16. More 🍃

1.2K 119 8
                                    

"I see you again today. In the street where is full of flowers. Can I capture you in my mind?"

'Scenery-BTS V'
🌹

   

 

El keluar dari gerbang sekolah, setelah mendapat pengumumam jika minggu depan akan diadakan simulasi untuk yang terakhir kalinya. Tanpa menyiakan waktu yang baginya sangat berharga, El melangkah mengambil sepedanya di parkiran, ia mengayuhnya sesuai tujuan yang tak lain adalah perpustakaan. Yah, dari pada membuang-buang waktu untuk berfoya-foya, El lebih memilih menghabiskan sisa waktunya di dalam perpustakaan favoritnya. Selain tempatnya yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan taman, petugas perpustakaan juga sangat ramah-ramah pada pengunjungnya.

Jangan berpikir jika El adalah gadis yang sangat pintar dengan nilai sempurna di setiap pelajarannya. Big no! El juga manusia yang pasti memiliki kekurangan. Tapi El juga bukan gadis yang bodoh, ia pintar, tapi tidak sepintar Gilang dan Rain tentunya. Dua sejoli itu selalu memperebutkan peringkat di kelasnya, tanpa kecurangan yang pasti. Ia sudah berusaha, El sudah berusaha semampu mungkin dalam setiap pelajaran, walaupun tidak memiliki nilai yang sempurna pada pelajaran seperti matematika atau IPA, tapi ia bersyukur karena nilai dalam bidang agamanya hampir mencapai titik sempurna. Ia juga tidak jarang mengikuti olimpiade bertema keagamaan. Terakhir kali ia mengikuti lomba yaitu pada satu bulan yang lalu, di mana lomba tersebut adalah melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan tartil, dan jika mampu bisa disertai dengan lagu yang etis untuk didengar.

El yang masih berjalan, terkejut saat seseorang menghentikan langkahnya. Ia tidak tahu pasti siapa lelaki di depannya saat ini. Yang jelas ia dibuat terbelalak dengan tingkahnya yang menurut El sangat tiba-tiba. Bagaimana tidak, lelaki itu sudah membuat El berhenti melangkah hingga membuatnya bingung, dan sekarang El lebih dikejutkan lagi dengan perbuatannya yang sedang berjongkok dengan menunduk, lalu mengikat tali sepatu sebelah kanan yang dipakai oleh El saat ini.

El sungguh tidak sadar jika tali sepatunya terlepas, pantas saja sejak tadi jalannya terasa tidak seimbang dan ganjal, ternyata itu sebabnya. Belum selesai lelaki itu mengikat, El sudah buru-buru menarik paksa kakinya, lantas membuat lelaki itu berdiri, menyejajarkan diri didepan El, gadis itu mundur beberapa langkah untuk menghindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ia menunduk dalam-dalam, tapi lelaki itu terus saja menatap El, dan diam-diam tersenyum geli bercampur senang.

“Selamat sore, Nona Fattih!” El terbelalak, bagaimana orang asing ini tahu namanya? Nada bahasa Indonesianya juga cukup aneh. Bahkan saat El tidak sengaja menatap kedua mata hazel nut milik lelaki itu, El bisa melihatnya jika dia sedang tersenyum lebar.

“Maaf, anda siapa?” Lelaki itu justruterbahak, entah apa yang lucu. Lantas menatap tali sepatu El yang belum selesai ia ikat tadi.

“Tolong ikat tali sepatumu dulu. Dan kita bisa berkenalan, kata orang jika tidak kenal, maka tidak sayang, jadi mari berkenalan lebih baik lagi, siapa tahu jadi sayang.” Oh Tuhan, jika membenturkan kepala ke dinding toko di seberang sana adalah sesuatu yang tidak menyakitkan, maka El sudah pasti melakukannya sedari tadi, tapi ia masih cukup sehat untuk melakukan itu.

Tanpa berkata apa-apa, El segera berjongkok dan mengikat tali sepatunya sendiri, lalu kembali tegap saat dirasa sudah kencang ia menalikannya.

“Terima kasih sudah mengingatkan. Permisi.” El akan beranjak, sebelum suara familiar kembali menghentikan langkahnya.

    “Ya! Cetta Shin! Kau kemana saja. Aku mencarimu, membuat lututku pegal saja.” El menoleh, dan dugaannya ternyata benar. El melihat seorang gadis bercadar abu-abu tengah berdiri di depan lelaki tadi, tangannya berkacak pinggang, sambil menetralkan deru napasnya, seperti orang yang baru saja lomba lari.

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang