"Nyatanya dunia ini kejam kawan. Tidak ada yang bisa kita harapkan dari kefanaannya. Kemana tujuanmu jika bukan Tuhan?"
☘
“Sebenarnya kalian itu niat kerja atau tidak?!” teriak manajer Sejin pada bodyguards Beststar. Mereka hanya hanya bisa tertunduk dan meminta maaf mendengar kemarahan Sejin. Mereka memang salah, karena kurangnya kewaspadaan, mengakibatkan Beststar celaka.“Maafkan kami, kami sungguh lengah,” ucap salah satunya.
“Kalian itu dibayar untuk kerja, bukan untuk bermain-main. Kemana kalian tadi sebenarnya, hah?” gertak sang manajer.
“Sebenarnya, saat kami mengikuti Taehyung-sii dan juga Jungkook-ssi, tapi kami justru di serang terlebih dahulu dari belakang, akhirnya kami pingsan, dan tidak tahu lagi kejadian selanjutnya. Kami sungguh menyesal.” Manajer Sejin memijat pelipisnya.
Namjoon belum bicara, ia masih terlalu terkejut dengan hal ini, ya memang Beststar sering dapat teror, dapat ancaman supaya mereka bubar, tapi untuk kasus ini sungguh keterlaluan, seharusnya semua itu sudah dilaporkan ke pihak berwajib, tapi urusannya akan lebih rumit, karena mereka tidak sedang di Negara sendiri.
“Aku akan segera mengurus kepulangan kalian Namjoon-ah. Beritahu mereka untuk packing. Tapi pastikan Taehyung sudah baik-baik saja” Namjoon mengangguk patuh. Sepeninggalan sang manajer, juga para pengawalnya, Namjoon mengusap wajahnya gusar, Taehyung pasti akan sangat trauma dengan itu semua.
“Astaga. Apa yang harus kulakukan, Tuhan?”
☘☘☘
“Hyung. Apa yang dikatakan Sejin Hyung tadi?”
“Dia akan mengurus kepulangan kita. Kalian berkemas saja dulu. Aku akan menunggu Taehyung.” Jimin akhirnya mengerti, lalu keluar dari kamar Taehyung, diikuti yang lain, mereka tampak lesu sekali. Namjoon mendekat ke kasur, di mana Taehyung sedang berbaring di sana. Ia menunduk menyesal. Selama ini ia selalu berusaha untuk menjadi pemimpim yang baik, tapi kini ia juga lengah, sungguh ia sangat menyesal.
☘☘☘
Taehyung baru saja menghubungi Hanna, ia menyampaikan jika belum bisa menemui gadis itu. Awalnya Hanna bertanya apakah Taehyung sakit, tapi pemuda itu menjawab jika dia sedikit sibuk dan tak bisa keluar, beruntung sekali gadis itu percaya. Suara ketukan pintu menyadarkan lamunan seorang Shin Taehyung. Afra masuk membawa nampan berada di tangannya, dan diletakkan di samping Taehyung.
“Kau sudah merasa baik?” Taehyung mengangguk sambil meraih gelas berisi air putih.
“Kau bisa lihat sendiri, Noona.” Afra mendengus jengkel.
“Mana bisa hanya dengan melihat bisa menyimpulkan keadaan seseorang. Kau ini!” Taehyung terkikik melihat sepupunya itu sewot.
“Makanlah? Setelah itu minum obatnya. Aku akan membereskan barang-barangmu.” Tiba-tiba Taehyung tersedak minumannya sendiri.
“Ja-jadi kau sudah tahu?” Afra mengangguk kecil, berdiri melangkah mendekati almari kayu yang menjulang tinggi, membuka pintu dan mengeluarkan beberapa isinya.
“Ya Cetta, Namjoon sudah memberitahuku juga ayah dan bunda. Kau jangan khawatir,” ucap Afra tersenyum mengerti. Taehyung meletakkan kembali gelasnya di nampan, tenggorokannya tiba-tiba terasa tercekat, sulit bicara, seperti ada yang terhambat di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...