehyung berlari lebih kencang lagi sambil memegangi perutnya.
“Hey kau. Berhenti!”
“Siapa yang mau berhenti jika dikejar penculik berwajah jelek seperti kalian. Kalian itu telalu jelek untuk menjadi seorang atlit lari tahu, jadi kalian saja yang berhenti!” teriak Taehyung kencang, padahal ia sedang dalam keadaan darurat, tapi tetap saja ia masih bisa bertingkah seperti itu.
“Kejar saja sampai ke Monas!” cetus Taehyung. Akhirnya pemuda itu berhasil belok di persimpangan gang, ia bersembunyi di semak-semak. Rungunya sudah tak mendengar langkah kaki yang mengejarnya, tapi ia mendengar perkelahian antara beberapa orang. Sedikit mengintip dari semak-semak, akhirnya ia melihat orang-orang yang mengejarnya tadi tengah berkelahi dengan seorang gadis misterius.
Siapa gadis itu? Kenapa berani sekali melawan empat orang laki-laki berbadan besar sendirian. Dia dengan mudahnya menangkis segala tendangan dan pukulan dari musuh-musuhnya. Dapat Taehyung lihat ke empat orang itu kalah dan berlari menjauh. Belum sempat Taehyung melihat dan berterima kasih, gadis itu sudah berlari menjauhinya tepat setelah kedatangan beberapa orang yang segera mengerubunginya.
“Cetta!!! Ya Allah, siapa sebenarnya yang melakukan ini!” Afra sedikit menyentuh luka di bibir Taehyung yang membuat lelaki itu meringis.
“Kami mengkhawatirkanmu, Tae. Maafkan kami yang tidak bisa menjagamu,” ucap Hoseok dengan wajah sayu.
“Aku tak apa. Ini tidak parah kok. Aku yang seharusnya minta maaf karena telah membuat kalian khawatir.” Tiba-tiba mereka mendengar isakan Jungkook.
“Maafkan aku, Hyung. Aku kehilangan dirimu tadi, maafkan aku.” Jungkook menunduk menyesal. Afra terdiam, lalu berdiri dan membantu Taehyung untuk berjalan.
“Bukan salahmu, Kook. Tenanglah,” sahut Taehyung.
“Sudah, ayo kembali, di sini tidak aman untuk kalian,” ajak Afra. Akhirnya mereka pulang, dengan Taehyung yang dipapah oleh kedua bodyguard mereka.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...