17. Remembrance 🍃

1.2K 112 19
                                    

"Masalah terbesar adalah, ketika kau terjebak di dalamnya, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa."
🐰


  Apa benar yang bertemu dengannya kemarin sore itu seorang Shin Taehyung? Anggota boy grup asal Korea Selatan yang tengah melejit itu? Dan satu lagi, ternyata dia masih bersaudara dengan teman satu organisasinya dulu.

“Ya Allah. Ternyata dunia ini sempit sekali.” Selesai makan malam, ia membereskan semuanya bersama Umi. Al kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas, Abi duduk di ruang keluarga dengan segelas kopi jahe di hadapannya, tak lupa sebuah buku sebagai bahan bacaan. Besok ada kelas tambahan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Ia ingin sekali bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Setiap pelajaran itu, El selalu memperhatikan dengan baik, bukan prioritas sebenarnya, tapi ia ingin saja menguasainya.

“Umi. Besok El ada kelas tambahan, jadi pulangnya agak sore, El minta izin.” Tangannya bergerak mencuci piring, sesekali menatap ke arah Uminya yang sedang menata peralatan dapur.

“Iya, Sayang.” Selesai acara bantu-membantu, El masuk ke kamarnya, tapi belum sampai membuka pintu, rupanya pintu kamar Al juga sedikit terbuka, ia melihat aNak itu duduk di atas ranjang sambil menatap layar lapotop miliknya. Sang kakak mengetuk,    membuatnya menoleh, dan menyuruh kakaknya masuk. Walaupun Al seorang remaja laki-laki, ia tidak seperti teman-temannya yang lain, di mana kebanyakan aNak remaja sekarang mainannya adalah balapan, nongkrong-nongkrong tidak jelas, pulang selalu larut malam tanpa ada alasan yang jelas, Al lebih memilih diam di rumah. Melakukan sesuatu yang bermanfaat di rumah, misalkan saja ia sangat suka bercocok tanam di kebun belakang rumahnya, sesekali ia juga membuat rumah bunga bersama El, karena keduanya sama-sama menyukai bunga, ia suka bertanam, lalu jika ada yang bisa dimanfaatkan, ia dan El akan mengolahnya. Tapi tidak bisa dipungkiri juga jika Al adalah seorang aNak 'remaja' laki-laki, play station adalah kegemarannya.

Sesekali Al juga berkumpul dengan beberapa tetangganya untuk menjalin tali silaturahim. Tapi, meskipun begitu, Al juga bukan aNak culun yang selalu membawa buku dan memakai kaca mata kemana-mana. Di sekolah ia dikenal sebagai sosok yang cukup famous. Selain pintar dan berbakat, ia juga sosok aNak laki-laki yang rupawan, tapi ia juga sedikit dingin. Ia bukan aNak sombong, mana mungkin anak sombong mau berbagi ilmu dengan temannya.

“Kau sedang nonton apa?” El duduk di samping Al. Meraih guling bergambar tokoh batman.”

“Apa lagi, kak,” jawab Al meringis. Oh ya, dan ada yang perlu kalian tahu, ia sangat menyukai mata pelajaran IPA, apa lagi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu ilmiah, Shinia, dan semacamnya. Jadi jangan terkejut jika di kamarnya ada beberapa peralatan-peralatan yang bersangkutan dengan pelajaran IPA. Bahkan kamarnya pun di desain sedemikian rupa, dengan langit-langit penuh bintang dan galaksinya.

‘Kau tidak pusing dengan itu? Aku saja pusing mendengar penjelasannya, apa lagi mempraktikan.” El memutar bola matanya sejenak, dan adiknya malah terkekeh.

“Kenapa pusing, jika kita suka sesuatu kita pasti bisa menerima segala hal yang bersangkutan bukan? Bukankah kakak yang sering mengucapkan kalimat itu?”

“Baiklah, baik. Aku mengalah.” Al kembali dibuat tertawa. El hanya melirik sekilas laptop yang kini menampilkan materi-materi yang begitu ia pahami.

“Lebih baik temani kakak keluar sebentar. Mau kan? Harus mau lah!”

“Kak El bertanya atau merampok? Kok maksa. Memang mau kemana?” tanya Al. Jarinya bergerak mematikan laptop, ia munutup benda itu, lalu diletakkan di atas meja.

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang