"Selalu ada kejutan di balik kisah. Ingatkan saja supaya tetap berhati-hati dalam melangkah."
👣
Kebingungan yang nyata tampak di sana, wajah cantiknya tidak bisa menyembunyikan raut bingung. Katakanlah saat ini dirinya tengah di pertontonkan sebuah film secara live di depan mata. Ia masih terbengong dengan pernyataan lawan bicaranya itu, bagaikan menjawab sebuah pertanyaan, gadis bertopi itu segera melepaskan aksesoris yang ia kenakan. Dan tepat setelah itu, semakin jelas pula kekagetan yang gadis berhijab rasakan. Ya Allah, dunia memang sempit sekali.
“Maafkan aku jika menakutimu. Aku tak bermaksud. Tolong rahasiakan ini,” ujarnya sepelan mungkin.
“Kenapa kau melakukan itu? Kenapa tiba-tiba datang dan menolongnya tadi? Bukankah kau mem—” tanya El.
“Ya. Mungkin itu yang kau lihat kemarin. Tapi aku memiliki alasan tersendiri.” Gadis itu kembali mengenakan masker dan topinya.
“Dan, apa itu?” El menatap manik bening sosok di depannya. Ia bahkan bisa melihat jika tatapan mata itu sendu, seperti tak ada semangat hidup di dalamnya.
“Itu kau akan tahu nanti. Sekarang pulanglah. Aku akan mengikutimu dari belakang”
“Aku bisa pulang sendiri!” cegah El tak terima.
“Dan orang-orang tadi akan menemukanmu? Tidak akan. Cepat!” Bagaikan diperintah oleh gurunya, El melangkah perlahan penuh kejengkelan. Dia kan bukan anak kecil lagi, apa-apan gadis itu, El sudah hapal ya, jalan di sana.
☘☘☘
Rasa bersalah sudah menyergapnya. Seharusnya besok ia masih duduk, sambil menikmati teh sore dengan keluarga, dan para member, tapi besok Taehyung malah harus pulang ke Korea Selatan, tempat kelahirannya.
Tolong ingatkan Taehyung untuk tidak larut dalam lamuanan, akibatnya ia rasakan sendiri sekarang, tangannya ketumpahan air teh yang masih panas miliknya. Ia mengibas-ngibaskan sambil meniup, untuk meredam panas dan perihnya.
“Hyung, kau di man—astaga, Hyung! Tanganmu!” pekikan tertahan dari seseorang yang berlari ke arahnya dan membuatnya terperanjat. Jungkook menghampirinya tergesa, duduk di samping Taehyung lalu memegang tangan lelaki Shin itu hati-hati.
“Ini hanya panas, Jung,” ujar Taehyung menarik tangannya.
“Tapi itu melepuh, Hyung. Sebentar.”
“Kau mau kemana?! Jangan buat geger!” teriak Taehyung saat Jungkook sudah berhasil masuk ke rumah. Hembusan napas terdengar darinya, anak itu memang keras kepala. Jungkook sudah sampai di ruang tengah di mana Afra berada di sana sambil memegang sebuah novel yang ia baca. Jungkook yang panik segera menghampirinya.
“Noona!” teriaknya membuat si gadis bertutup muka itu terlonjak. Ia menoleh dan mendapati Jungkook yang juga ikut terkejut karena teriakannya sendiri, ia hanya tidak menyangka bisa berteriak pada Afra. Astaga! Betapa malunya dia.
“Kau mengagetkanku, Lee Jungkook. Ada apa memangnya?” Jungkook segera menjawab petanyaan Afra, sambil menunjuk-nunjuk pintu menuju halaman belakang.
“Itu—Noona, itu. Taehyung Hyung tangannya tidak sama.” Afra menatap bingung dengan perkataan Jungkook. Jungkook sendiri memang panik saat itu, ia yang paling tidak bisa melihat orang lain kesakitan, tapi kepanikannya justru membuat orang lain bingung.
“Apa maksudnya tidak sama, Lee. Katakan dengan jelas.” desak Afra.
“Tangannya yang satu jadi melepuh, segini.” katanya sambil membuat bayangan di atas tangan kirinya.
“Apa?!” Afra berlari sambil melemparkan novelnya begitu saja di sofa tempatnya duduk tadi, dengan Jungkook yang mengikutinya dari belakang tergopoh-gopoh. Mereka melihat Taehyung yang masih meniup punggung tangannya. Afra berlari secepat mungkin menghampiri sepupunya.
“Ya Allah, Cetta! Kau kenapa? Ya Rabb. Tanganmu benar-benar melepuh, kau melamun lagi?” cerca Afra saat sudah di depannya sambil mengambil alih tangan Taehyung. Ia beralih menatap Jungkook yang masih berdiri menggigiti kuku jarinya cemas, bola matanya berputar khawatir.
“Jungkook-ah, tolong ambilkan kotak P3K di samping pintu dapur.”
“Oh—iya, Noona,” jawabnya sambil berlalu.
“Kenapa kau ceroboh sekali? Jangan terlalu banyak pikiran.” Di tatapnya Taehyung yang masih memandangi tangannya sedari tadi, ia masih terdiam, bingung untuk menanggapi apapun.
“Aku tak memikirkan apa-apa.” Afra menyentakkan kepalanya ke belakang jengah.
“Kau tak bisa membohongiku. Aku mohon padamu, untuk apapun yang terjadi, tolong jangan goyah, dan tetap berdiri, lakukan apa yang sekiranya kau mampu, hanya jangan menyiksa dirimu.” Taehyung menyadari jika Afra pasti akan menangis jika saja Jungkook tidak segera datang, jadi gadis itu berusaha menahan air matanya.
“Sudahlah, tidak apa-apa. Ini akan segera sembuh, Noona.” Jungkook tiba dan menyodorkan kotak obat-obatan itu.
“Noona, ini.”
“Terima kasih Jungkook-ah.” Taehyung meringis kesakitan saat Afra dengan telaten mengoleskan salep di sana, Jungkook saja ikut meringis melihat itu, seakan ia ikut merasakan sakitnya.
“Sudah, jangan sampai terkena air dulu. Dan jangan banyak ceroboh lagi.” Afra sudah berdiri untuk mengembalikan kotak itu, tapi Jungkook mencegahnya.
“Biar aku saja, Noona.
“Tidak biar aku saja, Jungkook-ah.”
“Tidak apa-apa, Noona. Sini”
“Tapi—”
“Noona—”
“Lebih baik kalian berdua kembalikan saja bersama sana! Malas sekali harus melihat kalian berdrama di sini.” Taehyung berdecak setelah mengucapkan kalimatnya. Bola mata Afra berputar sebal, Jungkook hanya terdiam menyembunyikan gelagat malu karena ucapan Taehyung.
“Sudah biar aku saja Jungkook-ah, sekalian aku mau ke dapur. Kau temani saja Taehyung.”
“Er, baiklah, Noona.” Setelah perginya Afra dari sana, Jungkook ikut duduk di samping Taehyung, mengamati luka di tangan itu.
“Hyung, masih sakit?
“Oh, tidak, hanya prih saja,” jawab Taehyung.
“Sama saja.” Taehyung terkekeh.
“Iya, Hyung. Aku akan lebih berhati-hati nanti.” Taehyung tersenyum kecut saat ia menjawabnya, ia harus kembali sebelum waktunya tiba. Kapan ia akan ke sini lagi? Kapan ia akan berkumpul dengan keluarganya ini? Apa ia juga masih bisa dipertemukan dengan sosok gadis El itu? Astaga, bahkan Taehyung menginginkan dirinya bisa bertemu dengan gadis pendiam. Apa ia bisa bertemu dengan El, yang membuatnya marasa tertarik? Dan Hanna? Apa sahabatnya masih akan tinggal lebih lama lagi di Indonesia? Lalu si gadis Park? Apa ia juga akan membuntutinya terus supaya Taeyung selalu merasa dihantui rasa bersalah setiap detiknya? Dan apa para penculik kemarin masih mencarinya? Untuk apa?
Apa semua itu akan terjadi? Ya Tuhan. Taehyung pusing, benar-benar pusing memikirkannya. Ia memilih untuk menjalani saja apa yang ditakdirkan oleh Tuhan padanya. Kalaupun ia sudah tidak sanggub, Tuhan pasti mengasihaninya, ia mencoba berpikir positif tentang itu. Yakin saja Tuhan tetap mencintainya, seberapa pun ia melakukan kesalahan
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...