4. Hurt, Hate, and Love🍃

2.4K 203 8
                                    

"Halo luka. Selamat. Kini kau berhasil kembali dan kembali berhasil meningkatkan levelmu."
💔

     “El! Kau sudah selesai atau belum? Ayo cepat, taksinya sudah sampai,” panggil Rain dari arah ruang tamu. El bergegas keluar.

“Iya, aku sudah selesai.” Ia segera pamit pada Abi dan Uminya. Beruntung ia mendapat izin oleh keduanya. Kalau tidak, ia akan mendengar rengekan Rain seharian.

☘☘☘

Mereka berdua sudah  berada dalam taksi, menuju tempat konser yang masih lima belas menit lagi tibanya. Ya. Hari ini adalah hari di mana Beststar akan mengadakan konser, lalu disusul dengan kegiatan selanjutnya. Beruntung mereka dalam masa liburan sekolah. Ya mereka baru saja melaksanakan Ujian  Negara. Jadi tidak perlu khawatir tentang bagaimana jika tertinggal pelajaran nanti. Toh, sudah tidak ada pelajaran lagi setelah ujian, kecuali jika ingin melanjutkan kuliah, dan itu pun masih lama juga. Rain melirik El yang hanya membawa ransel kecil berisi beberapa pakaian, sedangkan dirinya kini mengenakan ransel berukuran besar.

“Hey El. Apa kau tidak membawa hadiah untuk mereka?” tegur Rain. El mengernyit, ia hanya ingin mengantar sahabatnya itu, dan kenapa ia harus membawa hadiah?

“Kenapa? Aku hanya ingin menemanimu saja. Hanya ingin duduk saja.” Rain memutar bola matanya jengah, ia benar-benar tidak hAbis pikir dengan El, bisa-bisanya ia sesantai itu, padahal ini  kesempatan emas untuk bisa bertemu dan bertegur sapa dengan mereka bukan?

“Kau ini? Mana bisa begitu. Kupikir kau akan antusias, tapi kini malah tidak membawa apa-apa.” El hanya tersenyum menanggapi perkataan Rain. Ia tidak berbohong, nyatanya El memang tidak membawa hadiah apapun untuk di berikan pada mereka. Tujuan El jika sudah sampai di sana nanti ya hanya akan duduk, tenang, dan tidak mengusik orang lain.

“Maaf, Nak, apakah kalian akan ke tempat konser artis Korea itu?” tanya pak sopir yang membuat kedua gadis itu mengernyit dan kagum dalam waktu yang sama. Bagaimana bisa bapak ini tahu? Bukannya meremehkan, tapi apakah bapak ini juga seorang Mysta? Langka bukan? Melihat perawakannya yang sudah sekitar kepala lima itu.

Tiba-tiba pak sopir itu terkekeh. “Saya tua-tua begini juga penggemar mereka, loh. Memangnya siapa yang tak mengenal mereka?” Jawabnya seakan tahu apa yang ada di pikiran dua gadis di belakangnya.

“Wah. Bapak juga ingin menonton konser mereka kalau begitu!?” tanya Rain antusias, sambil sesekali menatap jalanan yang tampak kian ramai dibanding biasanya. Mobil berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Banyak sekali pengendara lalu lalang. Ternyata mayoritas yang berhenti di sekitar mereka saat ini adalah para gadis. Kebanyakan mengenakan hoodie dan membawa barang-barang yang Rain ketahui ada boneka Tata menggantung di tas salah seorang gadis. Mungkin mereka juga akan datang ke konser Beststar hari ini.

“Bapak juga bekerja di sana, jadi bisa sekalian menonton.” Bapak itu terkekeh, dan menular pada si dua gadis yang mendengarnya.

☘☘☘

Lima belas menit lebih sudah berlalu, karena jalanan begitu ramai dan ada sedikit kemacetan. Setelah membayar taksi, El dan Rain segera turun.

“Terima kasih, pak, sudah mengantar kami, bapak juga ingin masuk sekarang?” tanya El.

“Sama-sama. Bapak akan masuk nanti saja.” balas beliau ramah.

“Oh, boleh saya minta tolong Nak?” sambung bapak itu. Keduanya mengangguk.

“Em. Sebenarnya anak saya juga bekerja di sana. Tapi dia kurang setuju jika saya ikut mebantunya, bisakah kalian sampaikan ini kepadanya?” Pria paruh baya itu memberikan sebuah amplop coklat tanpa tertera keterangan di atasnya. El dan Rain tentu saya kebingungan, tapi mereka tetap menerimanya.

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang